Reyna menenangkan Addley yang sedari tadi menangis, Pakaian gadis itu sudah diganti dengan pakaiannya.
Sahabatnya itu masih menangis dan sesekali terdiam sedangkan Raffa pria itu sedang mengobati luka-luka Addley. Tubuh Addley benar-benar sangat mengenaskan banyak bekas luka yang membiru di seluruh tubuhnya seperti sudah lama ditambah dengan Luka cambuk yang Pria kurang ajar itu lakukan.
"Reyna, Raffa bagaimana kalian Bisa datang?" Tanya Addley disela-sela tangisnya.
Raffa menyelesaikan membalut luka pada Tubuh Addley kemudian memeluk gadis itu.
"Aku ada disana. Dari awal masuk aku tahu itu kamu jadi aku merhatiin kamu dari kamu masuk dan aku menelpon Reyna karena perasaan aku gak enak saat kamu datang bersama Tante Tiara dan benar saja, Tante Tiara menjual kamu di pelelangan, aku berusaha buat membebaskan kamu tapi pria tua itu selalu menaikan harganya. Jadi aku membiarkannya saja untuk merencanakan merebut kamu dari Pria itu. Dan Maaf, karena telat datang. " Jelas Raffa.
Addley melepaskan pelukan Raffa memilih memeluk Reyna. "Tidak apa-apa, Terima kasih telah menolong ku, aku tidak tahu kalau kalian tidak datang bagaimana dengan keadaan ku."
"Lo disini aja ya. Gue udah bawa baju-baju lo ke sini. Sekarang gue gak mau tahu, Lo harus tinggal sama gue!" Titah Reyna pada Addley yang mau tidak mau gadis itu menerimanya.
Addley mengangguk memeluk Reyna dengan erat, pikirannya menerawang jauh saat ia bertemu dengan Arsen untuk pertama kalinya.
*Flashback*
Seorang gadis berjalan di sepanjang koridor sekolah dengan senyum yang selalu terukir di wajah cantiknya membuat siapa saja yang berpapasan dengannya akan terpesona oleh kecantikan yang keluar dari Gadis itu.
Namanya Addley Gabriel Adillah gadis most wanted girl di SMA Tunas harapan. Gadis itu sangat Cantik dengan Rambut cokelat bergelombangnya dan Mata bulat serta bibir tipis yang menghiasi wajah cantik itu.
Addley baru saja memasuki Sekolah beberapa bulan yang lalu menjadi Adik kelas dan dalam waktu beberapa bulan itu juga Addley menarik perhatian seluruh siswa sekolah karena kecantikannya bukan hanya cantik, Addley juga dikenal dengan sikap ramahnya dan kepintarannya membuat para Wanita iri dengannya.
Addley menghampiri Reyna yang sudah duduk di salah satu meja kantin.
"Maaf, aku lama. Tadi, ke toilet dulu.""Santai. Lo mau pesan apa?" Tanya Reyna sambil menatap papan menu makanan.
"Aku mau makan bakso aja sama es teh lemon."
"Oke." Reyna segera berdiri memesankan makanan untuk dirinya dan untuk Addley.
Addley memainkan ponselnya sambil menunggu Reyna datang, Bibirnya menyunggingkan senyuman mendapatkan pesan dari kekasihnya Raffa.
Siswa Tunas harapan sebenarnya sudah tahu Addley memiliki kekasih yang berbeda sekolah dengannya namun para pengagum Addley tidak berhenti untuk mendekati gadis itu.
Reyna menaruh semangkuk bakso di hadapan Addley sambil mengernyitkan keningnya melihat sahabatnya yang tersenyum sendiri.
"Kenapa lo?"
Addley mendongak masih dengan senyumannya dan pipinya yang merona menggelengkan kepalanya mematikan ponselnya menaruhnya diatas meja.
"Pasti Raffa kan?"
Addley mengangguk membenarkan tebakan Reyna.
"Enak ya, yang udah punya pacar. Senyum Mulu sampe pegel tuh pipi." Ledek Reyna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, Arsen...
Teen FictionDear Arsen... Selamat ulang tahun ya, semoga kamu suka hadiah ini. Maaf jika hanya ini yang bisa aku berikan, karena aku tidak tahu apa yang Arsen inginkan saat ini. Dear Arsen... Maaf jika aku telah lancang masuk ke dalam hidupmu. Tapi, aku tida...