[1]

2.6K 146 6
                                    

Saat hendak memejamkan kelopak mata, tiba-tiba saja ponselku berdenting; menandakan bila baru saja ada pesan yang masuk. Tadinya, aku ingin mengabaikan dan memilih untuk menjemput lelap. Sayangnya, rasa penasaranku lebih dominan, hingga pada akhirnya kuraih ponsel dari atas nakas, lalu mengecek bar notifikasi di layar ponsel.

"Bentar, bentar ..."

Berkali-kali aku berusaha menajamkan netra dan mengeja kembali nama pengirim pesan; memastikan bila mataku tidak salah membacanya.

Radika IPA-1.

Aku terkekeh pelan, baru menyadari bila sampai saat ini bahkan aku tidak pernah mengubah nama kontaknya. Tapi, buat apa dia menghubungiku? Seingatku ... kami sudah tidak pernah bertukar sapa, apalagi kabar.

Tunggu! Biasanya, kalau ada teman sekolah yang tiba-tiba kirim chat itu ... tandanya mau kirim undangan pernikahan, 'kan?!

Sumpah, tolong, ya Tuhan, aku belum siap jika dia memang mau memberi kabar tersebut.

Tapi ... life goes on, 'kan? Dia aja udah mau nikah, Sam. Masa lo masih stuck di orang yang mau nikah begini, sih?!

Aish!

Pada akhirnya aku memberanikan diri untuk membuka pesannya tersebut, kendati dari notifikasi saja aku sudah bisa membacanya.

Radika IPA-1:
Sam, lagi di mana?

Me:
Wih bos tumben ngechat
Kenapa?

Bas bos bas bos aje lu, Sam. Padahal dalam hati mah aku ketar-ketir bukan main, takut kalau Radika bakalan membawa kabar bahagianya tersebut.

Iya, kabar bahagia buat pria itu, tapi bakalan menjadi kabar buruk untuk hatiku.

Radika IPA-1:
Nggak boleh ngechat emangnya?
Ada yang marah ya kalo gue ngechat lo?

Ini ... maksudnya apa, ya? Aku boleh geer nggak, sih?

Me:
Ya bolehlah
Tapi aneh aja tiba-tiba lo ngechat
Orang mah nanya kabar kek
Malah nanya lagi di mana
Berasa ditagih utang gue sama lo
Eh
Tapi gue nggak ada utang kan sama lo?

Radika IPA-1:
Wkwkwk
Sam apa kabar?

Tahu nggak, sih? Rasanya aku pengin banget balas 'nggak baik-baik aja setelah lo tiba-tiba nge-chat begini'. Padahal, aku saja belum tahu apa tujuannya menghubungiku lagi setelah sekian lama. Nyatanya, pertahanan yang selama ini kubangun luluh lantah begitu saja hanya karena 'Sam, lagi di mana?'.

Uasu tenan! Dasar hati plastik. Kena panas dikit saja langsung meletot.

Me:
Basi rad

Radika IPA-1:
Ya udah
Berarti nggak usah basa-basi lagi ya
Gue nggak punya gandengan
Lo juga nggak punya kan?

Haish. Padahal tadi niatku hanya bercanda saja. Lah, sekarang malah dibawa serius dan ... apa-apaan ini? Tiba-tiba ngomongin gandengan segala? Truk kali, ah, pakai gandengan segala!

Me:
Kenapa tiba-tiba nanya gandengan?

Radika IPA-1:
Jawab aja
Penting soalnya buat kita

Me:
Kita apaan kampret
Penting palelu
Nggak jelas dah lu rad

Memang hati dengan jari kadang suka tidak seirama begitu. Padahal, sekarang aku lagi berusaha untuk tidak melambungkan hati akibat kegeeran yang tiba-tiba meningkat ini. Memang sialan sekali ya efek Radika begini.

UNEXPECTED [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang