Sudah 2 Minggu Addley dirawat dirumah sakit dua hari sejak Reyna menjenguk Addley kembali sadar namun gadis itu berubah bukan seperti Addley yang dikenalnya, Gadis Itu nampak hanya terdiam saat Reyna mengajaknya berbicara.
Wajah Cantik Addley sangat pucat dan tanpa senyum manis yang selalu terukir di wajahnya, Di matanya hanya ada tatapan kosong, Tubuhnya seperti hanya tersisa Jiwanya tidak ada raganya.
Reyna menatap Sahabatnya Yang benar-benar berubah menjadi lebih pendiam setiap hari hanya memandang jendela dengan tatapan kosong seperti boneka yang bisa dikendarai dengan mudah, mengikuti perintah yang diberikan tanpa banyak bicara.
Reyna berjalan menghampiri Addley yang duduk memandang kosong pada jendela.
"Lo mau ke Taman?"
Addley mengangguk pelan.
Reyna mendorong pelan kursi roda Addley menuju Taman Rumah Sakit.
Sampainya di Taman terlihat banyak anak kecil yang sedang bermain, Addley yang melihatnya tersenyum kecil merasakan kebahagiaan anak kecil di sekitarnya yang tertawa bahagia, ia mengingat saat kecil dulu ia tidak seperti anak kecil yang penuh kebahagiaan.
"Addley, Gue beli minum dulu ya." Ucap Reyna lalu segera pergi membeli minuman untuk Addley.
Angin pelan terasa di samping nya membuat Addley menoleh melihat seorang Pria berkacamata sedang duduk di sampingnya dari samping ia sangat tampan bibirnya yang penuh, rahangnya yang tegas serta hidung nya yang mancung.
Pria di sebelahnya menoleh ke Addley membuat Addley segera memalingkan wajahnya ke arah lain.
"Oh ternyata ada orang, gue numpang duduk ya?"
Addley mengangguk pelan tidak berani menatap wajah Pria di sampingnya.
"Lo salah satu pasien di sini?"
Addley kembali mengangguk pelan menjawab pria berkacamata di sampingnya.
"Lo sakit apa kalo boleh tau?"
Addley menggelengkan kepalanya.
"Oh bukan sakit ya? Apa kecelakaan?"
Addley hanya terdiam ia jadi teringat apa yang sudah dialaminya dalam satu hari yang menghancurkannya.
Pria berkacamata yang melihat Addley terdiam segera bangun dari duduknya berjalan ke hadapan Addley lalu berjongkok berusaha melihat Wajah gadis di hadapannya yang tengah menunduk.
"Gue gak tau lo kecelakaan karena apa, entah itu disengaja atau enggak, yang pasti semuanya akan baik-baik saja, semua akan indah pada waktunya."
Pria itu merogoh kantong jaketnya mengeluarkan beberapa permen lalu menaruhnya di tangan Addley kemudian mengusap pelan rambut Addley membuat gadis itu tertegun.
"Gue cuman ada permen ini buat lo, permen ini permen ajaib karena permen ini bisa bikin Gue semangat lagi. jika masih bisa bertemu Lo lagi gue bakal traktir lo makan enak asalkan saat kita ketemu Lo udah gak kayak gini lagi."
"Semangat ya untuk apapun itu. Kalo Lo merasa menyerah pikirin orang-orang yang sayang sama Lo dan ingin lo sembuh."
Tanpa Addley sadari pria itu tersenyum tipis lalu melangkah pergi meninggalkan Addley yang masih menunduk.
Addley menggenggam erat permen di tangannya satu tangannya menyentuh dadanya yang berdebar hebat ia mendongak melihat punggung pria itu yang berjalan menjauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, Arsen...
Teen FictionDear Arsen... Selamat ulang tahun ya, semoga kamu suka hadiah ini. Maaf jika hanya ini yang bisa aku berikan, karena aku tidak tahu apa yang Arsen inginkan saat ini. Dear Arsen... Maaf jika aku telah lancang masuk ke dalam hidupmu. Tapi, aku tida...