Part 23

247 9 0
                                    


"Allah punya banyak cara buat persatuin lo sama orang yang tepat."

Sepulang sekolah, Andira dan Alika pergi ke cafe di dekat sekolah mereka menggunakan mobil masing-masing.

"Dir, lo mau makan apa?" Tanya Alika ketika melihat Andira melamun.

"Ha? Apa?" Tanya Andira .

"Lo mau makan apa?" Tanya Alika lagi.

"Ikut lo aja." Ucap Andira.

Alika mengangguk lalu berbicara kepada pelayan.

"Di sini, gue bilang ke Adit tentang keluarga gue." Andira melihat sekeliling cafe.

Alika mengangguk mengerti.

"Dan disini juga Adit ninggalin gue buat pertama kalinya." Ucap Andira sambil tertawa hambar menertawakan dirinya yang sangat bodoh dan sangat kehilangan.

"Allah punya banyak cara buat persatuin lo sama orang yang tepat. Dan itu bukan Adit." Ucap Alika.

Andira tersadar dan mengangguk.

"Gue ngerasa sakit, gue ngerasa kehilangan, gue juga gak siap buat bener bener putus sama Adit." Ucap Andira.

"Bego sama tolol tuh apa bedanya sih Dir?" Tanya Alika.

"Bego tuh lo, tolol tuh Alika." Andira tertawa sambil menoyor Alika.

"Sama aja gue!" Kesal Alika.

Tak lama dari itu, makanan datang. Mereka berdua menikmati makanan tersebut sampai segerombolan cowok memakai jaket hitam masuk ke cafe dengan sangat berisik.

"Berisik banget sih." Dumel Alika.

Andira berbalik untuk melihat segerombolan orang tersebut. Ia menemukan satu orang yang tak asing baginya.

"Udah Dir, biarin aja." Ucap Alika. Ia melanjutkan makannya.

Andira masih bingung sekaligus penasaran. Apa pengelihatannya bermasalah?

"Dir, gak usah di liatin." Ucap Alika ketika ia sadar bahwa Andira masih memperhatikan segerombolan tersebut.

Andira berdiri dari duduknya. Ia menatap cowok yang duduk berjarak tak jauh darinya. Dia Arion, namun penampilannya tidak culun. Andira Akui. Arion sangat tampan. Kemarinpun Ari tampan, namun karna penampilannya yang culun, Andira keburu kesal dengan Arion.

"Dir, nggwak uwsah dwi urwusin." Ucap Alika sambil mengunyah.

"Tunggu di sini." Ucap Andira. Ia berjalan untuk menghampiri Arion.

"Arion." Panggil Andira.

Semua cowok yang duduk di situ terdiam dan pandangannya tertuju pada Andira.

Arion menoleh dan menemukan Andira yang sedang berdiri.

"Ciw ciw, ternyata Ari nggak homo ya." Ucap seseorang.

Arion berdiri dari duduknya lalu menghampiri Andira.

"Ri, kenalin gue dong."

"Cakep banget!"

"Di datengin bidadariii!"

Begitulah kira-kita celetukan dari gerombolan tersebut.

"Lo tuh sebenernya apa sih?" Tanya Andira. Ia memperhatikan Arion dari ujung kepala hingga ujung kaki. Rambutnya acak-acakan namun terkesan keren, bajunya tidak dimasukkan kedalam celana, tak Ada dasi, dan celana abu-abu yang lututnya sobek.

ANDIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang