28. Hari indah

130 19 0
                                    

Aku harap ini tidak berakhir dengan cepat. Biarkan aku bersamamu hingga aku merasa harus menyerah.

****
Addley Menginap di Apartemen milik Arsen, Hari sudah semakin larut setelah makan Arsen menyalakan TV situasi menjadi hening hanya suara TV yang terdengar di ruangan itu namun bagi mereka ini sudah membuat bahagia hanya berada di sisi satu sama lain.

"Besok aku akan belajar bersama Reyna di perpustakaan Nasional. Arsen mau ikut? Mungkin Alan juga ikut karena akhir-akhir ini Alan sering datang ke rumah Reyna, Tante Retha juga udah ngizinin Alan datang asalkan jangan Macam-macam dan harus ada aku diantara mereka berdua. "

Arsen Menoleh pada Addley melihat Gadis itu dari samping tidak bisa menghilangkan kecantikan Addley.

"Ya."

"Arsen mau ikut? "

Arsen mengangguk mengiyakan. Addley tersenyum menatap Arsen namun tidak lama matanya semakin berat.

"Tidur di kamar, Gue disini. "

Addley langsung menggelengkan kepalanya cepat. "Enggak. Ini kan Apartemen Arsen jadi Arsen yang tidur di kamar. "

"Ck! Masuk. "

"Gak Mau! "

"Masuk."

"Gak! "

Arsen menghela nafasnya sebelum mengendong Addley memasuki kamarnya.

"Arsen!! "

"Apa? "

Addley yang berada di gendongan Arsen menutup wajahnya menggunakan kedua tangan. Malu melihat Wajah Arsen yang sangat dekat dengannya.

Dengan pelan Arsen menurunkan Addley di atas Kasurnya, Gadis itu masih saja menutup Wajah.

"Tidur di.si.ni."

Arsen menegakkan tubuhnya bersamaan dengan Addley yang membuka wajahnya.

Addley menaikan selimut sampai dagu menatap Arsen yang juga masih menatapnya. "Makasih."

Arsen sempat tertegun sebentar sebelum melangkah keluar kamar tanpa sadar wajah Pria itu sudah memerah padam.

Entah hari ini aku harus sedih atau bahagia. Sedih melihat pertengkaran Arsen dengan Ayah Arsen atau Bahagia karena Arsen sedikit terbuka padaku.

Tapi jika Arsen sudah melewati penderitaan itu sejak dulu lalu siapa yang menjadi kekuatan Arsen hingga saat ini? Apa itu Elisa?

Aku iri dengan Elisa yang ada saat Arsen butuh seseorang di samping Arsen dan melalui penderitaan Arsen.

Addley segera menggelengkan kepalanya mengenyahkan pikirannya.

Aku tidak boleh iri, Sekarang Arsen sudah terbuka padaku. Apa itu Artinya Arsen percaya padaku dan... Mencintaiku?

Rona merah muncul di seluruh wajah Addley senyumnya terpatri sangat indah menyadari apa yang di pikirannya.

Semoga memang begitu.

Perlahan Addley memejamkan matanya masih dengan senyuman yang terpatri di bibirnya itu.

****

Arsen mendudukkan tubuhnya di sofa setelah membawa Addley kedalam kamar. Tangannya menyentuh ponsel yang sengaja di matikan dengan cepat ia menyalakan ponselnya lalu terdengar suara notifikasi secara beruntun. Arsen melihat pesan yang ada di pop-up notifikasi. Pesan dari teman-temannya, Surya serta Elisa yang menanyakan keberadaannya.

Dear, Arsen... Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang