Gue bersiap berangkat ke pesta pernikahan Frans dan Tania bareng Alex. Gue cukup kaget karena Alex menerima ajakan gue untuk pergi bareng. Gue kira sebagai orang sibuk, hadir di pesta orang yang bahkan gak dia kenal bakal bikin dia menolak ajakan ini, tapi ternyata enggak. Dia malah terlihat bersemangat pergi bareng gue.
Alex janji menjemput gue jam tujuh, tapi kayak gak tau Bandung kalo malam weekend gini. Pasti warga Jakarta atau Bogor berbondong-bondong ke Bandung untuk menyesakkan jalanan di Bandung dengan kendaraan plat B dan F yang berjejeran, apalagi sekarang lagi liburan sekolah dan kuliah.
Akhirnya pukul setengah delapan, Alex datang dan gue langsung masuk ke mobilnya.
"Buruan yuk, takut kejebak macet!" ujar Alex.
"Oke deh. By the way, lo beda banget bro malam ini. Lebih ganteng, ganteng banget malahan," puji gue.
"Ah bisa aja, kamu juga keliatan keren dan ganteng malam ini," puji Alex balik.
"Lo abis shaving juga ya. Keliatan beda, jadi mudaan dikit!" ejek gue.
"Eh... masih muda nih saya. Akhir tahun ini baru ultah ke-25," jawabnya gak mau kalah.
"Wah berarti bentar lagi dong. Desember bentar lagi kan?"
Kita sudah sampai tepat jam delapan dan sudah banyak tamu yang hadir termasuk Dion. Ternyata dia bareng sama Alena dan membuat gue yang awalnya ingin meminta maaf ke Dion atas masalah kemarin jadi mengurungkan niatan.
Dion tampak ganteng dan keren malam ini. Begitu juga Alena yang terlihat cantik dan anggun. Gue mengalihkan pandangan ke Dion dan sepertinya dia membuang muka tapi pada momen tertentu gue menangkap matanya yang melirik ke gue dan gue balas dengan senyuman.
Gue habiskan malam ini hanya dengan berbincang seadanya karena pikiran gue sedang terbang ke arah lain.
⚫⚫
Kembali ke rumah sakit, gue menunggui Felix yang kini kondisinya sudah hampir pulih. Dia bercerita betapa tidak enaknya berbaring di sini tanpa bisa melakukan apa-apa. Felix banyak menanyakan beberapa hal dan selalu gue jawab dengan gurauan dan candaan sampai pada satu pertanyaan yang gue cukup sulit untuk menjawabnya.
"Co, kok sekarang gue jarang liat lo jalan bareng sama Dion, kemana tuh anak?" tanya Felix.
"O-oh itu, gak tau mungkin dia lagi sibuk kali. Biasa lah namanya juga orang, punya urusan masing-masing," jawab gue.
"Lo lagi gak ada masalah kan sama dia? Karena gue suka kalo lo bareng sama dia, Co. Lo keliatan banget bahagia kalo bareng dia. Sejak lo putus sama Cynthia lo keliatan murung banget!"
"N-nggak kok!"
Gue bingung mau jawab apa. Gak lama pintu ruangan diketuk dan ternyata itu Alex yang datang. Gue langsung memperkenalkan Alex dan menjelaskan awal mula gue bisa kenal sama dia.
"Eh, sorry Co, saya gak bisa lama-lama, masih ada kerjaan. Fel, saya pamit dulu ya! Semoga cepat sembuh," pamit Alex.
"Co, lo kenal di mana. Kok bisa dapet cowok ganteng kayak gitu?"
"Udah deh. Mata lo jelalatan kalo liat barang bagus. Mending mikirin nasib kepala lo tuh yang dibungkus perban setebal itu!" tunjuk gue ke kepala Felix.

KAMU SEDANG MEMBACA
Step-Brother
Ficción General✔Another reuplaod gay themed story ✔Original writer : babyfacehunks ✔Don't like don't read ✔Be a smart reader, please!