Men Sana In Corpore Sano

24.6K 906 7
                                    

Sore ini gue gak ada kerjaan. Semua penghuni rumah ini udah pada pergi kemana gak tau. Gue sebenernya juga pengen banget jalan-jalan sekitar Bandung, cari tempat nongkrong yang asyik. Tapi gue belum tau jalan, jadi gue takut kesasar dan hal-hal buruk lainnya menimpa gue.

Yah, beginilah nasib gak punya temen sama sekali di kota baru. Gak ada yang bisa diajakin jalan dan hal-hal seru lainnya. Waktu di Tangerang gue sering banget keluyuran malem baik sama temen-temen sekolah maupun temen sekitar komplek. Tapi sekarang, gak ada satupun temen yang bisa gue ajak. Tapi gapapa lah, toh gue juga cepat atau lambat akan mendapatkan teman-teman baru lagi.

Gue kini duduk di ruang TV lantai atas, jam menunjukkan pukul 4 sore. Gak ada acara TV yang asyik, kebanyakan adalah infotainment dan reality show gak jelas. Sejenak gue terdiam dan mengingat satu hal. Aha! Mending gue fitness aja di sport center komplek, mumpung lagi gak ada kerjaan sekalian sosialisasi sesama penghuni perumahan.

Jadilah gue berangkat menuju sport center yang berada tidak jauh dari rumah. Dengan atasan sleveless adidas warna putih dan bawahan celana basket warna hitam plus sepatu olahraga dan tak lupa membawa perlengkapan fitness, gue kemudian menuju ke sport center dengan berjalan kaki, sekalian pemanasan awal.

Sport center ini lumayan luas. Ada lapangan tenis, lapangan basket, ruang futsal indoor, kolam renang dan tentunya tempat fitness. Gue langsung menuju tempat seorang penjaga yang biasa mencatat pengunjung dan mengatakan bahwa gue penghuni baru yang adalah anak dari Pak Anthony, penghuni cluster Maryland. Akhirnya gue diperbolehkan masuk ke ruang fitness center ini.

Di dalam hanya ada beberapa orang, di ruang weightlifting cuma ada tiga orang, empat sama gue. Tapi di ruang cardio ada lumayan banyak orang, khususnya cewek karena ini adalah salah satu tempat favorit kaum hawa kalo di tempat fitness.

Gue langsung menuju ruang stretching untuk pemanasan guna melemaskan otot-otot yang tegang. Apalagi sehabis mijitin si Felix, badan gue kayak dipatah-patahin, pegel banget.

Gue kemudian masuk ruang cardio untuk treadmill sebagai pemanasan awal sebelum workout. Selain itu, sebenernya gue juga mau tebar pesona, siapa tau ada cewek seksi atau tante montok yang kecantol. Hohoho...

Gue menjalankan treadmill tepat di sebelah kanan seorang cowok chinese yang badannya udah lumayan jadi, dan di sebelah kiri seorang cewek seksi yang cuma pakai tanktop dan hotpants seksi.

Gue sebenernya jadi agak gak konsen berdiri di sebelah cewek seksi kayak gini. Pengen ajak kenalan tapi bingung mau mulai omongan darimana. Ya sudahlah, daripada gue tambah salah tingkah mendingan gue ke ruang weightlifting dan meninggalkan pemandangan aduhai itu. Dalam hati, gue berencana mengajak cewek itu berkenalan seusai fitness nanti. Siapa tau dia bisa jadi guide plus-plus gue di Bandung.

Di ruang weightlifting ini alatnya lumayan lengkap. Gue bisa lihat ada seorang bapak gemuk sedang memakai mesin chest press dan seorang remaja kurus sedang asyik di mesin shoulder press, jadi gue gak mau mengganggu dan memutuskan untuk langsung pakai smith machine, mumpung kosong. Karena ini alat selalu penuh kalo lagi jam-jam ramai di tempat fitness gue dulu.

Gue menyudahi set terakhir dan sejenak terdiam merasakan ada orang yang memperhatikan gue sejak awal gue masuk. Setelah gue amati, itu ternyata Ibnu, satpam yang ketemu sama gue tempo hari. Dia terlihat beda jika tidak memakai seragam kebesarannya itu. Tanpa basa basi dia membuka percakapan.

"Hai Mister. Mister yang kemarin ketemu saya di pos, kan? Suka nge-gym juga ya?" tanya Ibnu seraya menjabat tangan gue.

"Iya, lagi gak ada kerjaan Bang di rumah, kesini aja deh. Oh iya, jangan panggil Mister dong, tua banget saya. Panggil Mas atau apalah. Oh iya, nama saya Marco, salam kenal ya, Bang!" jawab gue sembari memperkenalkan diri.

"Latihan apa hari ini?" tanya dia berbasa basi lagi.

"Dada sama bahu, Bang. Abang sendiri?" tanya gue kembali.

"Sama dong, bisa sparring nih kita, hehehe."

"Oh iya, Bang. Abang asli sini kan? Bisa jadi guide gue gak kalo nanti gue mau jalan-jalan, soalnya gue masih belum hapal Bandung."

"Sip lah, gampang!" jawab Ibnu ramah.

Gue menjauh dari satpam itu dan bergerak ke flat bench press dan mulai berlatih disana. Ketika gue sedang fokus mengangkat beban, tiba-tiba datang dua ABG manis yang langsung membuyarkan konsentrasi dan berakibat bar bench press itu jatuh mengenai dada dan gue hanya bisa lemas dan berteriak minta tolong.

Ibnu yang sejak tadi berada di dekat gue langsung bergerak menolong dan menanyai kenapa bar itu bisa jatuh.

"Woy, kenapa sampai jatoh gini. Ngeliatin dia berdua ya?" tanya Ibnu yang matanya menuju kedua ABG seksi itu.

"Iya, siapa sih mereka berdua. Mantep banget!" tanya gue langsung.

"Hahaha... itu sih Catherine sama Jasmin anak cluster California, udah jadi primadona di sini dari dulu, cuma gak ada yang berani deketin. Kakak sama bokapnya sangar bos, angkatan darat, tentara gitu deh. Sekali ada yang mau ke rumahnya pasti pulangnya langsung pucet," jelas Ibnu panjang lebar.

Tampaknya dia tau jelas seluk beluknya. Jangan-jangan malah dia yang pernah deketin mereka.

"Yaelah segitunya. Tapi emang mantep sih mereka," ujar gue sembari berjalan menuju rak dumbell untuk latihan biceps curls.

Tak terasa sudah satu jam lebih gue latihan di sini. Keringat gue udah banyak keluar dan badan gue lengket karena lepek keringat. Gue berjalan menuju ruang cardio lagi guna berkenalan dengan cewek yang treadmill di sebelah gue tadi, tapi ternyata dia udah gak ada.

Dengan sedikit kecewa gue sekarang menuju ruang sauna mengingat gue udah lama gak sauna sejak pindah ke Bandung.

Sedang asyik berjalan mencari ruang sauna, tiba-tiba ada yang memanggil gue dari arah belakang. Ternyata itu Ibnu yang mengajak gue saunaan bareng. Bolehlah, daripada gak ada teman ngobrol gue terima ajakannya dan kini gue hanya berdua Ibnu di ruang sauna yang tertutup rapat itu.

⚫⚫

Step-BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang