(Akhir Arc 2) Chapter 26: Latihan Mighty Fist Kedua

13 2 0
                                    

Dua hari telah berlalu sejak kedatangan Yuuzaki. Anak yang mulanya canggung dan selalu bersikap formal itu akhirnya mulai terbiasa dan akrab dengan Matsumura serta Yumatsu. Ia kini bisa mengobrol, bercanda, dan tertawa bersama mereka dengan ringan dan senang, seolah tanpa beban. Mulanya memang anak itu disangka sebagai anak pemalu, tapi ternyata dia cukup cepat akrab dengan orang lain.

Ah, ya. Yumatsu sudah menerawang kekuatan Yuuzaki dan hasilnya adalah anak itu benar-benar memiliki kekuatan [True Light], yang mengartikan ia benar-benar anak cahaya murni yang dideskripsikan dalam teks ramalan itu. [True Light] agak mirip dengan sihir elemen cahaya biasa, tapi gejolaknya lebih besar dan alirannya lebih deras, serta memiliki beberapa kemampuan yang tidak dimiliki oleh pengguna sihir cahaya biasa. Salah satunya adalah kemampuan 'Purify' yang bisa menerawang dan memurnikan hati orang lain dengan tindakan dan kata-kata. Karena itulah, dalam teks ramalan itu tertulis 'Bola mata emasnya yang mampu menerawang hati seluruh manusia.'

Untuk mengembangkan kemampuannya itu, pada pagi hari ini, Yumatsu melatih Yuuzaki bersama dengan Matsumura di hutan berselimutkan kabut, tempat latihan langganan Matsumura sekaligus tempat Yuuzaki bertemu dengan Matsumura dan Yumatsu.

"Pelajaran pertama adalah Mighty Fist, teknik martial dasar yang bisa dikuasai oleh semua pengguna elemen," ucap Yumatsu. "Langkah pertama, pusatkan seluruh energi di jari telunjukmu."

"Seperti ini." Matsumura memberi contoh kepada Yuuzaki. Ia memusatkan energi di jari telunjuknya. Beberapa saat kemudian, aura kegelapan menyelimuti jari itu.

"Keren!!" puji Yuuzaki.

"Sekarang, kau juga coba."

"Baik."

Yuuzaki memejamkan matanya dan mencoba berkonsentrasi, memusatkan seluruh energinya di jari telunjuk tangan kanannya. Tak lama kemudian, cahaya putih yang menyilaukan menyelimuti jari tersebut. Bocil itu membuka matanya dan berseru riang. "Aku berhasil!!!"

(Matsumura: sekarang giliran Yuuzaki yang dibully -_-

Author: weeeeee :p

Yuuzaki: lapor ke Komnas Perlindungan Anak yok :"v

Author: bleeeeee :p)

"Hebat. Bahkan lebih terang dari punyaku," puji Yumatsu. "Seperti yang kuharapkan dari kekuatan [True Light]. Sekarang, sebar energi itu ke seluruh kepalan tanganmu sampai cahaya tersebut menyelimuti kepalan tangan dan tinju pohon terdekat."

"Baik." Yuuzaki mengangguk tanda paham, kemudian berkonsentrasi sekali lagi. Cahaya putih menyilaukan itu menyebar ke kepalan tangannya. Dengan kecepatan gerakan yang melebihi kilat, anak itu melancarkan tinjunya ke pohon terdekat. Debaman keras terdengar. Pohon itu patah dan tumbang, kemudian retakan-retakan muncul di permukaannya. Batang pohon itu pecah berkeping-keping. "Oh? Benarkah aku yang melakukannya?!" Kedua mata Yuuzaki berkilau penuh kesenangan. "Yess!! Aku berhasil!!!"

"Curaaaangg!! Kenapa aku sama sekali tak bisa menumbangkan pohon itu, sedangkan kau bisa menumbangkannya dan bahkan sampai menghancurkannya!!!" protes Matsumura. Dengan kesal, ia menyebarkan energi kegelapan yang terpusat di jarinya ke seluruh kepalan tangan.

"Tu-Tunggu, Matsumura!! Kalau kamu, sih, harus belajar meninju pagar kayu dul-"

Seolah mengabaikan kata-kata gurunya, Matsumura meninju pohon terdekat. Debaman keras kembali terdengar, tapi kali ini pohon itu tidak tumbang sama sekali. Malah yang tumbang adalah rantingnya yang kemudian kembali jatuh menimpa lengan Matsumura. Anak itu mengaduh kesakitan dan kembali melakukan aksi 'lompat kelinci.' Nasib sial kembali mendatanginya. Ia tersandung batu ketika sedang melompat-lompat dan jatuh ke rerumputan.

"Kau tidak pernah belajar dari pengalaman, ya?" Yumatsu terkekeh. "Setidaknya kali ini tidak ada genangan air berlumpur di tempatmu jatuh. Bersyukurlah, nak. Mungkin Dewi Fortuna sedang mengasihanimu."

"Kalau situasinya begini, sih ..., tampak jelas bahwa aku sedang dikutuk oleh Dewi Fortuna ...," sahut Matsumura dengan mulut yang dipenuhi oleh rumput. "Sial .... Kenapa aku tak bisa apa-apa tanpa Soul Reaper?"

"Kenapa tidak sekalian saja kau makan rumput itu? Masih alami, lho. Belum kena racun," canda Yumatsu.

"Yang benar saja, aku bukan sapi!!!"

Yumatsu dan Yuuzaki pun tak mampu lagi menahan tawa. Mereka tertawa terbahak-bahak.

"HAHAHAHAHAHAHAHAHA!!!"

"Woy, bukannya bantuin aku!! Malah ngetawain ...."

"Hahaha!! Maaf. Habisnya kau lucu sekali, sih ...."

"Apanya yang lucu? Aku gak lagi ngelawak, tahu ...."


















To be continued

Spirit God Kara, Tensei Shitara Shinigami ni Natta?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang