Addley sudah sedikit sehat setelah seharian kemarin istirahat di rumah dengan senyuman penuh keyakinan kakinya melangkah menuju kelas Arsen sambil membawa Paper bag berisi sarapan untuk Arsen.Disepanjang jalan banyak mata yang menatapnya sinis bahkan ada yang terang-terangan mencibirnya. Addley tanpa sadar memperhatikan dirinya yang seperti biasa memakai Seragam Sekolah dengan Jas berwarna biru serta dasi dan rok selutut, Rambutnya di kuncir dua dibawahnya.
"Lihat-lihat disekolah kita ada anak pelacur. "
"Gak dikira ya, anak nya sok polos. Ibunya pelacur main sama brondong, jangan-jangan anaknya juga sama kayak ibunya. "
"Sayang banget padahal keluarganya terpandang, ibunya bahkan terkenal dikalangan Artis. "
Addley berjalan menunduk kepalanya penuh dengan tanda tanya sebenarnya ada apa?
*****
Addley tersenyum saat mata bulatnya mendapati Arsen yang sedang duduk di bangkunya sambil membaca buku dengan Earphone yang menggantung di kedua telinganya, Dengan segera Addley berjalan menghampiri Arsen.
Alan, Dimas dan Leo yang menyadari keberadaan Addley segera menyapa gadis itu yang dibalas senyuman manis Addley.
"Arsen. "Panggil Addley yang tidak di gubris Arsen.
Alan menyenggol lengan Arsen yang berada disebelahnya sedang membuka halaman baru, Arsen menatap tajam Alan yang mengganggunya. Alan mengisyaratkan untuk Arsen melepaskan Earphone nya dan melihat Addley.
Arsen melepaskan Earphone nya kemudian mendongak menatap Addley yang menatapnya juga.
"Hmm... Kali ini Aku bawa makannya lebihan buat kalian juga. "
"Wah Addley emang debest deh. " Sahut Leo sambil mengacungkan kedua jempol nya.
"Rejeki anak Sholeh banget Ya tuhan. " Dimas menangkupkan kedua tangannya di dadanya mendramatisir keadaan.
"Makasih Addley. "
Addley tersenyum menatap mereka semua yang nampak senang namun senyumannya luntur saat melihat kotak makan yang kemarin ia titipkan pada Reyna dengan pandangan bingung. Bahkan bukan hanya Addley ketiganya pun bingung dengan Tingkah Arsen.
"Kemarin. "Ucap Arsen yang merasa teman-temannya dan Addley menatapnya bingung.
Tanpa disadari Mereka semua tersenyum senang. Alan, Dimas dan Leo Sudah tahu apa yang dimaksud Arsen dan apa yang dilakukan Arsen pada kotak makan ini kemarin.
Addley mengambil kotak makan itu dengan senyuman yang sangat manis yang membuat semua orang terpesona melihatnya.
''Terima kasih ya. " Addley masih tersenyum menatap Arsen.
"Makanlah semuanya Aku sengaja bikin banyak buat kalian, Kalau begitu aku balik ke kelas dulu ya, Da Dah. "
Setelah itu Addley pergi melangkah keluar dari kelas Arsen dengan wajah yang kembali menunduk diiringi pandangan menjijikkan di setiap langkahnya.
🎶🎶🎶
"Lihat-lihat di kelas kita ada anak dari seorang pelacur. "
"Duh gak nyangka Ibunya suka sama berondong, gak takut dipelorotin hartanya. "
"Jangan-jangan Anaknya juga sama kayak ibunya. "
Addley semakin menundukkan kepalanya sambil memegang kerah atas bajunya, Meski ia tak tahu untuk siapa kata-kata tersebut terlontar tapi ia merasa kata itu untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, Arsen...
Teen FictionDear Arsen... Selamat ulang tahun ya, semoga kamu suka hadiah ini. Maaf jika hanya ini yang bisa aku berikan, karena aku tidak tahu apa yang Arsen inginkan saat ini. Dear Arsen... Maaf jika aku telah lancang masuk ke dalam hidupmu. Tapi, aku tida...