Chapter 01: Perjuangan

301 26 51
                                    

Opening Story Arc

Arc 0 - The Past of The Shinigami



















—————————————————————————————























Darah membanjiri medan pertempuran. Asap hitam membubung tinggi, mengotori udara. Jasad-jasad para prajurit lengkap dengan zirah dan ketopongnya berserakan di mana-mana. Pedang yang mereka gunakan dalam pertempuran ini tertancap di tanah yang telah rusak oleh api, bergeming, menatap dengan miris kobaran-kobaran api yang mulai menjalar ke jasad para prajurit tersebut, seolah berkabung atas kematian tuan mereka.

Di kemudian hari, pedang-pedang itu akan menjadi monumen kehormatan. Penghargaan bagi para prajurit yang gugur di medan pertempuran. Bukti sejarah yang amat penting, dan tentu akan dilestarikan setelah pertempuran ini usai, agar anak cucu mereka dapat mengetahui, betapa kelamnya masa di mana umat manusia harus bertarung demi keselamatan dan kehormatan bangsa mereka, serta betapa beratnya perjuangan yang harus dilakukan oleh kakek-nenek moyang mereka.

Tengah hari menjelang. Sang Surya terus bersinar, berusaha mengusir kelamnya kabut asap berwarna hitam legam hasil dari pertempuran tersebut. Awan-awan melintas perlahan, seolah antusias menonton pertempuran antara hidup dan mati itu, seakan-akan perang ini adalah sebuah film layar lebar. Ya, ini adalah perang. Perang antara aliansi yang beranggotakan ketujuh kerajaan manusia dengan satu musuh. Namun, meski musuhnya hanya satu, jangan dianggap remeh, sebab ia merupakan penjelmaan dari sang dewa kegelapan sendiri. Sang bencana, sang kematian, sang pemberi penderitaan, sang penindas, serta sang kegelapan. Mantan elf yang kini telah mencapai taraf dewa berkat kekuatannya yang luar biasa besar. Dewa segala kejahatan dari dunia paralel tempat ras elf tinggal — Elviresta —, yang memasuki dunia ini — Neironius — untuk menebar teror, ketakutan, dan kehancuran, serta menegakkan sebuah tirani. Elf tersebut bernama Bael, dan nama ini telah dikenal di seluruh Elviresta sebagai penguasa mutlak dan penghancur.

Di tengah kumpulan jasad prajurit yang telah tumbang itu, seorang pemuda membungkukkan tubuhnya yang lelah dan terluka, berusaha untuk mempertahankan tubuhnya agar tidak turut tumbang, sebab itu berarti kematian. Pedang kesayangan pemuda tersebut tertancap di tanah tepat di samping sang pemuda, diam tak bergerak, bagai seorang prajurit yang menunggu komando dari sang atasan.

"Hahh ..., hahh ...."

Pemuda berambut hitam kelam yang dipotong dengan gaya cepak itu tampak kesulitan mengatur napasnya. Keringat membasahi zirah berkualitas terbaik yang ia kenakan. Kedua matanya yang tajam dan berwarna keemasan bersinar diterpa cahaya matahari, menatap tajam ke arah sang musuh yang tengah berada hadapannya. Sosok hitam bertelinga runcing dengan delapan bola energi perlambang delapan elemen yang mengitari tubuhnya itu menyeringai bengis. Kedua mata lebarnya mengeluarkan cahaya berwarna biru cerah, memancarkan tatapan yang amat jahat.

"Sialan ...," gerutunya. "Padahal tinggal sedikit lagi ...."

"Aku tidak bisa ... kehilangan lebih banyak prajurit lagi!!!"

Sang pemuda berusaha berdiri dengan tubuh yang dipenuhi luka serta kedua kakinya yang lunglai, tampak tak mampu menahan berat badannya lebih lama lagi. Namun, pemuda berambut hitam itu seolah tak peduli akan hal tersebut. Ia terus berusaha berdiri menggunakan seluruh tenaganya yang tersisa.

"Tinggal selangkah lagi ..., dan kami akan bisa ... mencapai kedamaian!!!"

Bael terkekeh menatap pemuda yang tengah bersusah payah untuk berdiri itu. "Sia-sia saja, Pangeran Matsumura Verenian," ujarnya. "Kau tidak akan bisa mengalahkanku. Sebagai musuh, aku cukup kagum dengan keberanian dan semangat juangmu. Akan tetapi, mengapa kau harus bersusah payah begitu?"

Spirit God Kara, Tensei Shitara Shinigami ni Natta?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang