Part 31

233 12 0
                                    


"Yang modal bacot bakal kalah sama yang tiba-tiba didepan rumah."

  "Dir ngapain lo sendirian disini?" Mario menghampiri Andira yang sedang duduk sendirian di pinggir lapangan.

  "Nunggu Alika ganti baju, lama banget." Andira mengipas dirinya menggunakan tangan.

  "Panas ya? Mau gue kipasin?" Tanya Mario yang sedang memegang buku tulis.

  "Boleh." Andira tersenyum.

   Mario duduk disamping Andira lalu mulai mengipasi Andira menggunakan bukunya.

  "Gila adem banget!" Andira tersenyum senang.

   Jujur, Mario sangat senang ketika Andira tersenyum seperti ini.

  "Yo, kenapa ya gue ngerasa bahagia akhir-akhir ini." Andira tersenyum.

  "Karna ada gue disini." Jawab Mario asal.

  "Manaada!" Andira menoyor kepala Mario.

  "Pasti karna cowok itu ya?" Selidik Mario.

   Andira nampak tersenyum sebentar lalu memasang wajah biasa kembali. "Nggak ah."

  "Ah masa?" Goda Mario.

   Andira menahan senyum yang sedaritadi ingin ia tunjukkan kepada Mario.

  "Eh Dir," Mario berdiri dari duduknya. "Gue kekelas dulu ya, guru gue udah masuk keknya ." Mario langsung berlari.

  "Lari buruan!" Teriak Andira sambil tersenyum.

Tak lama dari itu, Alika datang sambil membawa sebotol air mineral.

"Tumben baik." Andira tersenyum sambil menerima air mineral yang Alika berikan.

"Gue ngerasa hampa semenjak Roy pindah." Ucap Alika sambil membuka tutup botol air mineralnya.

"Ha? Roy pindah? Sejak kapan?" Tanya Andira kaget.

"Lo inget nggak di kelas pas Roy ngegodain lo?" Tanya Alika.

Andira tampak mengingat sesuatu.

"Kalo lo inget, 3 hari dari hari itu dia pindah karna katanya nyokapnya pindah ke Inggris."

"Pantes gue gak pernah liat dia lagi." Andira membuka tutup botol air mineralnya.

"Awalnya gue biasa aja, tapi kenapa gue sekarang ngerasa kehilangan ya? Padahal kan di brengsek, tapi kenapa gue tetep sayang sampe sekarang? Gue bego nggak sih?" Alika menatap Andira meminta jawaban.

"Lo nggak bego sih, yang bego tuh Alika." Andira meneguk sedikit air mineralnya.

"Sama aja!" Alika memutar bola matanya.

"Gue kira lo udah ngelupain Roy."

"Tadinya sempet lupa cuma nggak tau kenapa makin kesini makin inget gimana perlakuan spesial dia dulu ke gue."

"Udalah Ka, dia nggak baik buat lo."

"Ah kenapa jadi bahas Roy sih?" Tiba-tiba Alika menjadi sebal.

"Ih nggak tau, lo duluan yang bahas."

"Cariin gue cowok kek biar bisa lupain Roy." Alika menggoyangkan bahu Andira.

"Dikira gue punya gudang cowok apa?" Andira berdiri dari duduknya.

"Yaa siapa tau lo punya kenalan gitu, tapi anak baik-baik." Alika tersenyum.

"Gaada, pacaran sama Dodit aja sono! Kan baik tuh." Andira tertawa.

  //

  "Ka, gue balik ya!" Andira melambai kepada Alika di depan gerbang sekolah.

  "Tiati! Jangan kebanyakan main, inget senin ulangan!" Sahut Alika.

   Andira mengangguk sambil mengacungkan jempol lalu berlari kecil menuju Ari.

  "Sekolah lo pulang jam berapa sih? Kok gapernah telat jemput gue?" Tanya Andira heran.

  "Udah buruan naik." Ucap Ari.

   Andira mendengus.

   Sesampainya dirumah, Andira turun dari motor Ari lalu menatap Ari sebentar.

  "Apa?" Tanya Ari.

  "Nggak, pengen liat muka lo aja sebelum lo pulang." Andira tersenyum.

   Ari yang degdegan bisa bersembunyi di balik muka datarnya. Ia melepas helm fullfacenya lalu turun dari motornya.

  "Nunduk deh." Ucap Andira.

   Ari menunduk. Andira berjinjit untuk membereskan rambut Ari yang sedikit berantakan.

  "Kan kalo gini lucu." Andira tersenyum senang.

   Entah kenapa Ari ingin sekali memeluk Andira yang terlihat sangat menggemaskan hari ini.

  "Apa gue jatuh cinta ya sama Ari?" Batin Andira.

  "Udah?" Tanya Ari datar sambil menyembunyikan perasaan senangnya.

  "Udah, hati-hati ya pulangnya!" Andira menggigit bibir dalamnya lalu berbalik untuk masuk ke rumah.

   Ari membuang napasnya. Bisa jantungan Ari jika Andira memperlakukannya seperti tadi setiap hari.

   //

   Tengah malam, Andira terbangun dari tidurnya. Ia melihat jam dengan matanya yang belum terbuka sepenuhnya. Ia mengambil handphone lalu menelpon Ari. Entah kenapa dirinya sangat ingin menelpon Ari.

  "Queen?" Tanya Ari disebrang sana.

  "Dimana?" Tanya Andira yang khas suara orang baru bangun tidur.

  "Diluar, kenapa?"

  "Nggak." Andira memutuskan panggilan sepihak lalu tidur kembali.

   Ari yang bingung langsung mengambil jaketnya lalu pamit kepada semua temannya untuk pulang terlebih dahulu.

  "Tumben lo balik cepet?" Tanya seseorang.

  "Ada urusan." Ari berlari ke motornya.

   Sesampainya di rumah Andira, Ari menelponnya berkali-kali namun tak ada jawaban.

  "Kemana sih?" Ari memencet bel rumah Andira dan butuh waktu lama ia menunggu seseorang membukakan pintu rumah Andira.

  "Siapa sih?" Andira membuka pintu rumahnya sambil mengucek matanya.

   Ari terpaku menatap Andira yang sangat lucu.

  "Ari? Ngapain lo disini?" Tanya Andira kaget.

  "Selamat tidur." Ari mengacak rambut Andira lalu berjalan ke motornya.

   Andira yang masih ngantuk masuk lagi ke dalam lalu mengunci pintunya.

  "Untung sayang." Ari memakai helm full facenya lalu pergi dari sana.

ANDIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang