Part 16

2.9K 174 15
                                    

Thank you buat para pembaca yang masih antusias sama cerita gaje ini.. Jujur aja ini ff pertama yang ditulis dan juga tulisan pertama dari iamfangirlfriend yang berani di post.. (penulisnya pemalu lool :p)

Semua komentar di part sebelumnya sangat menghibur, sayah seneng bacanyaaahhh muachhh.. cuma mau bilang sama yang pada penasaran sama rahasia yang belum terungkap, penulisnya pun jadi bingung kenapa kayaknya banyak banget misteri gini hahaha..

For new followers and readers, apresiasi kalian dengan memberikan vomment sangat berarti lhoo.. Next update setelah mencapai 35 votes and 10 comments ya^^

Please pardon the typos!


Part 16 – The One With Dilemma

Kim Heechul melangkahkan kakinya dengan ringan. Suara siulan membentuk melodi keluar dari bibirnya yang tak lelah tersenyum. Satu jarinya memainkan kunci mobil dengan memutar-mutarnya seirama dengan nada yang keluar dari bibirnya.

"Kau memang selalu bisa diandalkan, Hoon-ah!" Serunya kencang tanpa rasa beban karena memang hanya mereka berdua yang ada di ruang santai rumah itu. Kim Jonghoon berdiri membelakanginya dengan menghadap keluar jendela besar yang sebenarnya tidak memiliki pemandangan menarik sama sekali.

Tak mendapat respon dari sang adik, Heechul pun mendekati Jonghoon lalu merangkul pria itu berusaha mengajaknya ikut merayakan suasana hatinya yang sedang berbunga-bunga.

"Wae? Semua berjalan sesuai rencana, lalu apa yang membuatmu murung begini?" Tanya Heechul yang baru menyadari kejanggalan dalam sikap Jonghoon karena hanya diam saja.

Jonghoon menghela nafasnya dengan berat lalu menoleh pada hyungnya, "tidak ada konfrontasi lagi, hyung. Ini yang pertama dan terakhir."

Heechul melemparkan tatapan bingungnya. "Semuanya baik-baik saja bukan? Kau bilang gadis itu tidak terluka sedikit pun."

"Jika Jung Yunho dan Lee Hyukjae datang sedikit lebih lama, maka aku terpaksa melukainya." Adu Jonghoon dengan suara tertahan oleh emosi yang sejak tadi ia tahan dengan baik. Melukai Han Nari adalah hal yang sangat ia hindari karena itu ia sempat menolak rencana konfrontasi ini di awal.

Heechul menepuk pundak Jonghoon pelan, "Hoon-ah, kau melakukannya dengan baik hari ini. Seandainya tadi kau melukai Han Nari, itu berarti kau melakukan apa yang memang harus kau lakukan."

Jonghoon menatap Heechul dengan tidak mengerti. Hatinya sangat tidak setuju jika melukai Han Nari adalah hal yang wajar. "Mengapa kau sangat menganggap enteng semuanya, hyung?"

"Kembali pada fokusmu, Hoon! Adeline Han adalah fokus utama, bukan Han Nari." Ucap Heechul tajam, cukup membuat Jonghoon tertelak.

"Jadi menurutmu menjaga Han Nari tidak penting?"

"Kita menjaganya dengan baik selama ini sesuai permintaan Adeline, apakah itu tidak cukup?"

"Jadi Han Nari hanya sebuah tugas untukmu?"

Heechul berdecak pelan. "Adeline fokus utama." Ulangnya lagi penuh penekanan.

"Tampaknya hyung lupa, tanpa Han Nari maka Adeline tidak akan mendapatkan apa-apa."

"Dan siapa yang lupa bahwa Han Nari bukanlah pemeran utama dalam rencana kita? Han Nari ada hanya untuk dimanfaatkan membantu melemahkan target utama."

"Anak itu juga memiliki kehidupannya sendiri, hyung! Bagaimana mungkin kau menjaganya selama ini namun tidak berusaha memahami perasaannya sedikit pun?"

Lost In Revenge (REPOST)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang