Part 21

4.1K 189 17
                                    

Jangan lupa vote dan comment ya! ^^


Part 21 – A Secret Love

Waktu baru menunjukkan pukul setengah tujuh pagi, waktu di mana kebanyakan orang sudah sibuk memulai aktivitas harian mereka. Tapi berbeda dengan Kim Jonghoon yang masih diam dalam posisinya sejak beberapa menit yang lalu. Ia memandangi sebuah foto pada makam di depannya dengan sendu.

Jonghoon beranjak dari tempatnya berdiri dan berjalan mendekat ke arah makam kemudian berjongkok. Satu tangannya terulur mengusap foto yang terpampang. Ia tidak pernah bosan memandangi sosok pada figura ini walau hanya sebuah foto.

Sebuah senyum tipis terulas di wajahnya namun sorot matanya tidak bisa berbohong bahwa ada rindu juga kesedihan di sana.

"Dia sudah tahu dan sekarang sedang mencarinya. Apa kau lebih tenang sekarang?" Ujarnya dengan tangan yang masih mengusap foto tadi.

"Lihat, putrimu sekarang semakin pintar."

Ia menunjukkan layar ponselnya yang memutar sebuah video seorang anak perempuan berusia dua tahun lebih sedang menunjuk-nunjuk angka pada sebuah buku besar lalu mengucapkan nama angka itu. Memang belum lancar dan hanya beberapa yang benar namun tingkahnya sangat menggemaskan.

"Ku rasa sifat keras kepalamu menurun padanya. Waktu itu hyung belum memasang pintu pembatas pada tangga sehingga dia sering sekali lari ke sana dan mencoba naik sendiri. Hyung kesal, lalu akhirnya menggendongnya paksa untuk menjauh dari tangga sehingga dia menangis. Tapi baru lima belas menit, dia sudah kembali ke tangga dan naik sambil tertawa." Cerita Jonghoon sambil terkekeh geli saat mengingat cerita tersebut. Hanya saja tawanya tidak berlangsung lama karena senyuman pada wajahnya tiba-tiba sirna digantikan sorot mata sedih seperti tadi.

"Aku merindukanmu." Katanya lagi dengan lirih. Meski ia tahu bahwa pemilik makam ini pasti tidak akan senang mendengar pengakuannya yang terus sama setiap kali ia berkunjung, namun Jonghoon tidak peduli. Hanya ini yang bisa ia lakukan untuk mengurangi penyesalannya selama ini.

"Tugasku memenuhi janji terakhirku padamu akan segera selesai. Putrimu akan bersama dengan ayahnya. Tapi apa yang harus ku lakukan selanjutnya? Aku masih mencintaimu dan setiap hari masih merindukanmu. Apa yang harus ku lakukan, Hye-ya?"

Hening. Tidak ada jawaban tentunya. Ia pun tahu bicara dan mengungkapkan perasaannya seperti ini tidak akan memberikannya apa-apa kecuali rasa lega sedikit. Ya, hanya sedikit. Karena sepulangnya dari makam ini, ia pasti selalu akan memikirkan Hyemi dan semakin merindukannya.

"Apa yang kau lakukan di sini?!" Seru seseorang marah membuat Jonghoon terpaksa menghentikan kegiatannya menghabiskan waktu bersama dengan Hyemi. Ia berdiri lalu menghadap ke samping, tempat di mana pemilik suara tersebut berada.

"Tidak ada larangan bagiku untuk datang ke sini." Jawabnya datar seolah tidak terpancing amarah dari lawan bicaranya sedikit pun.

"Bahkan setelah dia tidak ada, kau masih ingin menunjukkan siapa yang lebih berkuasa?"

"Aku hanya datang berkunjung, di mana letak kesalahannya?"

"Kedatanganmu hanya mengolok-olok kematiannya."

Jonghoon bersedekap, "aku yakin Hyemi tidak menuliskan secara rinci bagaimana kehidupannya selama masa kehamilan dalam buku hariannya."

"Apa maksudmu?" Geram Yunho terang-terangan. Kedua tangannya terkepal erat di sisi pinggang siap melayangkan tinju kapan saja ia mau.

Jonghoon terdiam beberapa detik. Ia mengusap wajahnya dengan lelah lalu mengambil ponsel dari kantong celana. Dengan gerakan cepat, tangannya mengetuk-ngetuk layar ponsel tersebut mencari sesuatu. "Aku benci melakukan ini." Ujarnya tiba-tiba kemudian kembali menatap Yunho. "Periksa ponselmu."

Lost In Revenge (REPOST)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang