Enjoy reading!
Part 22 – The Agony and The Ego
Dua hari.
Tidak tahu kata apa yang seharusnya ditambahkan oleh Donghae di bagian depan, apakah 'sudah' atau 'baru'. Tapi yang pasti, tidak ada hal baik selanjutnya yang mengikuti tiga kata tersebut. Sudah dua hari Kyuhyun tidak pulang ke apartemennya dan memilih menginap di kantor, tapi pria itu terlihat tidak lebih baik. Baru dua hari pria itu tidak kembali ke apartemen tapi kondisinya terlihat mengenaskan.
Kyuhyun memilih mengurung diri di ruangannya kecuali ada pertemuan atau rapat lainnya. Sementara itu, ia masih tetap menerima tamu jika berkaitan dengan perusahaan atau pun Sena. Ya, gadis itu tidak dilarang sama sekali oleh Kyuhyun untuk menemuinya, bahkan masih setia datang berkunjung saat pagi atau siang membawakan Kyuhyun makan.
Namun di samping itu, Kyuhyun terus menenggelamkan dirinya pada pekerjaan. Ketiganya- Hyukjae, Donghae, dan Yerim- dibuat kewalahan karena sifat detail dan cerewet Kyuhyun bertambah tiga kali lipat setiap menanyakan laporan. Kyuhyun masih terus berkutat dengan tumpukan dokumen atau pun terfokus pada laptopnya setiap kali mereka bertiga ingin mengakhiri jam kerja mereka. Seperti saat ini.
Tiga orang itu berdiri tepat di depan pintu ruangan Kyuhyun yang tertutup rapat, memandangi lembaran kayu tebal tersebut dengan frustasi. Jam kerja mereka sudah selesai sejak dua jam lalu namun makhluk di dalam tetap tidak keluar, yang artinya Kyuhyun masih bekerja dan pria itu pasti tidak pulang lagi malam ini. Sedikit berharap agar Kyuhyun tidak pingsan di dalam karena efek terkurung lama di sana, namun tampaknya mereka lebih banyak berharap jika pria itu tepar saja sekalian. Jadi mereka ada alasan untuk menahan Kyuhyun di rumah sakit atau apartemen untuk memberi mereka jeda sedikit dari kerja rodi dua hari belakangan.
"Cepat Hae-ya, paksa si brengsek itu pulang. Kalau bisa kau pukul saja kepalanya sampai ia pingsan lalu kita seret dia pulang." Hyukjae mengutarakan keinginan hatinya yang terdalam. Bagaimana tidak jika semalam Kyuhyun bisa-bisanya meminta sebuah dokumen di jam dua pagi dan dengan sengaja mengajaknya berdiskusi sejam di tengah kesadarannya yang hanya sepuluh persen.
Donghae menatap Hyukjae tidak terima, "kenapa aku? Kita sepakat menentukan bersama siapa yang akan masuk ke dalam." Protesnya sewot.
"Kalau begitu aku pamit sekarang. Silakan selesaikan urusan kalian." Sahut Yerim cepat dan siap beranjak namun sayangnya di tahan oleh kedua pria di situ. Kedua lengannya dipegang oleh mereka membuatnya tidak bisa berkutik.
"Wae?!" Serunya galak.
"Kau tidak bisa melarikan diri, Yerim-ah!" Hyukjae menegur dengan menunjukkan senyum lebar namun terlihat mengolok-olok Yerim.
Sekertaris Kyuhyun itu pun kesal. Ia menarik kedua lengannya yang masih ditahan dengan kencang sambil berdecih. "Kalian kan sahabatnya, sedangkan aku bukan!"
"Tapi kau sekertarisnya! Memangnya kau mau bosmu meninggal di dalam?" Kali ini Donghae angkat bicara, menyatakan ketidaksetujuannya jika Yerim lepas tanggung jawab untuk menyelamatkan Kyuhyun di dalam.
Yerim berdecak malas. Astaga, ia yakin sekali jika bosnya pasti dalam keadaan baik-baik saja di dalam dan bahkan masih semangat 45 untuk bekerja. Biarkan saja, toh jarang-jarang juga melihat bosnya itu yang lembur sendirian.
"Ck! Tentu saja mana dia takut, Hae-ya. Kekasihnya kan juga seorang bos. Bos WonderAsia, perusahaan top 3 di dunia. Kalau Kyuhyun tiada pun, hidupnya sudah terjamin." Kata Hyukjae menyindir sengit membuat Yerim melotot ke arahnya. Hyukjae terlihat masih kesal akan acara makan siang dirinya dengan Choi Siwon tempo hari. Oh ya ampun! Kekanak-kanakan sekali!
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost In Revenge (REPOST)
FanfictionOne has lust and the other one has love, while someone between them has a revenge.. WARNING 21+ MOST OF PARTS ARE PRIVATE REPOST Edition. Cerita sebelumnya dihapus permanen entah kenapa.. versi no gifs but still yang mampir cek KTP dulu ya..