Felix menuntun tangan gue yang sedikit gemetar, mengarah ke kasur. Sumpah ini adalah pengalaman baru buat gue dan situasi yang sama sekali gue gak pernah sangka dan harapkan sebelumnya.
Gue merasa deg-degan dan sedikit gugup karena ini pengalaman pertama buat gue untuk berhubungan badan sesama pria. Dan dalam beberapa jam ke depan gue bukanlah orang yang sama seperti yang kemarin. Ini adalah salah satu tahap dalam perjalanan kehidupan seks gue.
Felix kemudian mendudukan gue di kasur sementara dia keluar kamar dan menuju ke kamarnya untuk mengambil kondom.
Gue menatap langit-langit kamar dengan pikiran berkecamuk berkhianat. Pengen banget rasanya menghindari situasi ini tapi gue gak bisa terlepas dari rasa penasaran besar yang menghinggapi. Apalagi setelah weekend kemarin Dion melakukan blowjob terbaiknya yang pernah gue terima. Gue merasa siap gak siap untuk melakukan ini.
Sesaat gue masih termenung ketika kemudian Felix datang dan memusnahkan lamunan gue.
"Ayo cepat buka bajunya, udah siap kan?" tanya Felix yang duduk di sebelah gue.
"G-gue kayaknya gak jadi deh, Fel! Gue masih belum siap!" jawab gue bego.
"Loh, kok gitu sih. Udah deh lo tiduran dulu, terima beres aja!" ujar Felix.
Gue kembali menuruti kata-kata Felix. Entah kenapa gue merasa seperti di hipnotis oleh dia.
Felix kemudian mendorong gue ke kasur dengan matanya menatap nafsu ke gue. Gue lalu terlentang pasrah dengan dada berdegup kencang dan tangan terlentang pasrah.
Felix memulai aksi panasnya dengan mencumbui leher dan telinga gue. Dia membisikkan kata-kata mesum untuk membangkitkan libido gue.
Kemudian Felix mulai membuka kancing kemeja gue satu persatu dan langsung menuju ke puting gue. Agak lama lidah Felix bermain di sekitar dada gue sebelum dia akhirnya membuka celana dan cd gue dengan perlahan.
Felix kemudian memainkan kontol dan bola gue dengan lembut. Tanpa ampun seluruh inci dari kontol gue dia isap dan sedot dengan begitu nafsunya.
Kini sekarang posisinya gue sedang tiduran dengan tangan di atas kepala merintih nikmat di mana Felix kini sedang melakukan blowjob di kontol gue. Rasa nikmat itu membuat gue mendesah dan mengerang nikmat.
Sepongan Felix benar-benar bikin gue merem melek keenakan. Precum gue sudah banjir dan langsung dihisap Felix tanpa sisa. Felix kini benar-benar sedang dalam keadaan terangsang berat, begitupun gue.
Felix pun kemudian mendekatkan wajahnya ke wajah gue, dan kemudian bibir kita pun telah saling berpagutan. Tak kuasa lagi gue menolak Felix. Nafsu gue sudah sampai di ubun-ubun.
"Ayo, Co. Gue ingin rasain kontol gede lo itu!" bisik Felix sambil kembali menciumi bibir merah gue itu. "Hmmm... gede banget ya kontol lo ini. Pasti nikmat kalo masuk ke lobang gue," sambung Felix lagi.
Felix lantas melepaskan celananya, ditariknya wajah gue dan kembali diciuminya bibir ini dengan ganas. Selanjutnya, Felix menindih badan gue. Dijilatinya puting dada dan kemudian perut gue ikut diciuminya.
Sesampainya di kontol gue, dengan gemas dijilatinya lagi batangnya. Tak lama kemudian, kepala Felix kembali naik turun ketika mulutnya menghisapi kontol gue.
"Sekarang gue pengin ambil perjaka lo ya, Co."
Sambil berkata begitu, Felix menaiki tubuh atletis gue. Di arahkannya kontol gue ke dalam lobang perjakanya. Rasa nikmat luar biasa menghinggapi diri gue saat itu, ketika batang kontol gue mulai menerobos lobang keperjakaan Felix.
"Uh... enak banget, Co. Gue suka banget kontol lo. Gede... nikmat..." desah Felix sambil menggoyangkan tubuhnya naik turun. "Hah... hah... hah..." begitu suara yang terdengar dari mulut Felix. Seirama dengan ayunan tubuhnya di atas kontol gue itu.
"Lo suka... ahh... sama... ahh... kontol gue ini, Fel. Ahh... " gue terus meracau sambil menikmati sensasi ML tak biasa ini.
Tangan Felix kemudian menarik dan menuntun tangan gue untuk diletakkan di kontol panjang miliknya yang bergoyang-goyang berirama. Gue pun meremas dan mengocok keras kontol Felix dengan nafsu. Suara desahan Felix semakin menjadi-jadi.
"Enak... ahh... ayo terus... entotin gue, Co. Ah... kontol lo mantep, Co. Ahh..."
Tak lama tubuh Felix pun mengejang. Dengan lenguhan yang panjang, kontol Felix yang sedang gue kocok itu muncrat. Sperma Felix muncrat cukup jauh dan mendarat di perut dan sebagian leher dan wajah gue. Orgasme Felix justru membuat cengkraman otot anusnya semakin rapat, dan ini yang membuat gue tambah nikmat.
Tubuh Felix kemudian rubuh di atas badan gue. Karena gue belum selesai, nafsu dan birahi ini pun masih tinggi menunggu penyaluran. Gue balik tubuh Felix, dan gue genjot kontol ini ke dalam lobang perjakanya. Rasa nikmat menjalari seluruh tubuh ini. Kali ini erangan gue yang menggema dalam kamar tidur itu."Oh... nikmat, Fel. Yes... yes... aah... " erang gue ditengah suara ranjang yang berderit keras menahan guncangan.
"Gue udah mau keluar nih, Fel.." lanjut gue lagi ketika sudah merasakan sperma ini akan sampai ke ujung kontol.
"Keluarin di mulut gue aja, Co. "
Gue pun mencabut keluar kontol ini dan mengarahkannya ke wajah Felix. Tangan Felix langsung meraih kontol gue, untuk kemudian dimasukkan ke dalam mulutnya.
"Ahh... Felix...!!" jerit gue tak tertahan ketika kontol gue ini menyemburkan sperma ke dalam mulut Felix.
Felix kemudian menyedot dan menelan sperma gue tanpa sisa. Felix lantas kemudian mengeluarkan kontol gue dan mengusap-usapkannya pada seluruh permukaan wajah bulenya yang ganteng dan innocent itu.
Gue merebahkan diri di samping Felix yang kini sedang terlentang pasrah. Dada kita berdua kembang kempis mengatur ritme pernapasan setelah aksi seksual kita berdua tadi. Sudah tidak terhitung berapa banyak cupang yang didaratkan Felix di sekujur tubuh gue ini.
Tubuh kita berdua kini juga sudah banjir keringat, meskipun AC di kamar ini nyala. Gue menatap Felix yang kini sedang memejamkan mata menahan rasa nikmat yang baru saja kita rasakan berdua. Ini adalah pengalaman baru buat gue dan ada tanda tanya besar yang kini menghinggapi diri gue sekarang.
Mengapa gue menikmati semua hal ini? Mengapa gue justru merasa sangat bernafsu untuk ML dengan cowok? Mengapa gue dengan pasrah bisa menerima ajakan Felix ini?
Belum habis pertanyaan dalam diri ini, Felix kemudian membuka suara, "Gimana Co, tadi. Nikmat gak?" tanya Felix seraya tangannya mengacak lembut rambut gue.
"Lumayan, Fel. Gue menikmati banget!" jawab gue bego.
"Kontol lo dahsyat ya kalo lagi ngentot. Pantesan Cynthia tahan pacaran bertahun-tahun sama lo," sambung Felix.
Gue hanya tersenyum. Gue kemudian bangkit dan beranjak ke kamar mandi untuk bersih-bersih. Felix kemudian menyusul dan dia sempat memberikan blowjob terbaiknya kembali di bathub kamar mandi sebelum akhirnya kita menutup hari ini dengan tidur bersama di ranjang ini berdua. Benar-benar sebuah hari yang penuh kejutan dan kenikmatan.
Selamat malam dunia.
⚫⚫
KAMU SEDANG MEMBACA
Step-Brother
Genel Kurgu✔Another reuplaod gay themed story ✔Original writer : babyfacehunks ✔Don't like don't read ✔Be a smart reader, please!