Ratusan tahun yang lalu.
Asap hitam yang tebal mengepul, mengotori pemandangan di langit siang yang cerah. Dentuman berkali-kali terdengar. Ledakan terus terjadi tanpa henti. Prajurit-prajurit manusia dan AndroElf terlihat sedang saling bertempur satu sama lain. Sesekali gas beracun dilepaskan ke udara. Medan perang itu benar-benar terlihat hancur dan kacau. Tampak beberapa pasukan robot raksasa dan golem elektronik digunakan sebagai senjata.
Setelah pertempuran berlangsung cukup lama, salah satu kubu pun mundur karena kehabisan persenjataan dan prajurit. Tentara mereka berpencar dan lari kocar-kacir ketakutan seperti tikus yang dikejar oleh kucing. Ada yang bersembunyi di hutan dekat medan pertempuran, ada yang bersembunyi di bawah tanah, bahkan di bawah air. Ya, beberapa dari mereka yang berelemen air bersembunyi di dasar sungai saking takutnya mereka (Karena berelemen air, jadi mereka bisa bernapas di dalam air). Salah satu sisi medan perang kini hampa, hanya menyisakan jasad-jasad prajurit yang telah tewas dan belum di-respawn serta puing-puing dari robot-robot yang telah hancur.
Ya, perang yang kesekian kalinya ini telah usai karena salah satu kerajaan menarik pasukannya dan mundur. Mereka terpaksa menahan keserakahan dan ambisi mereka untuk mengalahkan kerajaan musuh. Mereka sudah kembali ke kerajaan untuk menyusun strategi yang lebih bagus lagi dan mengumpulkan persenjataan. Namun, bagi para penduduk desa Zrainx yang berlokasi dekat dengan medan perang tersebut, justru mimpi buruk yang sebenarnya baru saja akan dimulai.
Di sinilah kengerian yang sebenarnya dimulai. Prajurit-prajurit dari kerajaan yang menang menyisir setiap lokasi dan membunuh setiap prajurit kerajaan musuh yang mereka temui. Bahkan yang bersembunyi di bawah tanah dan di bawah air pun tak luput. Perang sudah selesai, tapi pembantaian massal baru akan dimulai.
Prajurit-prajurit, baik manusia dan AndroElf, melangkah masuk ke desa Zrainx. Mereka membuka pintu dari setiap rumah dan membunuh siapapun yang ada di dalamnya. Ya, tak peduli mau itu wanita, anak-anak, atau pria. Setiap orang yang mereka anggap prajurit kerajaan musuh atau orang yang menolong prajurit musuh akan mereka bantai habis. Orang-orang yang lari dari desa saat para prajurit datang juga akan mereka bantai habis.
Rumah ketiga, rumah keempat, rumah kelima, rumah keenam, rumah ketujuh, terus begitu sampai rumah kedua puluh. Mereka tak peduli mau itu prajurit atau bukan, semua yang ada di sana mereka anggap prajurit dari kerajaan musuh. Mereka berpikir mana mungkin ada penduduk desa yang masih mau tinggal di desa yang berada dekat dengan medan perang, pasti mereka sudah mengungsi. Jadi, semua orang yang kelihatan seperti bersembunyi di desa akan mereka bunuh tanpa ampun.
Ya, nasib para warga desa itu memang tragis. Sejujurnya, mereka ingin cepat mengakhiri penderitaan infinite death loop ini dengan pindah ke desa lain, tapi mereka lahir dan dibesarkan di desa ini, jadi mereka bertekad untuk terus hidup di desa ini sampai akhir dari era immortal. Mayoritas warga desa tersebut lemah dan tak berpengalaman dalam pertarungan. Memang ada beberapa yang kuat, tapi mereka sombong, tamak, dan hanya mementingkan kekuatan serta uang. Di saat seperti ini pasti mereka sedang bersembunyi di tempat persembunyian mereka sendiri yang tak mungkin bisa dilacak oleh prajurit kerajaan. Mana mungkin orang-orang berhati busuk itu punya inisiatif untuk melindungi desa.
Sudah rumah ketiga puluh yang dimasuki oleh para prajurit. Namun, ketika mereka hendak mendobrak pintu, seorang pria paruh baya dan berkumis tipis mendadak menyerang mereka menggunakan bola cahaya raksasa hingga terpental cukup jauh. Kedua tangan sang pria dilapisi oleh cahaya berwarna putih bersih. Senyum terukir di wajah pria tersebut.
Ya, pria paruh baya itu adalah Yumatsu. Di antara orang-orang kuat di desa, hanya dialah yang peduli terhadap sesama warga desa. Percuma menjelaskan kepada para prajurit karena mereka takkan percaya dan menganggap dirinya berbohong, jadi lebih baik menumbalkan diri sendiri dan berpura-pura menjadi prajurit dari kerajaan musuh yang kabur dan bersembunyi di desa ini.
"Hai," ucap Yumatsu. "Berhentilah membunuh orang-orang yang tak berdosa. Akulah prajurit musuh yang kalian cari. Lawan kalian adalah aku."
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Spirit God Kara, Tensei Shitara Shinigami ni Natta?!
FantasyJudul: Spirit God Kara, Tensei Shitara Shinigami ni Natta?! English: From a Spirit God, I Got Reincarnated as a Death God?! Judul Alternatif: SpiRaTenGami Pangeran Hiiro Matsumura Verenian DivineCross, putra mahkota Kerajaan Cahaya sekaligus pahlawa...