Part 26

2.9K 188 49
                                    

Cuma mau bilang, ini part tersulit buat penulis 😭😭🤧🤧
Bacanya pelan-pelan aja ya soalnya panjaaanng.. pengen dibagi dua part tapi kok sayang.. votenya aja yang kenceng, komennya juga 😭😭🤧🤧

Semoga tidak mengecewakan.
Enjoy reading!
Please pardon any incossistent facts and typos!

Part 26 - The D-Day (When Destiny Meets)

Lima orang pria bertubuh besar berdiri berjajar dengan kepala tertunduk. Dua di antaranya babak belur sedangkan dua yang lain juga tidak dalam kondisi yang baik.

Seseorang yang berdiri di paling ujung kanan tidak dapat mengangkat kepalanya sedikit pun, menerima setiap bentakan dan amarah yang dilayangkan padanya atas kinerja buruk anak buahnya.

Cho Hana tampak murka. Wajahnya merah padam. Kakinya terus berjalan bolak-balik, seolah berhenti sedetik saja akan membuatnya meledak.

Rencananya gagal total dan Kim Sena yang ia pikir bisa membantu ternyata tidak berguna sama sekali kecuali membongkar persembunyian Han Nari.

"Cek seluruh CCTV di apartemen itu!! Nasib gadis itu harus ada di tanganku!!" Perintahnya galak dan tentu ditujukan pada orang kepercayaannya yang paling kanan.

"Maaf nyonya, saya sudah berusaha tapi gagal. Sepertinya tuan muda yang meminta agar akses diperketat." Sahut pria berbaju hitam tersebut.

Cho Hana berhenti tepat di depannya. Memandang pria itu dengan tatapan tajam dan menusuk.

"Hanya ini yang bisa kau lakukan?! Aku tidak mau tahu bagaimana caranya, tapi gadis itu harus kau bawa kembali padaku!!"

"Baik nyonya."

"Awasi setiap pergerakan Kyuhyun dan para sahabatnya! Temukan gadis itu sebelum mereka menemukannya!!"

"Baik nyonya."
***

Kedua matanya terpejam lagi, namun bukan untuk kembali tidur, melainkan mengurangi rasa pusing yang masih dirasakan sejak kemarin.

Meski kedua matanya sedang tertutup, namun Nari bisa merasakan kekhawatiran seseorang yang berdiri di samping ranjangnya saat ini.

Gadis cantik yang dilihatnya kemarin, kembali datang pagi ini untuk membawakannya makanan. Sayangnya, nampan yang menyajikan makanan lezat itu tidak mengobati rasa pusingnya. Tapi justru membuat seseorang khawatir.

Pintu kamar terbuka dan Nari tidak perlu repot-repot membuka matanya untuk mengecek siapa yang datang. Indera pendengarannya langsung menangkap suara berat yang ia hapal.

"Ada apa?" Tanya Yunho kesal. Entah kekacauan apa lagi yang dibuat Han Nari kali ini. Kesalnya dalam hati.

"Sepertinya ia sedang sakit." Jawab suara lembut itu dengan khawatir namun juga ada sedikit ketakutan di sana.

Yunho berdecak sembari menatap Nari yang masih terlentang. "Setidaknya pikirkan bayimu jika kau ingin bertindak yang aneh-aneh." Gerutu Yunho pelan namun masih dapat didengar jelas oleh dua orang gadis yang sedang bersama dengannya.

Astaga! Jika Nari memiliki tenaga saat ini, sudah pasti ia akan mendebat Yunho dan dapat dipastikan mereka sudah bertengkar lagi detik ini juga.

"Sepertinya ia masih merasa pusing." Sahut gadis yang tak dikenal Nari dengan sabar.

Yunho mendelik kesal pada gadis tadi dan membuatnya menunduk seketika karena terintimidasi.

"Lalu apa yang harus kulakukan? Memanggil dokter lagi?" Tanyanya jengah. Tapi gadis itu justru menggeleng tanda tidak tahu.

Lost In Revenge (REPOST)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang