Keberanian kembali menguasai hati Sang Pangeran. Ia tersenyum penuh semangat. Rasa takut telah lenyap seluruhnya dari hatinya. Demam panggungnya telah sembuh. Pemuda berambut hitam legam itu bergegas bangkit berdiri dari kursinya. "Aku ... siap ...."
"Kakak? Apa kau sudah selesai? Yang lainnya sudah menunggu."
Sebuah suara yang feminim terdengar samar dari luar pintu kamar. Pangeran Matsumura mengenali suara itu. Itu adalah suara adiknya, Putri Yuukira.
"Ya, aku akan segera keluar."
Tentu saja ucapan Pangeran Matsumura ini bukan janji palsu. Beberapa detik kemudian, ia membuka pintu dan beranjak meninggalkan kamarnya.
"Kau lama sekali," ujar Putri Yuukira sembari mengerucutkan bibirnya. "Jangan-jangan kau takut?"
"Enak saja!! Jangan sembarangan bicara!!" bantah Pangeran Matsumura. "Aku tidak takut, kok!!!"
"Ah, sudahlah. Yang lainnya sudah menunggu, tuh. Ayo cepat," ucap Putri Yuukira sembari menggenggam lengan kakaknya dan membalikkan tubuhnya. Rambut pirang panjangnya sedikit berkibar.
"Ya, sebentar," ucap Pangeran Matsumura sembari membetulkan letak kerah bajunya.
Namun, tampaknya Putri Yuukira tak mendengar ucapan itu. Ia terus menggenggam lengan kakaknya dan berlari menapaki lantai sedingin es yang berselimutkan karpet mewah berwarna merah terang. Tentu saja Sang Pangeran yang tidak siap akan itu terkejut dan akhirnya tak sempat menapakkan kakinya. Ia terseret di karpet merah yang mewah tersebut.
"WO-WOI!!!" seru Pangeran Matsumura yang membuat Putri Yuukira langsung menoleh ke belakang dan mendapati bahwa kakaknya tengah terbaring tengkurap di karpet dengan wajah kesal dan pakaian yang berlapis debu. Tentu saja Sang Putri panik dan segera membungkuk meminta maaf. "Ah!! Maaf, kakak!!"
"Aku, 'kan, sudah bilang 'tunggu,'" ujar Pangeran Matsumura cemberut. "Dasar. Biasanya putri raja, 'kan, cantik dan elegan. Kok malah begini?" batin pangeran tersebut dengan kesal.
Pangeran Matsumura bergegas bangkit berdiri dan menepuk-nepuk pakaiannya, mengusir debu yang menempel di setelan mewah dan jubah khas bangsawan yang ia kenakan. Sementara itu, Putri Yuukira hanya cengengesan. Tentu saja Sang Pangeran kembali berdecak kesal. "Dasar ...."
"Punya adik gak ada akhlak."
(Author: AWOKWOKWOKWOKWOK 😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂)
----------------------------------------------------------------------------------
Seluruh rakyat dari kedelapan kerajaan manusia berkerumun di ibukota Kerajaan Cahaya, Estrinia. Mereka berdesak-desakan mengelilingi Istana Cahaya, bagai sebuah koloni semut yang tengah mengerubungi makanan yang jatuh ke lantai. Jalan-jalan di ibukota tampak penuh. Antriannya memanjang sampai ke luar ibukota. Bahkan, sampai ada yang harus merelakan diri tidak bisa melihat pelantikan karena jalan-jalan di ibukota telah penuh, sehingga mereka hanya bisa menunggu di luar kota pusat sembari terduduk dengan wajah gusar serta perasaan kecewa.
Tak lama kemudian, yang ditunggu-tunggu pun akhirnya datang. Pangeran Matsumura Verenian, Sang Pahlawan sendiri. Ia mengenakan jubah kebangsawanan dan setelan yang amat mewah serta berwibawa. Wajahnya yang cukup tampan membuat beberapa wanita berteriak senang saat melihatnya. Perlahan, senyum gentle terukir di wajahnya. Di belakangnya, adiknya, Putri Yuukira Stacia Verenian, mengekor sembari tersenyum. Gaun putih indah serta parasnya yang cukup menawan membuat beberapa pria muda berteriak senang. Ya, walau sepertinya jika mereka mengetahui perlakuan konyol yang sering dilakukan oleh Putri Yuukira kepada kakaknya, rasa cinta itu mungkin akan segera hilang tak berbekas dan kekecewaan akan timbul di hati mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
Spirit God Kara, Tensei Shitara Shinigami ni Natta?!
FantasíaJudul: Spirit God Kara, Tensei Shitara Shinigami ni Natta?! English: From a Spirit God, I Got Reincarnated as a Death God?! Judul Alternatif: SpiRaTenGami Pangeran Hiiro Matsumura Verenian DivineCross, putra mahkota Kerajaan Cahaya sekaligus pahlawa...