2.Untuk Arsen

192 21 2
                                    

“Setahan-tahannya orang bertahan, ada waktunya dia harus memaksa melepaskan.”

****

Addley berjalan melewati koridor sekolah Sendirian.

Seperti biasa banyak orang yang berbicara tentang dirinya yang tidak-tidak.

Addley terus menguatkan dirinya Sampai ada seorang perempuan berdiri dihadapannya.

Addley mendongak menatap Perempuan yang memakai baju ketat dan Make-up diwajahnya.

Cassandra Anderson Nama perempuan itu.

Cassy tersenyum sinis "Gimana Hari lo, Addley? "

Addley memutar bola matanya kesal "Menurut Lo? "

Cassy tertawa "Masih aja ya lo ketus, Setelah selama ini gak ada seorang pun yang deketin lo. Wajar sih, cewek kayak lo gak punya teman, ehh ralat. Punya tapi Cuman Reyna, Mungkin Reyna cuman kasian sama lo yang gak punya teman sama sekali.

Sekarang beredar bahwa Lo Addley Gabriel Adillah, ngejar ketua Osis kita Gavin. Gak tahu malu banget ya lo, gak takut dikhianatin lagi sama Cowok? Bagus deh, lo gak ngeharapin mantan Gue lagi Sekaligus mantan tersayang lo juga kan? "Cecar Cassy yang tersenyum sinis.

Addley membuang mukanya muak bergegas jalan meninggalkan Cassy dan Semua Siswa yang sedang memperhatikannya Namun tangannya dicekal Cassy.

Addley memberontak berusaha melepaskan cekalan Cassy yang semakin erat.

Cassy semakin tersenyum sinis "Kenapa? Malu ya diliatin sama semua Siswa SMA Tunas harapan kalo lo cewek gak tahu Malu dan Lo seorang Pengkhianat. "Cassy menekan Kata 'Pengkhianat' Mendorong bahu Addley.

Mata Addley berkaca-kaca mendengar kata Pengkhianat, Airmata nya hampir jatuh tapi segera ditahannya.

"Uhh Mau nangis ya? Kasian. Cup cup, gak ada yang nolongin. Kemana Sahabat lo itu Reyna"

Addley mendongak dengan tatapan tajam "Aku bukan Pengkhianat. Dengar itu, Aku Bukan Pengkhianat. Semua ulah Kamu kan? Kamu yang kerja sama dengan dia untuk ngehancurin Aku. Kamu yang Pengkhianat sama Kayak dia. "Bentak Addley menunjuk Cassy.

Cassy dengan emosi menepis Jari Addley "Omong Kosong! "

"Kalo itu salah seharusnya kamu gak marah. "

"Kurang ajar! "

Cassy melayangkan tangannya untuk menampar wajah Addley Namun Ada yang menahan tangannya.

Addley yang memejamkan matanya kini membuka saat tidak merasakan sakit dipipinya. Terkejut melihat orang yang menahan Tangan Cassy yaitu, Arsen.

****

Arsen memarkirkan motornya dipakiran. Disana sudah ada Alan, Leo dan Dimas yang berada di motor masing-masing.

"Woy, udah dateng ketos kita. "Seru Dimas.

Leo dan Alan menempeleng kepala Dimas.

"Huu Jahat kamu, Mas sama aku. Nanti malam kamu gak dapet jatah dariku, Mas Leo. "Dimas dengan suara seperti Cewe.

Leo bergidik geli melihat kelakuan Dimas "Mandi, Dim. Mandi. "

Dimas bergelayut di lengan Leo "Gak mau, Maunya di mandiin sama, Leo. "

Leo menghempaskan tangan Dimas, Alan tertawa terbahak-bahak memukul jok motornya berkali-kali, Arsen menghela nafasnya Menggelengkan kepalanya.

"Masuk. "Ucap Arsen sambil berjalan mendahului mereka.

Dear, Arsen... Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang