Rêver 25 - Brian & Julian - Beautiful

174 14 14
                                    

Beautiful

Oh I miss you I miss you

Day by day as bright as the sunlight

Whenever I think of that trembling day

I will save you in my eyes, look at you and smile

Be by my side

--Wanna One--

B r i a n

Hari ini langit sedikit mendung dengan beberapa awan yang menggantung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini langit sedikit mendung dengan beberapa awan yang menggantung. Gue mungkin sedang tidak beruntung hari ini. Gue harus pergi ke kampus—jalan kaki pula, karena gak ada yang bisa gue tebengin—dan kelasnya dibatalkan.

He.

Mau menangis gue.

Padahal tadi gue sedang tidur-tiduran dan berharap gue ketiduran sekalian karena jatah absen gue masih ada tiga kali pertemuan lagi. Maison de reve sepi saat gue pergi, karena mereka semua sudah berangkat pagi-pagi, sementara kelas gue yang satu-satunya itu ada di siang bolong yang ternyata mendung ini.

Gue bisa bilang kalau di antara semuanya, kuliah gue paling santai dan seharusnya gue memanfaatkan kelenggangan waktu itu dengan mengikuti berbagai macam organisasi, tapi sayangnya gue memilih jadi apatis. Walaupun begitu, biasanya gue gak langsung pulang kayak Dennis, gue lebih senang keluyuran sampai kira-kira matahari mau terbenam.

"Lo hebat banget. Gue gak pernah bertemu orang sehebat lo," cowok itu tertawa, memperlihatkan gigi-giginya yang rapi. "Gue tau ini cringe, tapi gue jadi semakin suka sama lo, hahaha."

Aduh, kaki gue kenapa sih. Kenapa lo bawa gue ke sini?!

Dan mata gue juga! Kenapa mata gue harus tertuju ke sana dibandingkan dengan pemandangan-pemandangan lain yang lebih indah?!

Kalau tadi gue mau menangis, sekarang gue pengen marah aja. Gue lupa sesuatu, sebanyak apa pun kantin di universitas gue, kantin ini adalah kantin kesukaan dia. Bukan cuma dia, tapi hampir semua orang. Terbukti dengan adanya gerombolan mahasiswa di setiap sudut dan rencana rektorat untuk memperluas kantin ini. Ck, harusnya gue makan sama Bang Ijul aja, atau ngintilin Sena yang katanya ada project baru bareng Jhordan. Siapa tahu kan gue berguna?

"Hahaha, oke-oke. That's cringe, but I like it," Chila balas tertawa. Mereka berdua seperti memiliki dunia mereka sendiri dan tidak menyadari kehadiran gue yang tertutup oleh botol-botol teh botol sosro di meja depan gue.

He? Lagian siapa gue minta disadari?

Gak. Gak. Gue tuh bukan baru menyadari kalau gue suka sama Chila. Gue tahu itu gak akan terjadi, cuma rasanya gak adil aja gak sih kalau dia meninggalkan gue—yang notabene katanya sahabat dia dari brojol—demi cowok lain? Gue mengerti dia pasti suka sama seseorang, tapi seenggaknya gak nyuekin gue sebegininya, kan? Gue salah apa sih sebenarnya?

RêverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang