Introvert vs. Extrovert
Introvert, Extrovert, Social-butterfly,
Kid who's hiding in the corner sitting all alone.
All these titles all these labels
Do they truly represent who I am inside?
Every day I must be this happy-go-lucky girl smiling at the worldSomething must be wrong if I don't, or so they think it should.
Why can't I have a day off to be tired, sick, or sleepy?
I have good days and bad days just like everyone else in this world does.
I'm not always this happy- go-lucky social butterfly,
I don't need all these "friends" around me to be happy.
I'm perfectly fine on my own listening to my music
Playing soccer or taking a walk just me myself and I.D e n n i s
"Buset, dah, mobil siapa itu di depan?" Jhordan yang sedang bercermin di jendela depan—padahal menurut Bang Yoga gak kelihatan sama sekali—menyipit-nyipitkan matanya seakan terjadi kesilauan yang menyakiti pupilnya untuk terus menerus bekerja. "Sen! Sini deh, sini. Buset, gue bisa menjadi mahasiswa terpopuler geo 2k18 kalau gue bawa mobil itu ke kampus!"
Sena yang sedang memakan masakan Bang Yoga mendengus, "Apa sih, Dan, heboh amat pagi-pagi." Walaupun kesal pada Jhordan yang tiba-tiba berteriak, Sena tetap menghampiri Jhordan.
"WUAAA!" Sena menggeleng-gelengkan kepalanya, disusul dengan tabokan keras dari Jhordan, "Tuh kan, gak bohong kan gue? Tersepona kan lo?" Posisi mereka saat ini persis pencuri-pencuri yang sedang mengintip mangsanya; dengan gorden yang setengah di buka dan menampilkan sedikit bagian jendela yang tadi Jhordan pakai untuk bercermin.
Kehebohan mereka mengundang kehadiran Bang Ijul dan Brian yang sama-sama sedang makan, dan keduanya sontak ber-waw-ria. "Eh-eh, jangan-jangan itu mobil istrinya Babeh Rahmat?" Tanya Brian sambil mengedip-ngedipkan matanya.
"Heh, somplak lo! Istri Babeh Rahmat kan udah meninggal," Bang Ijul menoyor kepala Brian. "Tapi kenapa berhenti di depan rumah Babeh Rahmat, ya? Lagian aneh juga mobil kayak gitu masuk perumahan yang isinya anak kos semua?"
Jhordan mengangguk-angguk. "Gue tau nih," Jhordan kemudian tersenyum miring, "Jangan-jangan selingkuhan Babeh Rahmat?"
"Mau selingkuh dari siapa begeee," Sena menoyor kepala Jhordan. "Mobil apa sih itu kayaknya gue pernah lihat, tapi di mana, ya? Apa di mimpi gue?"
"Anjir, bisa sih bisa kalau di mimpi lo," Bang Yoga tiba-tiba berada di belakang mereka semua. "Oh itu mah Lamborghini Aventador kayak punyanya Raffi Ahmad. Ah, pada gak tahu, ya? Makanya update berita, dong."
Sena mendengus. "Yeuu, gosip itu mah, bukan berita."
Gue yang mendengar percakapan mereka semua—yang kini sudah bertumpuk di depan jendela hanya untuk melihat fenomena yang jarang sekali terjadi ini—mengernyitkan kening. Kok kayaknya kenal ya, sama mobilnya?
Gue gak mungkin meragukan kemampuan Bang Yoga untuk menganalisis berita-berita gosip. Setiap hari, Bang Yoga akan selalu update di instagramnya, selalu membaca line today dan bagian terfavoritnya adalah showbiz yang berisi berita-berita tentang artis gak penting. Contohnya, 'Mau lihat mobil termewah punya selebriti Indonesia? Nomor lima bikin kaget!' Ya, mungkin Bang Yoga habis baca itu.
[Mami]
Mami di depan, buka dong sayang
Tuh kan! Itu beneran mobil mama. Mama yang pengin banget gue panggil mami, padahal gue geli-geli gitu mendengarnya. Mama ngapain ke sini, ya? Padahal kan udah gue suruh kalau ke sini gak perlu bawa-bawa barang yang mencolok mata kayak gitu. Bikin orang-orang heboh aja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rêver
Fiction généraleYou're invited to: Maison de rêve, rumah mimpi. Tujuh orang pemuda dengan tujuh mimpi yang berbeda datang ke sebuah rumah sederhana berwarna biru milik seorang laki-laki paruh baya. Rumah itu kosong dan sepi, tapi akhirnya menjadi rumah penuh warna...