6. Hujan

152 17 2
                                    

"Jika yang tulus pun tak mampu membuatmu luluh, lalu mengapa yang menyakitkan mampu membuatmu berjuang?"

****


Arsen menghempaskan Tubuhnya Di Sofa Ruang Tamunya, Di Pikirannya selalu tergiang perkataan Raffa.

"Addley Pacar Lo? "

"Gue Bisa aja Rebut Addley dari Lo."

"Gue Tahu Lo Cuman Jadiin dia Tantangan Lo selama sebulan. "

"Dan Gue Gak Akan Biarin Addley Sakit Hati lagi, Anjing! "

Kata kata itu terus tergiang di kepalanya Apa maksud Dari perkataan semua itu?

Arsen mendengus Saat Dimas Melempar Bantal Sofa tepat Di wajahnya.

"Bengong Mulu lo. Kesambet Setan Bawel Baru Tahu Rasa lo. "

Arsen hanya bangun berjalan melewati ketiga temannya menuju kamarnya untuk berganti pakaian.

🎶🎶🎶🎶

Arsen mendengus kesal karena dirinya harus pergi ke mini market oleh ke-tiga Curut yang menyandang status sahabatnya.

"Kurang ajar SiAlan, Singga, mas-mas Jawa. "Rutuk Arsen.

Dengan kesal Arsen Turun dari Motornya memasuki Minimarket, mengambil keranjang belanja dengan malas tanpa menoleh ke meja kasir ada seorang Gadis memperhatikan Arsen dari masuk dengan Rasa Gelisah di hatinya.

Arsen mengambil malas cemilan dan minuman kaleng dengan asal lalu pergi menuju kasir namun langkahnya terhenti saat melihat seorang Gadis yang mengabaikannya tadi Siang.

Gadis berkuncir kuda itu tersenyum ramah pada pelanggan yang datang perlahan senyum itu pudar saat mata bulatnya tak sengaja menatap Mata Hijau yang tajam milik pria itu.

🎶🎶🎶🎶

Addley masih dengan senyumnya melayani Pembeli dengan Ramah.

"Addley Lo gak mau istirahat dulu? "

Addley Menoleh pada Pria yang lebih tua dibandingnya lalu menggeleng masih dengan senyumnya.

"Gak. Nanti aja aku istirahatnya masih ada pelanggan. "

Pria itu hanya mengangguk dan langsung pergi meninggalkan Addley yang menjaga meja kasir.

Addley melirik jam tangannya pukul 8 malam, Ia menghela nafasnya lelah sedari tadi perutnya belum di isi makanan.

Tanpa sengaja Mata Bulat berwarna coklat Addley melihat seorang Pria yang baru masuk dengan wajah dingin sedang mengambil keranjang belanja dengan malas.

Addley menahan nafasnya sejenak melihat Arsen disana yang sangat tampan memakai Kaos putih polos dengan jaket Boomber dan kacamata bertengger di hidungnya, Ia tersadar dari lamunannya ketika pelanggan datang.

Saat sudah selesai transaksi Addley mendongak melihat Arsen yang mematung beberapa langkah dari tempatnya berdiri, melihat itu Addley menjadi gelisah karena siswa dari sekolahnya tahu bahwa ia bekerja, mata bulatnya bergerak kesana-kemari saat Arsen mendekati meja kasir.

Arsen mendekati Meja kasir disana ada Addley yang sepertinya gelisah, Arsen berdehem lalu menaruh keranjang belanjanya di atas meja kasir sambil terus menatap Addley yang menunduk, di benaknya timbul berbagai macam pertanyaan.

Addley menunduk sambil menghitung total belanja Arsen.

"Semuanya jadi 150 ribu rupiah, Mas. Ada yang mau di tambah? "Addley berusaha bersikap profesional.

Dear, Arsen... Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang