Let's talk about the future,
What will you be?
Will you there by my side?
D e n n i s
"Dissociative Identity Disorder itu...memang ada, Dok?"
Dokter laki-laki itu mengangkat kepalanya dari catatan-catatan yang berada di depannya, kemudian mengangguk, "Ya, tapi itu masih sebatas hipotesis di antara para psikiater, belum terbukti secara ilmiah. Mungkin kamu juga pernah baca di suatu jurnal?"
Gue mengangguk, "Ah iya, Dok. Tapi memang mereka mengatakan kalau masih banyak penelitian yang dilakukan tentang DID atau kepribadian ganda ini. Yang saya gak mengerti...apakah DID ini muncul secara genetik atau karena hal lain?"
"Kebanyakan ia muncul karena trauma di masa kecil akibat kekerasan dalam rumah tangga. Anak cenderung membuat sisi lain yang lebih kuat karena ingin berlindung dari hal-hal yang menurutnya membahayakan. Makanya, orang yang diperkirakan terkena DID ini cenderung memiliki dua sisi—atau lebih—yang berlawanan."
"Dan...apakah memungkinkan untuk kedua sisi ini tidak saling mengingat?"
Dokter itu menyandarkan dirinya pada kursi, kemudian mengernyitkan keningnya, "Sangat mungkin. Bahkan, kedua sisi ini bisa saja memiliki penyakit yang berbeda. Memang sulit dijelaskan secara akal kita, tapi memang begitu adanya."
"Apakah Dokter pernah menangani pasien DID di sini?"
Dokter itu menggeleng, "Sejauh ini, saya belum pernah menangani pasien semacam itu. Pasien yang datang kebanyakan adalah depresi ringan sampai berat dan yang paling parah adalah skizofrenia. Untuk DID sendiri, saya rasa kasusnya sangat jarang di Indonesia. Omong-omong, kenapa kamu bertanya tentang hal ini? Ada tugas kuliah atau—"
"Saya punya keluarga yang mengalami gejala seperti yang Dokter sebutkan tadi," gue menghela napas, kemudian dengan suara sedikit bergetar gue melanjutkan, "Mungkin saya harus meninggalkan dia untuk beberapa waktu, jadi...selama waktu itu...adakah cara untuk mengobatinya atau mencegah sisi kuatnya mendominasi? Itu cukup membahayakan untuk dirinya."
Dokter itu menghela napas, kemudian menjawab, "Untuk mengobati secara penuh...belum ada. Saya bisa menjaminnya atau kamu bisa baca jurnal-jurnal. Belum ada yang membahas mengenai pengobatan akan hal ini. Tapi untuk mencegahnya....saya rasa bisa. Biasanya sisi lain ini muncul karena adanya triggering factor. Mungkin ada kalimat atau suasana tertentu yang membuatnya mengingat masa lalunya dan membuat sisi lain dia memberontak. Yang harus kamu lakukan adalah menjauhkan dia dari hal tersebut."
Percakapan gue dengan dokter tadi terus terngiang-ngiang, bahkan hingga gue sampai di tempat kos. Tempat kos sedang penuh—maksud gue, semua orang ada di sini walaupun masih libur—tapi begitu sepi. Entah apa yang mereka lakukan di kamarnya masing-masing, yang jelas, suara jarum jam yang berdetak bahkan bisa gue dengar dari sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rêver
General FictionYou're invited to: Maison de rêve, rumah mimpi. Tujuh orang pemuda dengan tujuh mimpi yang berbeda datang ke sebuah rumah sederhana berwarna biru milik seorang laki-laki paruh baya. Rumah itu kosong dan sepi, tapi akhirnya menjadi rumah penuh warna...