"Latih tanding?"
"Ya. Latih tanding," sahut Yumatsu. "Materi pelajaran hari ini kuganti dengan latih tanding. Kalian berdua akan bertarung, dengan syarat kau tak boleh menggunakan Soul Reaper, Matsumura. Itu bisa membahayakan dirimu dan Yuuzaki. Jika kau kalah, kau harus mengakui bahwa Yuuzaki lebih kuat darimu. Tapi, kalau kau menang, kau boleh terus berbangga diri di depan Yuuzaki. Bagaimana? Ide bagus, 'kan?"
"Boleh juga." Matsumura menyeringai seolah menantang. "Kalau kau kalah, jangan menangis, ya."
"Huh!! Harusnya aku yang bilang begitu," ujar Yuuzaki. "Jelas-jelas aku yang lebih kuat darimu, Matsumura."
"Kita lihat saja nanti siapa yang menang di latih tanding." Matsumura tak mau kalah.
"Ngomong-ngomong, kenapa orang-orang dari tadi terlihat panik dan berlari-lari sambil membawa tempayan berisi air, ya?" ucap Yumatsu sambil mengedarkan pandangannya ke sekeliling.
"Kenapa tidak tanyakan saja kepada mereka?" usul Matsumura sembari menyilangkan kedua lengannya di belakang kepala.
Mengikuti usul Matsumura, Yumatsu pun berjalan mendekati salah seorang warga dan mengajukan pertanyaan.
"Ada apa? Apa yang terjadi?"
"Ada-Ada kebakaran!!!" jawab sang warga dengan ekspresi wajah pucat dan panik. "Kebakaran di wilayah Akashi blok 1!!"
"Akashi blok 1? Itu dekat dari sini!!" Yumatsu bergegas menolehkan kepalanya ke arah Matsumura beserta Yuuzaki yang kini berwajah serius. "Bagaimana kalau kita ikut membantu?"
Yuuzaki menganggukkan kepalanya dengan cepat. "Ya!!"
————————————————————————————
Yumatsu menaruh tempayan berisi air yang dipegangnya, kemudian menjatuhkan badannya di depan lokasi kebakaran dengan sengaja hingga berada dalam posisi duduk. Seluruh tubuh dan pakaiannya benar-benar dipenuhi oleh keringat. Dia menghembuskan napas lega. "Haaaahhh~~. Akhirnya padam juga. Apinya besar sekali, sih. Benar-benar melelahkan. Sebaiknya kita tunda rencana latih tanding sampai besok. Kalian pasti juga kelelahan, 'kan?"
"Mengerikan ...." Matsumura menatap dengan wajah pucat ke arah puing-puing bekas rumah yang telah berantakan dan hangus. "Semuanya hangus terbakar ...."
"Apa pemilik rumah ini baik-baik saja?" Yuuzaki menimpali. Tubuhnya juga dipenuhi oleh keringat karena dia tadi membantu juga, walau hanya sedikit karena tubuhnya adalah tubuh anak kecil sehingga tidak bisa mengangkut banyak air.
Sebenarnya, warga-warga sudah melarangnya untuk ikut memadamkan api karena menganggap dirinya masih terlalu kecil dan pekerjaan memadamkan api terlalu berbahaya baginya. Matsumura juga. Namun, karena mereka bersikeras, akhirnya para warga pun memperbolehkannya.
Yah ..., pada kenyataannya, Matsumura sudah berada di usia remaja akhir, sih .... Namun, karena ulah Dewa Elterior, tubuhnya menyusut menjadi seukuran anak kecil. Siapapun yang melihatnya tentu akan mengira dia hanyalah seorang anak kecil.
(TN: entah kenapa author jadi keinget sama Detective Conan :v
Matsumura: jangan panggil aku anak kecil, paman >:v
TN: etdah nih MC ketularan Shiva -_- Saya lanjut aja syutingnya deh, ya :v Daripada ngaco. Wkwkwkwk.)
"Tenang saja. Semua manusia di sini itu immortal." Salah seorang warga wanita menimpali sembari membawakan tiga botol minuman yang terbuat dari kulit hewan. "Pemilik rumah ini baik-baik saja. Hanya saja, pasti dia shock. Saat ini, dia pasti sedang berada di suatu tempat bersama dengan teman-temannya yang berusaha menenangkannya."
"Kasihan. Dia pasti sangat terkejut dan sedih karena tempat tinggal satu-satunya terbakar habis. Entah di mana dia akan tinggal setelah ini. Mana benda-benda berharganya ikutan ludes dilahap api. Mungkin warga desa akan mengadakan acara sumbangan dan memberi tumpangan tempat tinggal untuknya."
"Wah, terima kasih banyak." Dengan senyum riang terukir di wajah, Yumatsu mengambil salah satu botol minuman, diikuti oleh Yuuzaki dan Matsumura.
"Sudah panggil polisi?" tanya Matsumura sambil menenggak isi botol minumnya.
"Hm? Polisi?" ujar Yumatsu sambil meletakkan botolnya. "Apa itu polisi?"
"Eh? Di sini tidak ada polisi?" Kebingungan mulai tersirat di wajah Matsumura.
"Memangnya polisi itu apa?" Wanita yang membawakan minuman tadi ikut nimbrung.
"Penegak keadilan," sahut Matsumura.
"Tidak ada yang seperti itu di sini."
"EEEHHH?!!" Matsumura terperanjat.
To be continued
Next Chapter:
Chapter 29: Tokoh Baru yang Misterius
KAMU SEDANG MEMBACA
Spirit God Kara, Tensei Shitara Shinigami ni Natta?!
FantasiJudul: Spirit God Kara, Tensei Shitara Shinigami ni Natta?! English: From a Spirit God, I Got Reincarnated as a Death God?! Judul Alternatif: SpiRaTenGami Pangeran Hiiro Matsumura Verenian DivineCross, putra mahkota Kerajaan Cahaya sekaligus pahlawa...