Sehari telah berlalu sejak serangan salah sasaran yang dilakukan oleh kelima prajurit itu ke desa Zrainx. Hari masih pagi. Bahkan warna kemerahan belum sirna dari langit dan warna biru cerah belum datang. Matahari sudah memancarkan cahaya keemasannya dengan penuh semangat, tapi belum rela untuk menjauh dari cakrawala. Awan-awan melintas menyambut terbitnya Sang Surya dari balik cakrawala.
Meski fajar baru saja datang, tapi para penduduk desa sudah beraktivitas dengan rajin. Petani membajak sawah, pedagang membuka kios, dan pemburu berangkat berburu. Salah satu dari orang-orang rajin itu adalah Yumatsu dan Matsumura yang sedang berlatih di hutan tak jauh dari desa (bukan hutan yang ada gas beracun dan sering jadi medan perang itu ya :v). Jika Matsumura menggunakan kekuatan Soul Reaper setiap kali ia bertarung, bisa-bisa dia mati muda. Pada kali pertama ia menggunakan Reaper Mode saja malaikat maut itu sudah mengambil lengan kanannya. Harga yang harus dibayar untuk menggunakan kekuatan Soul Reaper terlalu besar, jadi Matsumura harus rajin belajar dan berlatih untuk mengembangkan kekuatan aslinya, yakni kekuatan kegelapan. Ia tak bisa terus bergantung pada Soul Reaper.
"Pelajaran pertama adalah pemusatan energi," ucap Yumatsu sambil berkacak pinggang dengan gaya sok menggurui. Ia menunjukkan jari telunjuknya kepada Matsumura. Selintas cahaya muncul dan kemudian menyelimuti seluruh jarinya. "Ketika kau berhasil memusatkan energi, elemen dari kekuatanmu akan muncul di tempat terpusatnya mereka. Karena atributku cahaya, jadi yang menyelimuti jari telunjukku adalah cahaya. Sekarang, coba kau juga fokuskan energi di jari telunjukmu. Hati-hati, jangan sampai energi Soul Reaper ikut terpusat. Saringlah energinya sebelum dipusatkan."
"Baik." Matsumura mengangguk tanda paham, kemudian menyaring dan memusatkan energinya di jari telunjuk. Setitik aura kegelapan muncul, kemudian menyelimuti jari telunjuknya.
Anak berusia lima tahun itu bersorak gembira sambil tersenyum riang. "Hore!!! Berhasil dalam sekali coba!!!"
"Hebat, hebat." Yumatsu tersenyum puas. "Sekarang pelajaran kedua, yaitu teknik martial dasar Mighty Fist. Ini adalah teknik umum yang bisa dikuasai oleh pengendali elemen manapun. Terus saring dan pusatkan seluruh energimu sampai akhirnya kepalan tanganmu terselimuti oleh atributmu. Seperti ini," ucap Yumatsu. Cahaya itu menyebar dari jari telunjuk ke seluruh kepalan tangannya. Dengan sekuat tenaga, Yumatsu meninju pohon yang ada di hadapannya. Suara debaman keras terdengar. Batang pohon itu patah dan akhirnya tumbang ke arah yang berlawanan dengan posisi Yumatsu dan Matsumura.
"Hebat!!" Matsumura berseru kagum. "Tapi, aku takkan kalah!!!" lanjutnya sambil terus menyaring dan memusatkan energi di tangannya. Aura kegelapan yang menyelimuti jarinya menyebar dan menyelimuti seluruh kepalan tangan kirinya. "Terima ini!!!" serunya sambil melayangkan tinju berlapis energi kegelapan tersebut ke arah pohon terdekat. Suara debaman keras kembali terdengar. Namun, pohon itu tak tumbang. Hanya retak, sedikit berlubang, dan mengeluarkan asap.
"Heh? Kenapa tidak tumbang?" Matsumura memiringkan kepalanya bingung.
"Karena kau salah membagi konsentrasimu," ujar Yumatsu. "Kau harusnya menggunakan 1/2 konsentrasi untuk menyaring dan 1/2 konsentrasi untuk memusatkan energi, tapi kau terlalu fokus pada pemusatan energi. Kau gunakan 1/4 konsentrasi untuk memusatkan energi dan 3/4 konsentrasi untuk menyaring. Akibatnya, energi kegelapan non-Soul Reaper yang terpusat di kepalan tangan kirimu cuma separuh dari keseluruhan energimu."
"Mari kota coba la-" Kedua mata Yumatsu mendadak membelalak ketika ia melihat ke atas. "GII?! MATSUMURA!!! AWAS!!!"
"Huh? Apa? ADAW!!!"
Suara benturan pelan terdengar. Sebuah ranting berukuran sedang jatuh dan menimpa lengan kiri Matsumura, membuat anak itu mengaduh kesakitan dan melompat-lompat seperti kanguru dengan lengan yang diselimuti memar berwarna kemerahan.
"ADAW!!! ADAW!!! ADAW!!! SAKIT!!! AAAAAAA!!! ADUH!! ADUH!!! SAKIIITTT!!! WAAAAA!!!"
Yumatsu hanya terdiam dengan bulir keringat mengaliri kening ketika ia melihat aksi 'lompat kelinci' yang dilakukan oleh Matsumura. "Sudah kuduga .... Harusnya dia kulatih untuk meninju pagar kayu terlebih dahulu."
*cbuuurr!!*
Bagai peribahasa habis jatuh tertimpa tangga, ketika sedang melompat-lompat kesakitan, Matsumura tersandung dan terjatuh. Wajahnya tercebur ke genangan air. "Sialan ...," umpatnya dengan mulut yang dipenuhi oleh air.
Melihat itu, Yumatsu terkekeh pelan. "Matsumura, sepertinya kau dikutuk oleh Dewi Fortuna, ya?"
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Spirit God Kara, Tensei Shitara Shinigami ni Natta?!
FantasiJudul: Spirit God Kara, Tensei Shitara Shinigami ni Natta?! English: From a Spirit God, I Got Reincarnated as a Death God?! Judul Alternatif: SpiRaTenGami Pangeran Hiiro Matsumura Verenian DivineCross, putra mahkota Kerajaan Cahaya sekaligus pahlawa...