Sampainya di rumah baru membuka pintu terdengar suara desahan di ruang tamu ia kembali melihat Ibunya Tiara sedang bersetubuh dengan pria lain.
Tiara yang menyadari kedatangan Addley segera mengakhiri kegiatannya mengenakan pakaiannya dengan asal menghampiri Addley yang menunduk di depan Pintu.
"Sudah pulang? Gimana seru acaranya?"
Addley tidak menjawab masih terdiam dengan kepala menunduk. Pria yang tadi bersama Tiara menghampiri Addley melirik dari atas hingga bawah sambil menyeringai.
"Cantik juga. Bagaimana jika aku bermain dengannya sebentar?"
Tiara tertawa pelan. "Tentu saja boleh, Kita bermain bertiga."
Addley yang mengerti pembicaraan mereka berdua memundurkan langkahnya sambil menggelengkan kepalanya saat Pria itu mendekatinya dalam kondisi telanjang.
Air Mata Addley mulai mengalir saat pria itu berhasil menyudutkannya ke pintu Rumah yang tertutup.
Pria itu mengelus wajah lembut Addley semakin membuat Addley ketakutan. "Sangat Cantik."
Pria itu berusaha mencium Addley yang segera gadis itu memalingkan wajahnya. Diam-diam tangan Addley yang berada di belakang tubuhnya memegang knop Pintu.
Pria itu menampar keras Addley membuat darah segar mengalir di sudut pipinya, Addley semakin berontak. Pria itu mencekik leher Addley dengan kedua tangannya yang sedari tadi mengurung Addley.
"Toni, Jangan Bunuh dia. Dia akan sangat berguna buat gue nanti." Seru Tiara yang sedari tadi menonton tanpa berniat menolong anaknya.
Pria bernama Toni itu berdecih di depan Wajah Addley.
Dengan nafas yang tersengal-sengal Addley berusaha melawan Toni, Kakinya terangkat dan menendang kemaluan Toni dengan keras lalu segera membuka pintu dibelakangnya.
"Kurang ajar! Tunggu balasanku."
Addley kembali berlari tidak tentu Arah meninggalkan Rumahnya. Ponsel di kantong celananya berdering dengan cepat ia mengangkatnya karena hanya ada tiga kontak di ponselnya Reyna, Tiara ibunya dan Raffa. Raffa dan Tiara tidak mungkin menghubungi dirinya saat keadaan seperti ini dan yang meneleponnya pasti Reyna.
"Reyna hiks hiks tolong aku... Hiks hiks."
"Addley dimana lo sekarang, gue kesana."
"Depan komplek rumahku."
"Tunggu disana, jangan kemana-mana."
Addley terisak pelan memegang kerah bajunya dengan erat, mata bulatnya yang berair melihat sosok Pria yang sangat dikenalnya yaitu Raffa dari jauh, dengan pelan ia berjalan menghampiri Raffa. Langkah kakinya berhenti saat merasakan tarikan pada Rambutnya yang segera menghempasnya begitu saja.
"Yahh, ketahuan deh tinggal dimana sekarang. "
"Ternyata cewek kayak lo tinggal di perumahan mewah kayak gini. Atau jangan-jangan lo simpanan om-om?"
"Udahlah friska jangan ngomong lagi lihat tuh, Primadona sekolah nangis nanti kita di musuhi satu sekolah."
Orang yang menjambaknya adalah Cassandra beserta teman-temannya Friska dan Natalie.
"Cassy kayaknya predikat primadona sekolah bakal jatuh ke tangan lo deh." Ucap Friska.
"Tentu. Oh sekarang Lo kan udah kehilangan pangeran berkuda putih Lo itu." Ucap Cassandra dengan nada yang sangat angkuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, Arsen...
Ficção AdolescenteDear Arsen... Selamat ulang tahun ya, semoga kamu suka hadiah ini. Maaf jika hanya ini yang bisa aku berikan, karena aku tidak tahu apa yang Arsen inginkan saat ini. Dear Arsen... Maaf jika aku telah lancang masuk ke dalam hidupmu. Tapi, aku tida...