Hukuman Dari Felix

29.7K 1K 28
                                    

Gue keluar kamar mandi dan agak kaget melihat di tempat tidur, Felix udah siap tengkurap dengan bagian bawah tubuhnya hanya ditutupin handuk putih saja. Gue dengan malas beranjak ke tempat tidur dan berusaha mencari tempat senyaman mungkin untuk duduk. Felix kemudian berkata sambil kepalanya berputar ke arah gue.

"Woy, lo buka baju juga dong. Masa cuma gue doang yang buka baju!" teriak Felix memerintah.

"Lah, yang dipijitin kan lo doang, masa gue juga harus buka baju, males ah!" jawab gue sembari melumuri punggung Felix dengan minyak pijat beraroma Lavender ini.

"Emang lo gak takut baju sama celana lo kotor kena minyak pijit ini?" tanya Felix.

"Oh iya juga ya," jawab gue sambil mengangkat kaos dan menurunkan celana gue.

Kini hanya dengan celana dalam gue memijat Felix yang udah bugil tapi bagian bawah badannya ditutupin handuk putih. Dengan masih ada perasaan dongkol atas kekalahan gue tadi yang menyebabkan gue harus memijiti otot berjalan ini, gue pijitin Felix dengan setengah hati.

"Woy, yang bener dong mijitnya. Ntar gue bilangin ke bos lo nih biar gak ada yang pake jasa lo lagi!" teriak Felix penuh canda.

"Sialan lo, lo kira gue tukang pijat beneran!" jawab gue sambil berusaha memperbaiki service pijatan gue.

Agaknya pijatan gue mulai membaik, ditandai dengan Felix yang kini mulai rileks dan mengantuk, gak terasa udah hampir 10 menitan gue pijitin dia dan masih ada 20 menit lagi untuk menggenapi 30 menit hutang pijat gue ke dia. Biar gak bosen, gue ajakin Felix ngobrol tentang segala macam hal.

"Eh, ruangan fitness di depan itu emang sering lo pake ya?" tanya gue memulai percakapan.

"Ya, kalo lagi males keluar rumah dan gue juga lagi gak ada kerjaan yah gue pake, emang kenapa?" tanya Felix balik.

"Oh enggak, cuma gue rasa ada beberapa alat yang masih kurang di sana, kayak lat pull down machine, leg press, leg extension ama cable crossover," jawab gue menyebutkan alat-alat di tempat fitness yang biasa dan sering gue pakai.

"Hahaha... ya gak selengkap gitu juga. Lo pikir tuh tempat fitness center beneran apa, harus ada semua alat! Lagian kan di di Perumahan ini ada Sport Center-nya, lo ke sana aja, bilang anak Pak Anthony, pasti dikasih masuk. Soalnya kalo kerabat dari yang punya rumah masih diizinin untuk masuk, apalagi anaknya. Lagian gue juga sering kesana kok kalo lagi bosen sama suasana fitness di rumah." jawab Felix.

"Oh iya juga ya. Lagian gue kan member Celfit waktu masih di Tangerang, tapi sayang di Bandung gak ada Celfit!" keluh gue.

"Siapa bilang gak ada, makanya gaul dong lo di Bandung. Noh di PVJ kan ada Celfit, gue juga member di sana!" Jawab Felix memberikan secercah harapan buat gue.

Iya juga sih gue pikir-pikir, gue masih awam banget sama kota Bandung. Wajar sih, gue belum semingguan tinggal di Bandung. Jadi selama sisa waktu itu gue habiskan dengan membahas tempat-tempat asik buat hangout di Bandung plus tempat yang banyak cewek cantiknya.

"Kalo Saritem di mana Fel, kayaknya gue pernah denger deh tuh tempat!" otak mesum gue berjalan.

"Hahaha.. itu mah udah ditutup. Lagian ngapain juga gue kesana, kayak gak ada kerjaan aja!" jawab Felix lagi.

"Ya main cewek lah, siapa tau ada barang bagus di sana." terang gue.

"Ngapain ke sana, toh gue gak suka cewek," jawab Felix.

Ooopps ...

"Maksud lo?" tanya gue.

Dengan gugup Felix langsung menyambung kata-katanya, "M-maksud gue, gue gak suka cewek gak bener kayak gitu. Belum tentu juga dia bebas penyakit, kan?" jawab Felix berusaha meyakinkan gue.

"Lo emang belum punya cewek, Fel?" tanya gue langsung.

"Ya belum dapet, belum ada yang cocok kali sama gue. Gue udah pernah pacaran sama beberapa cewek yang ternyata matrenya gak nahan, jadi gue tinggalin aja," terang Felix menjawab keingintahuan gue selama ini.

Seluruh badan bagian Felix udah gue pijitin, dari bahunya yang kokoh, tangannya yang kekar, punggungnya yang lebar dan keras, paha dan kakinya yang kuat sampai ke pantatnya yang montok.

Sekarang Felix berbalik badan, menyuruh gue untuk memijat daerah dada bahu depannya, sementara gue liat ada yang menggelembung di bagian selangkangan Felix.

Gue pun kemudian bertanya dalam hati, emang normal ya kalo cowok dipijat cowok, yang dipijat itu horny dan ngaceng kayak gitu? Karena sejujurnya gue sendiri belum pernah pijat sama cowok, sama cewek melulu. Jadi itu gue anggap wajarlah.

Dada Felix cukup padat dan keras, berbidang dan gak beda jauh sama punya gue. Sebenernya gue risih sendiri sih harus pijitin cowok kayak begini, ya tapi mau gimana lagi toh hutang harus dibayar kan.
Belum reda rasa risih gue atas kondisi kita berdua saat ini. Tiba-tiba tanpa gue duga Felix menyeletuk,

"Co, karena ini full body massage, yang artinya pijatan ke seluruh anggota tubuh tanpa terkecuali."

"Iya, terus?" gue menunggu lanjutan ucapan Felix.

Dan ini yang bikin gue kaget.

"Lo sekalian handjob kontol gue ya?" pinta Felix dengan muka mesumnya.

"Anjrit, lo kira gue maho apa. Nggak ah enak aja!" jawab gue protes atas permintaan gila Felix.

"Hahaha... iya, iya, gue juga bercanda kok. Gue juga gak mau, ngapain. Emang gue homo apa minta handjob sama cowok, mending gue sewa pecun high class deh," jawab Felix yang diakhiri dengan tawa dia yang lepas.

"Udah ah, udah kelar nih setengah jam gue pijitin lo. Seekarang gue mau cuci tangan dulu," ujar gue.

Gue segera mengakhiri kegiatan pijat memijat ini dan segera bergerak menuju kamar mandi. Gue jadi berpikir gimana jadinya kalo tadi gue turutin permintaan Felix untuk handjob kontolnya.

Aaaarrrggh... gue menggila dan gak bisa bayangin hal itu terjadi. Tapi kok sedikit ada rasa penyesalan ya di hati kecil gue. Penasaran juga sih sebenarnya, bagaimana sih pegang tongkat punya orang lain.

Gue mengakhiri pikiran kacau ini dengan senyum-senyum sendiri di cermin kamar mandi.

⚫⚫

Step-BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang