12. Perempuan yang bersama Arsen.

143 14 0
                                    


Reyna pagi-pagi sudah menjemput Addley di rumahnya. Addley berjalan keluar dari rumahnya dengan rambut coklatnya yang tergerai sedikit menunduk langsung masuk ke dalam mobil.

"Lo udah gak papa kan?"

Addley melirik sekilas Reyna. "Gak papa kok, Na."

Mata Reyna menyelidik Addley seolah men-scan tubuh Sahabatnya memastikan tidak ada luka baru di tubuhnya.

"Jalan Na, nanti kita telat."

Reyna menuruti permintaan Addley menjalankan mobilnya masih dengan banyak pertanyaan di kepalanya mengenai Addley yang terdiam meski memang Addley selalu terdiam tetapi kali ini diamnya berbeda seperti sedang memikirkan sesuatu.

****
Untuk pertama kalinya Addley tidak memberikan bekal sarapan pada Arsen dan itu sangat langka bagi Reyna, Sebenarnya apa yang terjadi kemarin pada Addley?

"Addley lo gak bawa bekal buat Arsen?"

Addley yang sedang mengeluarkan buku bahasa Indonesia terhenti sejenak lalu menggeleng. "Gak usah. Udah gak perlu lagi."

Reyna masih penasaran karena sudah berkali-kali bahkan ratusan kali sudah ditolak tetap saja Addley memberikan bekal pada Arsen apalagi kemarin bekal gadis itu dimakan oleh Arsen.

"Kenapa?"

Addley lalu menggelengkan kepalanya. "Gak papa, lagi malas aja bikin bekal."

Reyna mengernyitkan keningnya tidak puas, baru ingin membuka mulutnya untuk bicara bel berbunyi bersamaan dengan bu Ratu yang terkenal disiplin datang tepat waktu.

****
Bel berbunyi menandakan istirahat telah tiba, sedari keluar kelas Reyna tidak membiarkan Addley berjalan seorang diri seperti anak kecil yang sedang merengek pada ibunya meminta membelikan makanan karena Reyna selalu mengikuti kemanapun Addley pergi.

Addley menghentikan langkahnya menatap kesal pada Reyna yang masih mengikutinya.

"Reyna, berhenti. Aku mau ke perpustakaan, kamu ke Kantin aja, pasti kamu lapar kan?"

"Gak mau. Kalo gue tinggal, gue takut kejadian kemarin ke Ulang lagi, Add."

Addley menghela nafasnya. "Reyna aku mau ke perpustakaan doang, kamu ke kantin aja beli makanan, nanti kalo udah aku ke kantin."

Reyna berpikir sebentar kemudian mengangguk. "Oke gue ke kantin dulu ya, nanti gue susul ke perpus. "

Addley hanya menatap punggung Reyna yang perlahan menghilang dari pandangannya kemudian berjalan menuju Arah perpustakaan.

****

Addley menyusuri rak berisikan buku-buku di perpustakaan mencari buku yang ingin di bacanya, Mata bulatnya melihat salah satu buku di rak atasnya.

Kakinya berjinjit mencoba menggapai buku yang di inginnya namun sayang tidak berhasil, Addley meloncat dengan tangan menjulur ke buku itu tetap tidak berhasil.

Addley mendengus kesal menatap nanar buku yang ingin dibacanya, tiba-tiba ada sebuah tangan dari Arah belakangnya mengambil buku itu, refleks Addley membalikan badannya melihat siapa yang Mengambil buku yang diinginkannya.

Mata bulatnya terkejut melihat Orang itu ternyata Arsen yang mengambil buku di inginnya. Addley masih Mendongak menatap Arsen yang lebih tinggi darinya dan tangan Arsen masih berada di rak buku sehingga tubuh mungil Addley terkukung oleh satu lengan Arsen.

Netra hijau Arsen menatap netra Coklat milik Addley mereka berpandangan beberapa saat sampai suara cekukan Addley memutuskan pandangan mereka.

Arsen berdehem mengalihkan pandangannya ke segala Arah kemudian menatap Addley yang sedang menunduk memegang dadanya. Diangkatnya tangannya yang berada di Rak membaca judul buku yang ingin di ambil gadis didepannya.

Dear, Arsen... Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang