Chapter 25: Anak Cahaya Murni Yuuzaki

18 2 0
                                    

"Jadi ..., bagaimana kau bisa tiba di sini? Bukankah hutan ini dilindungi oleh kabut distorsi?" tanya Yumatsu yang kini bertelanjang dada bersama Matsumura. Baju mereka sedang dijemur. Mereka tak bisa mengenakannya sambil menunggu pakaian itu kering. Bisa-bisa mereka berdua masuk angin.

"Kabut distorsi?" Kebingungan menghampiri wajah anak itu.

"Ya .... Penjelasannya panjang ...," ujar Matsumura. "Intinya, sekali orang biasa yang bukan warga desa kami masuk ke dalam kabut itu, dia akan terjebak selamanya dan tak bisa keluar. Namun, kau bisa keluar dari kabut yang tebal tersebut. Bagaimana kau bisa lolos darinya?"

"Entahlah. Aku terbangun di tengah kabut itu dan pandanganku dipenuhi oleh warna putih. Aku berjalan ke sembarang arah, dan entah bagaimana ceritanya aku sudah tiba di dalam hutan. Aku melanjutkan perjalanan, kemudian bertemu dengan kalian di air terjun ini," sahut anak berambut putih bersih tersebut sambil menundukkan kepalanya. "Aku tak tahu siapa aku, siapa keluargaku, di mana aku tinggal, di mana ini, dan bagaimana aku bisa sampai ke sini."

"Seingatku, di dalam catatan sejarah tertulis kalau yang bisa menembus kabut distorsi hanyalah kemampuan 'Lentera Kemurnian' dari kekuatan cahaya murni atau [True Light]. Namun, itu adalah hal yang mustahil, sebab kekuatan [True Light] hanya dimiliki oleh satu orang, yakni anak cahaya murni yang berada di dalam ramalan. Sampai sekarang, masih belum terbukti apakah ramalan itu benar atau tidak. Konon katanya, anak itu ...." Ucapan Yumatsu terputus begitu ia mengingat salah satu bagian dari ramalan dalam catatan sejarah.

'Anak cahaya murni akan lahir di rumah kehidupan yang sudah tua saat bola emas menyiramkan cat biru dan mengusir kobaran api yang membakar langit. Dengan hati yang polos, ia akan memasuki pelataran terlarang dan tersesat di gorden cahaya buatan Sang Pelindung, tapi sesuai dengan yang sudah ditakdirkan, bola mata emasnya yang mampu menerawang hati seluruh manusia akan menemukan partnernya di tempat ramai, di mana banyak terdapat orang nekat yang tak henti-hentinya menantang maut dan dua ekor ikan sedang berenang dengan damai dan riang.'

"Itu dia!! Mirip dengan teks dari ramalan itu!!!" Yumatsu langsung bangkit berdiri. Kedua matanya membelalak lebar. "Rumah kehidupan yang sudah tua adalah hutan yang sudah berusia lebih dari 700 tahun ini!! Bola emas adalah matahari!! Cat biru adalah langit biru cerah yang terlihat ketika menjelang siang!! Kobaran api yang membakar langit adalah cahaya kemerahan yang tampak pada waktu fajar!!! Pelataran terlarang adalah jalan masuk hutan ini yang diselimuti oleh kabut penyesat!! Gorden cahaya adalah kabut distorsi!! Sang Pelindung adalah penyihir yang menciptakan kabut tebal itu!! Tempat ramai adalah tempat di mana suara gemericik air tak pernah berhenti!! Orang-orang nekat yang tak henti-hentinya menantang maut adalah air yang tak henti-hentinya terjun dari atas tebing!! Dua ekor ikan yang sedang berenang dengan damai dan riang adalah dua orang manusia yang sedang mandi dengan hati yang riang dan damai!! Dan bola matamu berwarna emas .... Itu berarti ... kau adalah anak cahaya murni itu, nak!!!"

"Be-Benarkah?!" Keterkejutan turut menghampiri wajah anak itu. "Benarkah itu? Aku adalah anak dalam ramalan itu?"

"Ya, itu benar," sahut Yumatsu sambil tersenyum ramah.

"Aku adalah anak dalam legenda, dan kau adalah anak dalam ramalan. Tampaknya kita memang ditakdirkan untuk menjadi partner, ya?" Matsumura menyikut bahu anak itu. "Kalau begitu, mari kita berlatih dengan semangat agar bisa mewujudkan ramalan itu!!"

"Sebelum itu, bolehkah aku makan dulu? Perutku sudah keroncongan."

"Ah, maaf. Gara-gara keasyikan bercerita, kami sampai lupa. Hahahaha. Nah, kalian berdua. Mari kita kembali ke desa. Aku masih punya persediaan makanan yang cukup banyak. Akan kubuatkan makan siang yang enak untuk kita."

"Besok kau akan ikut berlatih bersamaku. Paman Yumatsu adalah guru yang hebat, lho!!" ucap Matsumura. "Oh, ya. Kami belum tahu namamu. Aku Matsumura, kalau kamu?"

"Yuuzaki. Namaku adalah Yuuzaki. Salam kenal," ucapnya sambil mengulurkan tangan.

Matsumura langsung menyambut uluran tangan itu. "Senang bertemu denganmu, Yuuzaki," ujarnya masih dengan senyum ramah terukir di wajah.














To be continued

Spirit God Kara, Tensei Shitara Shinigami ni Natta?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang