8. Mencari

166 16 2
                                    


Bisakah sedikit saja kamu tunjukkan padaku Cintamu. Sedikit saja. Aku mohon, Jika tidak bisa berpura-pura lah. agar aku bisa mengenangnya dalam hidupku, meski hanya sebatas kebohongan.

Addley memegang kepalanya yang semakin berdenyut kencang, Padahal semalam dia sudah meminum obat yang dibelinya setelah pulang dari Cafe.

Dengan perlahan Addley menuruni anak tangga menuju Dapur membuatkan bekal untuk Arsen.

Setelah selesai membuat bekal, Addley terhuyung ke depan kepalanya semakin berat, ia mendudukkan dirinya di kursi meja makan sambil memijit pelan pelipisnya.

"Kenapa kau masih ada disini?"

Addley mendongak menatap mamahnya yang sedang bersama seorang Pria yang berbeda dari pria sebelumnya.

"Bentar lagi Addley pergi, Mah. " Addley menunduk tidak berani menatap mamahnya yang menatapnya penuh dengan kebencian dan Pria disampingnya mamahnya yang menatapnya dengan penuh arti.

"Baguslah, Tiga hari saya tidak akan pulang ke sini. Saya akan pergi Ke Paris, jadi ketika saya pulang kau harus membersihkan seluruh rumah ini beserta kamar tidur dan kamar mandi nya. Saya sengaja menyuruh Bi Inah balik ke kampungnya, Agar kau memiliki pekerjaan disini tidak hanya bersenang-senang. "

Addley mengangguk patuh pada ucapan Tiara, lagipula ia memang sudah terbiasa ditinggal wanita itu pergi untuk ke luar negeri menghadiri acara event.

Addley kembali mendongak saat mendengar langkah kaki itu menjauh, ada rasa sakit dihatinya karena seolah dirinya dengan Tiara jauh meskipun mereka ibu dan Anak.

Addley kembali berusaha bangun dari duduknya, pandangannya berputar dan menghitam dalam sekejap Addley terjatuh pingsan.

🎶🎶🎶🎶

Reyna menatap Ponselnya dengan cemas karena sejak tadi Addley tidak mengangkat teleponnya padahal sebentar lagi jam pelajaran pertama akan segera masuk.

Sekali lagi Reyna berusaha menelpon Addley atau Telepon rumahnya namun sama sekali tidak di angkat, perasaannya sama sekali tidak karuan saat tidak mendapat kabar dari sahabatnya itu.

Saat ingin beranjak untuk pergi bel pelajaran pertama sudah berbunyi dan dirinya mendapat pesan dari satpam rumah Addley, bahwa Addley pingsan dirumahnya.

Hal itu membuat Reyna semakin cemas dengan keadaan Addley karena tidak ada satupun orang yang akan menjaga Addley disana kecuali Pembantu nya.

Dengan langkah berat Reyna memasuki kelasnya, namun ia berjanji akan mengunjungi rumah sahabatnya itu.

🎶🎶🎶🎶

Bel Istirahat berbunyi Reyna Segera mengambil tasnya setelah mendapat izin dari guru piket untuk pulang.

Di koridor sekolah Reyna bertemu dengan Arsen dan teman-temannya. Reyna berhenti berlari kemudian berjalan pelan menatap benci kearah empat pria itu tepatnya pria yang berwajah datar yang tengah berjalan dengan santainya sambil memasukkan sebelah tangannya di saku celana.

"Brengsek. " Umpat Reyna saat melewati empat pria itu sehingga ketiga darinya yang sedang bercanda berhenti tertawa.

Reyna kembali meneruskan langkahnya tanpa menoleh sama sekali lalu berlari, sehingga menghilang dari pandangan ke empat cowok itu.

Dear, Arsen... Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang