No One Walk Away From Me - 1

409 54 0
                                    

-----------------------

Pagi masih buta. Bintang-bintang masih menghias gelapnya langit di waktu fajar. Matahari pun masih enggan menunjukkan keperkasaannya.

Hawa dingin yang menusuk di hari libur membuat banyak orang enggan untuk beraktivitas dan memilih berselimut di atas kasur.

Di saat banyak orang yang masih memilih untuk bermesraan dengan kasur beserta bantal guling, tidak halnya dengan (Name) dan Pak Murray.

Menggunakan pakaian yang tebal, (Name) berdiri di dekat pintu gudang white rose yang ada di hutan menunggu kedatangan Pak Murray beserta truk gandengnya.

Dari kejauhan, mulai terdengar suara deru mesin dan samar-samar sepasang lampu neon menembus kabut yang bergentayangan di antara pepohonan.

Gudang white rose milik keluarga (Last Name) memiliki dua pintu. Satu yang dekat halaman belakang dan satu lagi yang tersembunyi di pepohonan belakang rumah (Name).

Dulu, (Name) sering mengeluh karena letak rumahnya yang mendekati ujung perumahan dekat hutan. Tapi sekarang, (Name) sangat bersyukur karena posisi rumahnya membantu melancarkan rencananya kali ini.

Sebuah truk gandeng berhenti tepat di depan pintu gudang. (Name) melepas gandengan dua truk tadi agar bagian depan bisa maju sedikit memberi ruang jalan. Sehingga, jika dilihat dari arah rumah (Name), posisi pintu gudang tepat di antara dua badan truk.

Mesin truk dimatikan diikuti suara pintu kendaraan terbuka lalu tertutup. Pak Murray turun dari truk dengan pandangan kosong, namun aktivitasnya masih luwes seperti tidak terjadi apa-apa.

(Name) tersenyum di tengah kegelapan fajar menyambut kedatangan Pak Murray. (Name) menuntun Pak Murray ke arah gudang dalam diam dan hanya ditemani suara langkah kaki yang menginjak dedaunan kering.

(Name) membuka pintu gudang, mempersilakan Pak Murray untuk menengok ke dalam memperhatikan tong-tong besar white rose yang sudah siap diangkut.

"Pak Murray, semua tong yang ada di sini, tolong diangkut ke truk. Dua-duanya harus keisi penuh. Kalo truk Pak Murray dua-duanya udah penuh, tapi masih ada sisa, diemin aja. Apa bapak paham?"

Pak Murray hanya mengangguk.

"Kalau begitu, silakan mulai bekerja", ujar (Name) yang langsung keluar untuk membuka pintu bak belakang truk Pak Murray.

Tanpa respon apapun, Pak Murray berjalan menuju satu tong terdekat kemudian mengangkatnya dan di bawa ke truk.

Di atas truk bagian depan, (Name) menginstruksikan Pak Murray untuk menata tong besar white rose secara vertikal dengan sistem bertingkat.

Mengawasi kerja Pak Murray, tak terasa Sang Raja Siang sudah bangun dan siap menunjukkan kekuasaannya.

(Name) bergegas menuju ke rumah Pak Murray meninggalkan duda tua tersebut bolak-balik mengangkut tong white rose.

Setibanya di rumah Pak Murray, (Name) mendapati semua lampu masih dalam keadaan mati. Pintu depan juga masih terkunci.

(Name) mematikan listrik rumah Pak Murray langsung dari meterannya. Mengunci semua pintu dan jendela dari dalam serta membawa kunci rumah Pak Murray bersamanya. Tak lupa pintu garasi juga (Name) kunci dari dalam.

Pak Murray memiliki suatu kebiasaan unik. Apabila beliau sedang tidak ada di rumah, Pak Murray selalu memasang triplek bertuliskan "Sedang Pergi" di depan pintu rumahnya.

KarmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang