Gue sejenak terdiam dan berpikir atas tawaran Felix itu. Saat ini kondisi kita berdua begitu sangat intim, gue tiduran dengan kaki menjuntai ke lantai sedangkan Felix berlutut di dekat selangkangan gue dengan tangan masih mengocok kontol gue pelan.
Kepalanya hanya berjarak 20 cm dari kontol gue dan kondisi kita berdua sama-sama sedang telanjang bernafsu dan keringetan. Kocokan tangan Felix di kontol gue masih intens dan teratur. Gue sejenak terhanyut atas tangan terampil Felix ini.
Desahan gue masih sedikit terdengar. Sudah hampir 10 menit Felix memperlakukan 'junior' gue. Tapi akal sehat gue mulai bekerja, secepat kilat gue tersadar akan godaan nafsu sesaat ini.
"Udah ah, Fel, gue gak tahan nih, takut muncrat nanti. Kemaren kan lo udah nonton liveshow gue, gue lemes Fel kalo muncrat lagi sekarang!" ujar gue menghindar seraya berdiri menepis tangan Felix dari benda pusaka gue itu.
Gue kembali mengenakan pakaian sementara gue liat Felix berbaring di kasurnya sedang mengocok kontolnya berirama berusaha menggoda gue.
"Gue balik ke kamar dulu, Fel," ujar gue lagi.
"Lo gak mau nonton liveshow gue nih, biar impas. Hahaha..." ucap Felix dengan suara berat.
"Idih, ogah deh. Mending gue nontonin cewek gue bugil daripada liat lo. Hahaha.. Udah ya gue balik ke kamar."
Gue menutup pintu diselingi dengan suara erangan Felix yang cukup kencang terdengar. Gila ya nih orang, untung lantai dua ini yang tinggal cuma gue dan dia.
Di kamar pikiran gue kalut, masih penasaran dengan ajakan Felix untuk ML berdua. Diri gue berusaha menolak tapi hati kecil gue penasaran ingin coba. Dasar gila tuh anak kalo masalah seks. Dan untuk pertama kalinya gue liat kontol kakak tiri gue itu secara langsung. Gila!
Gue kini sedang tengkurap di atas kasur sambil membaca komik One Piece ketika tiba-tiba handphone gue berbunyi dan gue lihat incoming calls tertera nama 'MyCynthia'.
Oh gosh, Cynthia telepon.
"Ha... Halo?"
"Hai sombong. Kamu udah lupa ya masih punya pacar, masih inget kamu sama aku sekarang setelah selama ini gak ada kabar."
"Y-ya iyalah, Sayang. Aku pasti masih inget kamu. Tadinya aku mau ke Tangerang tapi selalu gak ada waktu, aku juga takut kamu masih marah sama masalah kita dulu."
"Ah alesan. Jangan-jangan kamu udah punya cewek lagi ya di sana. Ayo jujur!"
"Ya gak mungkin lah. Aku masih sayang banget sama kamu."
"Terus kapan kamu bisa ke sini, aku kangen sama kamu?"
"Aku usahain deh. Mungkin bisa minggu depan."
"Bener ya, janji lo. Aku tunggu minggu depan."
"Tapi gak janji ya, Yang. Soalnya tugas kuliah aku numpuk banget."
"Tuh kan, kamu emang gak bisa dipercaya, udah deh aku males ngomong sama orang kayak kamu."
"Ya... J-ja..."
Telepon diputus.
Aduh, susah juga punya cewek cemburuan kayak Cynthia. Udah deh gue mau tidur aja, udah gak mood untuk terusin baca manga One Piece ini. Malam inipun ditutup dengan perasaan gue yang campur aduk.
⚫⚫
Besok paginya, gue dan tiga sohib karib gue, Dion, Tobi, dan Rendi sedang sarapan di kantin, menunggu jam sembilan. Mata kuliah pertama hari itu Pengantar Seni dan Desain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Step-Brother
General Fiction✔Another reuplaod gay themed story ✔Original writer : babyfacehunks ✔Don't like don't read ✔Be a smart reader, please!