Chapter 18: Era Keabadian

67 7 7
                                    

"WAAAHHH!!!"

Air liur anak bernama Matsumura itu langsung menetes begitu melihat berpiring-piring makanan lezat yang tersaji di meja di hadapannya. "Se-Semua ini paman yang masak?"

"Tentu saja. Biar tampangku seperti om-om begini, aku pandai masak, tahu," ujar sang pria sembari tertawa kecil.

"Ngomong-ngomong, tadi paman bilang kalau ini zaman perang. Memangnya perang antara siapa dengan siapa?" ujar Matsumura sembari mengambil sendok dan mulai melahap makanannya.

"Ah, ya. Aku belum menceritakannya kepadamu," ujar pria tersebut.

"Sebelum itu, beritahukan nama paman dulu. Tidak adil, tahu. Masa' paman menanyakan namaku, tapi tidak mau memberitahukan nama paman sendiri?"

"Kau benar." Pria itu kembali berucap sembari tersenyum, memamerkan gigi-giginya yang berwarna putih bersih. "Namaku adalah Yumatsu. Aku bukan siapa-siapa, hanya seorang pria biasa. Desa ini hanyalah sebuah desa kecil bernama Zrainx."

"Lalu, apa yang paman maksud dengan perang?"

"Kau tahu? Di dunia ini, tidak ada orang yang bisa mati. Yang ada hanyalah imortalitas. Semuanya abadi."

"Apa?!" Matsumura terperanjat. "Apa yang terjadi dengan kematian?! Maksudku, itu mustahil, 'kan?! Semua orang pasti mati. Tak ada yang namanya keabadian."

"Ya, tapi itu di dulu. Di dunia ini, di era ini, kau sama sekali tak bisa mati. Kenapa? Karena malaikat kematian sudah tiada dan Kaisar Dewa beserta para dewa lainnya juga sudah lengser dari posisinya. Sekarang, pemegang kekuasaan tertinggi adalah Dewa Keabadian Elterior Heliora DivineCross. Namun, keabadian malah membuat populasi manusia di dunia bernama Neironius ini meledak. Akibatnya, terjadi peperangan untuk memperebutkan daerah-daerah kekuasaan. Perang inilah yang tadi kumaksud. Hutan tadi sering menjadi medan perang, makanya kau harus menjauh dari sana."

"Kalau begitu, kenapa Dewa Elterior masih mempertahankan sistem keabadiannya?!" seru Matsumura kesal sembari menggebrak meja makan, membuat kuah sup yang berada di piring bergejolak, nyaris tumpah dan mengotori meja.

"Hei, hati-hati!! Itu bisa tumpah!!" peringat pria bernama Yumatsu tadi.

"Ah, maaf. Hehehehehe," ujar Matsumura sambil cengengesan. Ia menggaruk-garuk bagian belakang kepalanya yang sebenarnya tak gatal sama sekali.

"Sebenarnya, mulanya dia membawa imortalitas ke dunia para mortal untuk menyelamatkan umat manusia dari takdir yang pahit dan rasa kehilangan yang dalam akibat kematian orang yang dicintai. Namun, ternyata efeknya malah negatif. Tak mau bertanggung jawab, dia malah kembali ke alam dewa setelah mengacaukan sistem dunia. Ngomong-ngomong, ini adalah dunia yang dipenuhi oleh sihir. Setiap orang dan setiap ras memiliki kekuatan sihir. Kekuatan sihir ini terbagi menjadi delapan elemen, yaitu kegelapan, cahaya, air, angin, api, petir, tanah, dan alam," jelas Yumatsu.

"Oh, jadi begitu ...," sahut Matsumura. "Paman, apa paman bisa menerawang kekuatanku? Aku ingin tahu apa elemenku."

"Tentu saja bisa," ucap pria itu sembari mengeluarkan sebuah kacamata berlensa satu dari saku celananya dan mengenakannya. Lensa tunggal dari kacamata tersebut langsung bersinar keemasan.

"Tu-Tunggu?! Apa ini?!" Yumatsu terbelalak. "Ha-Harusnya kekuatan kegelapan yang belum terlatih sama sekali tidak memiliki gejolak dan potensi yang sebesar ini!!! Ini sama sekali tidak normal!! Jangan-jangan sihirmu bersubtipe Omega Dark?! Kekuatan yang seperti ini ... hanya ada di masa lalu!! Kekuatan ancient!!! Bagaimana kau bisa memilikinya?!"

Belum selesai keterkejutan Yumatsu, ia kembali terperanjat. Wajahnya mendadak memucat. Ketakutan tergambar dengan sangat jelas dari ekspresinya. "Mu-Mustahil!!!"

Bulu kuduk Yumatsu berdiri. Keringat dingin mulai membasahi tubuhnya. Perlahan, pria itu melangkah mundur dan berteriak dengan amat kencang.

"GYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!"

"Dasar mortal penakut. Baru melihat wujud ini saja sudah berteriak." Matsumura mendengar sebuah suara dari dalam dirinya, membuat wajahnya turut memucat.

"Si-Siapa kau?!"





To be continued




Yap, kira-kira apa, ya, yang dilihat oleh Yumatsu di dalam tubuh Matsumura? :v Kenapa dia sampai seterkejut itu? Penasaran? Saksikan di chapter berikutnya :v (Readers: Ah elah digantungin mulu -_-)

Sekian untuk chapter kali ini. Terima kasih atas waktu yang telah kalian luangkan dan sampai jumpa di chapter selanjutnya. Jangan lupa tinggalkan jejak berupa kritik, saran, vote, dan comment :v Bye!!!

-Author

Spirit God Kara, Tensei Shitara Shinigami ni Natta?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang