11. Tidak Percaya

135 16 1
                                    

Hatiku sudah Hancur, Arsen. Jadi tolong jangan menghancurkannya lagi, nanti Hatiku akan hilang.

Reyna menyusuri koridor sekolah mencari keberadaan Addley, Sejak istirahat sampai pulang ia sama sekali tidak melihat Addley, Sempat bertanya pada Siswa dimana Addley, Siswa itu hanya menggelengkan kepalanya tidak peduli membuat Reyna Curiga ada yang terjadi saat dirinya menghampiri Arsen.

Reyna merasa sangat khawatir pada Addley karena firasatnya berkata Addley Dalam keadaan tidak baik.

"Addley lo dimana?"

Gadis berjaket Abu-abu itu mencari sahabatnya di seluruh sudut sekolah dengan perasaan yang sangat khawatir.

"Toilet. Ya Toilet. " Reyna berlari menuju toilet.

Sampainya di sana Reyna berusaha membuka pintu toilet namun sama sekali tidak terbuka, Reyna mengetuk pintu toilet berkali-kali.

"Addley! Addley! Lo didalam? Addley, gue mohon jawab Addley. "

Rasa khawatir Reyna semakin membuncah saat tidak mendengar suara dari dalam Toilet. Tepukan di bahunya membuatnya memutar tubuhnya mendapati Alan di sana.

"Kenapa? Ada apa? " Khawatir Alan saat melihat Reyna yang panik sambil mengetuk Pintu.

"Addley. Addley di dalam. Pintunya terkunci. "

Mendengar itu Alan menyuruh Reyna Menjauh dari Pintu. "Biar gue coba dobrak pintunya. "

Reyna hanya mengangguk dengan rasa khawatirnya Melihat Alan berusaha mendobrak pintu Toilet. Sudah percobaan ketiga namun masih belum bisa terbuka.

Reyna menghampiri Alan. "Alan kita harus ke TU minta kunci dari sana. "

Alan mengusap wajahnya lalu mengangguk menyetujui ucapan Reyna kemudian ia mengeluarkan ponselnya menelpon seseorang.

"Halo. Bawain Kunci Toilet Cewek ke Toilet cewek yang di bawah. "

"...."

"Ck! Nanti gue jelasin, sekarang lo ke sini dulu. Cepetan! "

Alan mematikan ponselnya memandang Reyna yang terlihat sangat khawatir pada Addley.

"Hey. Tenang-tenang gue udah Suruh Dimas bawa kuncinya ke sini. "

Reyna memandang tajam Alan. "Tenang? Lo bilang tenang? Gimana bisa gue tenang saat Sahabat gue Addley ada di dalam dan gak tau gimana kondisinya. Gu-gue gak bisa jaga Addley dengan benar, Semua salah gue. " Reyna terduduk di lantai menutup wajahnya menggunakan kedua tangannya, perlahan Air matanya turun memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi pada Addley.

Alan berjongkok di hadapan Reyna mengusap kepala gadis itu. "Maaf kalo kata-kata gue bikin lo marah. Gue hanya ingin menenangkan lo. "

"Si Alan!! "

Alan mengumpat sambil berdiri melihat Dimas yang berlari sambil memainkan kunci di tangannya dan juga Arsen dan Leo dibelakang Dimas.

Ternyata Arsen belum pulang.

"Nih." Dimas melempar kunci pada Alan yang dengan sigap menangkapnya.

Dear, Arsen... Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang