Tanpa Hati

13.9K 564 5
                                    

Gue terbangun pagi ini berbaring di kasur Felix. Kepala gue pusing, perut gue kelaperan, dan kondisi gue memprihatinkan. Kaki gue terasa keram dan pantat gue perih.

Gue lihat ada sebercak noda darah di sprei kasur Felix. Tenaga dan kesadaran gue belum 100% sempurna saat gue mendengar ada suara ribut di balkon kamar Felix.

"Anj*ng lo! Kenapa lo ngerusak adek gue!" teriak Felix dan terdengar suara bergerubuk.

"Sialan lo, kan lo yang mulai pertama ngentotin dia, sekarang lo malah nyalahin gue, b*ngs*t lo!" terdengar lagi suara bergerubuk itu.

"Iya tapi gue dalam kondisi gak sadar dan lo tau itu! Sekarang lo cabut dari sini! Gue udah gak mau liat muka lo!" Terdengar suara Felix menangis.

Kemudian keluarlah Andre yang semalam sangat beringas di kasur dengan wajah bengap dan bengkak lalu dia pergi keluar tanpa menoleh gue.

Gue menyipitkan mata melihat sesosok orang yang keluar dari pintu balkon dan gue langsung mengalihkan pandangan saat gue tau itu Felix.

"Co... L-lo u-udah sadar?"

Gue bergeming. Gak tau mau berbuat apa. Kalo kondisi gue saat ini sedang fit gue sangat yakin akan langsung bisa merobohkan dia dengan tinju gue yang keras. Tapi dengan kondisi gue yang sekarang untuk bangun pun sangat sulit.

Gue meraba sekujur badan gue yang pegal dan dipenuhi dengan cupangan dan sperma yang mengering. Pantat gue masih perih tapi hati gue lebih perih karena menyadari fakta bahwa kakak gue sendiri yang merusak gue.

"Co... g-gue nyesel banget, Co. M-maafin gue, Co!" ujar Felix dengan mata berair.

Gue bangkit berdiri dengan mengumpulkan seluruh kemampuan gue dan mengambil sisa pakaian gue yang berserakan dan beranjak menuju pintu.

Gue berjalan mengangkang dengan susah payah menahan rasa sakit di pantat gue. Sebelum gue keluar, gue cuma bisa utarakan satu kalimat!

"GUE JIJIK BANGET SAMA LO, FEL!"

Sebelum gue menutup pintu kamar dan bergerak menuju kamar gue sendiri.
Di kamar gue langsung masuk kamar mandi dan membersihkan diri dari sisa kejadian semalam, tanpa sadar gue menangis. Menangisi kenapa begitu teganya kakak gue sendiri merusak hidup gue. Menyesali apa kesalahan gue sampe dia tega berbuat begitu ke gue.

Gue membuka handphone dan melihat ada enam missed calls dan tiga sms dari Dion. Gue gak memedulikannya dan bergerak ke kasur untuk istirahat. Memulihkan semua tenaga gue sampai gue siap menerima semua kenyataan ini.

⚫⚫

Step-BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang