"Akhirnya kalian pulang juga," ujar gadis itu yang ternyata merupakan adik dari Pangeran Matsumura. Anak bungsu dari Raja dan Ratu Kerajaan Cahaya, Putri Yuukira Stacia Verenian.
"Ya," sahut Pangeran Matsumura dan Pangeran Excatio hampir bersamaan.
"Ibu senang kalian kembali dengan selamat," ujar sang wanita paruh baya sembari mendekap Pangeran Matsumura dan Pangeran Excatio dengan penuh haru. Ia merupakan Sang Ratu Kerajaan Cahaya, ibu dari Pangeran Matsumura.
"Tidak usah sampai begitu, bibi. Aku hanya temannya Matsumura," ujar Pangeran Excatio sembari terkekeh di tengah dekapan itu.
Sang Ratu menggeleng pelan sembari mengukir lebar senyum ramah di wajahnya. "Teman dari anakku adalah anakku juga. Kau sudah kuanggap seperti anakku sendiri, Pangeran Excatio."
"Begitu, ya?" ujar Pangeran Excatio sembari turut tersenyum. "Terima kasih, bibi."
"Berhubung kalian sudah ada di sini, bagaimana kalau kita segera melakukan pelantikan? Keenam raja lainnya juga sudah pulih," ujar Putri Yuukira.
"Boleh," sahut Sang Ratu. "Kita akan melakukan pelantikan besok pagi."
"Eh? Pelantikan? Pelantikan apa?" Pangeran Matsumura tampak kebingungan.
Melihat ekspresi sahabatnya itu, Pangeran Excatio terkekeh geli dan menyahut. "Tentu saja pelantikanmu. Kau akan menjadi pemimpin aliansi Delapan Kerajaan Elemen, sebab kaulah yang telah mengalahkan Bael dan kau juga yang paling banyak berkontribusi dalam keberhasilan-keberhasilan kita di pertempuran kali ini."
Mendengar itu, Pangeran Matsumura seketika terperanjat. "EEEEEEEEHHHH??!!!"
"Ke-Kenapa aku?!" ujarnya dengan panik. Ia benar-benar tidak siap akan hal ini. Ia masih memiliki penyakit demam panggung. Ditambah lagi, pelantikannya akan dilaksanakan besok pagi?! Astaga, Pangeran Matsumura sama sekali tidak memiliki waktu untuk mengobati demam panggungnya dan mengasah keberanian serta kemampuan public speaking-nya.
"Ada apa, kakak?" ujar Putri Yuukira sembari menyikut Pangeran Matsumura dengan wajah yang terlihat menyebalkan. "Jangan bilang kau takut?"
"Mana mungkin!!! Aku hanya tidak siap!!" bantah Pangeran Matsumura.
Pangeran Excatio turut memasang wajah yang menyebalkan. "Benarkah? Atau mungkin aku yang harus menerima takhta itu? Takhta pemimpin aliansi Delapan Kerajaan Elemen tidak membutuhkan pemimpin yang penakut sepertimu."
"Kau pecundang, kakak," ujar Putri Yuukira yang membuat kerutan mulai muncul di kening Pangeran Matsumura.
"Enak saja pecundang!!! Akan kutunjukkan wibawa dan kemampuan public speaking-ku di pelantikan besok!!!" serunya dengan suara nyaring.
Mendengar itu, Ratu, Putri Yuukira, serta Pangeran Excatio tersenyum puas. "Begitu, dong," ucap Putri Yuukira.
"Sialan .... Setidaknya mereka bisa meminta persetujuanku terlebih dahulu, 'kan?" ucap Pangeran Matsumura yang masih kesal.
--------------------------------------------
Sorak-sorai para rakyat yang berkerumun melingkari istana bagai sebuah koloni semut menggema ke segala arah, bahkan sampai menembus tembok kamar Pangeran Matsumura, di mana calon raja itu tengah bersiap-siap dengan dipenuhi rasa gugup. Keringat dingin mengalir deras. Berkali-kali pemuda itu menyeka peluhnya menggunakan saputangan agar tidak membasahi setelan mewah dan berwibawanya sedikitpun. Akan sangat tidak keren apabila seorang pangeran yang akan dinobatkan menjadi raja mengenakan jubah kebangsawanan yang telah basah kuyup oleh keringat.
Pangeran Matsumura menenggak ludahnya untuk yang kesekian kalinya, kemudian menggigit bibirnya, berusaha melenyapkan ketakutannya. Demam panggung benar-benar menguasai jiwanya. Ia berdecak kesal. "Sial .... Apa pantas bagi seorang calon raja untuk terlihat ketakutan seperti ini? Jika wajah ini terlihat oleh rakyatku, bisa-bisa aku dihujat habis-habisan selama masa pemerintahanku."
"Ayolah, Pangeran Matsumura. Kau baru saja mengalahkan sang elf iblis Bael!! Kenapa kau harus takut terhadap sebuah penobatan?"
Keringat dingin terus membanjiri sekujur tubuh Pangeran Matsumura, tak peduli seberapa banyak ia menyekanya. Hatinya semakin kecut. "Ayolah!! Kau harus terlihat keren!!! Beranilah, Matsumura!!!"
Mendadak, kilasan wajah berekspresi jantan dari ayahnya melintas di pikirannya, tampak tengah tersenyum layaknya lelaki sejati. Ucapan yang pernah terlontar dari mulut sang ayah kembali memenuhi benaknya.
"Jika kau merasa sangat takut terhadap suatu hal, cobalah bujuk dirimu sendiri dengan cara berbisik kepada dirimu. Dengan begitu, kau akan tetap memiliki keberanian untuk bertarung, sekalipun ribuan prajurit tumbang di sekelilingmu."
Pangeran Matsumura tersenyum. "Benar juga. Ini hanyalah sebuah pelantikan kecil. Aku pasti bisa melakukannya!!! Aku tak bisa mundur sekarang!! Itu adalah suatu hal yang memalukan bagi seorang calon raja!!"
"Aku pasti bisa!!!"
"Aku pasti bisa!!!"
Keberanian kembali menguasai hati Sang Pangeran. Ia tersenyum penuh semangat. Rasa takut telah lenyap seluruhnya dari hatinya. Demam panggungnya telah sembuh. Pemuda berambut hitam legam itu bergegas bangkit berdiri dari kursinya. "Aku ... siap ...."
"Kakak? Apa kau sudah selesai? Yang lainnya sudah menunggu."
Sebuah suara yang feminim terdengar samar dari luar pintu kamar. Pangeran Matsumura mengenali suara itu. Itu adalah suara adiknya, Putri Yuukira.
"Ya, aku akan segera keluar."
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Spirit God Kara, Tensei Shitara Shinigami ni Natta?!
FantasyJudul: Spirit God Kara, Tensei Shitara Shinigami ni Natta?! English: From a Spirit God, I Got Reincarnated as a Death God?! Judul Alternatif: SpiRaTenGami Pangeran Hiiro Matsumura Verenian DivineCross, putra mahkota Kerajaan Cahaya sekaligus pahlawa...