14. Tolong Aku! (1)

161 15 0
                                    


Yang aku butuhkan hanya kamu berada disampingku, Tidak perlu melakukan apapun hanya diam di sampingku dan aku yang akan menarikmu berlari untuk berjuang, Meski kamu enggan.

****
Addley menghempaskan tubuhnya di kasur cairan bening dari matanya kembali keluar, Biarkan. Biarkan untuk hari ini ia merasa lemah sangat sakit mendengar seseorang yang dicinta berbohong padamu.

Kamar bernuansa putih itu hanya terisi dengan tangisan pilu sang empunya yang berharap semua ini mimpi dan esok saat ia membuka Matanya ia bisa melihat Arsen yang memandangnya dengan lembut menatapnya penuh dengan cinta seolah hanya ia satu-satunya Wanita yang amat berharga dalam kehidupan pria itu. Meski ia tahu itu semua Mustahil bahkan hanya ada dalam mimpinya dan Mimpinya tidak akan pernah menjadi nyata.

****

Addley mengusap peluh yang membasahi kening serta lehernya sambil memasuki kelas yang sepi karena masih banyak yang belum selesai Ujian praktek.

Sambil menunggu ujian praktek selanjutnya Addley menumpukan kepalanya ke kedua lengannya, Mengatur nafasnya yang belum stabil.

Tring

Addley meraba saku Almamaternya mencari ponselnya yang berbunyi dengan malas membuka pesan tersebut.

Mama

Nanti malam jangan kemana-mana, Saya ingin membawamu ke acara saya.

Addley sedikit mengernyitkan keningnya tidak biasanya Tiara mengajaknya pergi ke acara yang dihadiri oleh ibunya itu. Tidak ingin ambil pusing ia mengetikan kata 'baiklah' lalu segera menutup ponselnya memasukkan ke dalam Saku Almamater nya.

Mata bulatnya kembali terpejam sebelum suara dobrakan pintu terdengar menyeluruh di ruang kelas.

Addley mendongak melihat Cassy yang datang menghampirinya dengan wajah Murka. Addley hanya menatapnya bingung kenapa Cassy murka padanya? Ia bahkan sama sekali tidak melakukan hal yang salah.

Tarikan di rambut yang di kuncirnya membuat Addley meringis betapa bengasnya Cassy.

"Ada apa Cassy?"

Mendengar perkataan Addley semakin membuat Cassy marah. "Ada apa Lo bilang?" Cassy mendorong Addley dengan keras sampai membuat beberapa bangku dibelakangnya berantakan.

"Lo gak usah kecentilan ya jadi cewek! Maksud Lo apa pacaran sama Gavin tapi masih aja deketin mantan lo Raffa! Mau jadi cewek murahan ya lo! Kalo mau sini gue jadiin lo murahan! "

Cassy mulai membuka paksa seragam sekolah Addley yang dipertahankan gadis itu, Tangan Cassy yang telah lepas dari rambut coklat Addley merobek kaos kaki Addley yang se lutut dengan paksa.

"Berhenti Cassy, Aku gak punya hubungan apa-apa sama Raffa."

Cassy tertawa remeh menangkup kasar dagu Addley membiarkan kuku bercat merahnya menancap di kulit mulus Gadis itu. "Gak punya hubungan Lo bilang? Jadi maksud lo Raffa yang ngejar lo? Mimpi Lo sana cewek murahan! "

Tamparan keras dari Cassy membuat sudut bibir Addley berdarah belum sembuh pipinya karena tamparan ibunya di tambah lagi dengan tamparan Cassy. Mata coklat Addley menyusuri ruangan yang sudah ramai menonton tanpa disadarinya, Apakah ini layak di tonton? Apa tidak ada satupun orang yang ingin menolongnya?

Dear, Arsen... Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang