Sudah empat hari berlalu semenjak (Name) menghubungi temannya guna memesan sesuatu. Dan sekarang sesuatu yang ia pesan sudah ada ditangannya.Sudah empat hari pula ia beristirahat sembari menyusun rencana agar Johzenji dan Seijoh tidak kabur darinya.
Tak lupa empat hari ini (Name) gunakan untuk mengelilingi Miyagi sebelum besok lusa harus pulang ke Tokyo karena hari esok setelah lusa (Name) kembali masuk kerja.
Hari ini (Name) memutuskan untuk istirahat seharian. Badannya masih agak pegal setelah beberapa hari belakangan beraktivitas berkeliling kota menghabiskan waktu cuti.
(Name) duduk di balkon kamarnya yang menghadap langsung ke halaman belakang. Menikmati suasana matahari yang terbenam di ufuk barat.
Di kejauhan, bisa dilihat sebuah rumah sederhana yang terpisah dari rumah lainnya. Rumah tersebut letaknya agak masuk ke area yang masih dipenuhi pepohonan.
Di sebelah rumah tersebut terdapat sebuah truk yang terparkir. Truk tersebut modelnya sudah agak tua, namun masih kuat untuk dipakai angkut-angkut barang.
Sambil meminum susu langsung dari kotak kartonnya, kedua mata (Name) mengamati gerak-gerik seorang pria berusia sekitar 55 tahunan yang menempati rumah tersebut.
(Name) tidak tahu nama asli pria tersebut. Namun ia menyebutnya dengan nama Pak Murray.
Pak Murray adalah seorang pengangguran yang bekerja serabutan. Ia tinggal sendirian semenjak ditinggal cerai istrinya dua puluh lima tahun silam.
Beliau punya dua anak, dan semua hak asuh jatuh ke tangan mantan istrinya. Anak-anak Pak Murray jarang sekali mengunjungi pria berambut gondrong tersebut.
Pak Murray yang lontang-lantung pun hidup sebatang kara tanpa keluarga. Di lingkungan tempat tinggal (Name), Pak Murray ini termasuk pendatang. Bukan warga asli seperti keluarga (Name).
Harta milik Pak Murray hanya sebuah truk gandeng dan sebuah rumah. Beberapa warga yang butuh angkutan biasa menyewa truk gandeng milik Pak Murray.
Meskipun demikian, tak cukup untuk membantu ekonomi Pak Murray.
Jangan pernah menanyakan apa pekerjaan Pak Murray sebelumnya. Pak Murray sangat sensitif bila disinggung masalah pekerjaan. Ia bahkan pernah marah-marah sampai membuat satu RT heboh gegara disinggung masalah ini.
Yang (Name) tahu, Pak Murray hanya tetangganya yang pengangguran.
Merasa susunya sudah habis, (Name) melempar wadah susu yang sudah kosong ke tempat sampah yang ada di bawah dari balkon kamarnya.
(Name) berdiri lalu masuk ke dalam rumah, lebih tepatnya ke bagian dapur. Di dapur sudah tersaji beberapa makanan di dalam wadah.
(Name) mengambil beberapa botol berisi serbuk dan cairan dari rak penyimpanan bumbu dan membawanya ke makanan-makanan yang sudah tersaji.
(Name) taburkan serbuk ke atas makanan lalu menuangkan cairan yang baru saja ia ambil ke dalam minuman yang juga sudah tersedia.
Setelah semua makanan dan minuman dikemas, (Name) beranjak keluar melalui pintu belakang.
Memastikan bahwa tak ada orang yang melihat, (Name) melangkahkan kakinya menuju ke rumah Pak Murray melalui pepohonan yang menjadi halaman belakangnya.
Setibanya di rumah Pak Murray, (Name) mengetuk pintu kayu rumah tersebut. Menunggu tak lama, keluarlah sosok pria berambut dan berjenggot gondrong bewarna coklat.
"Pak Murray~", sapa (Name) dengan ceria.
"Eh ada nak (Last Name)... masuk, masuk."
Kedua orang itu pun masuk ke ruang tamu rumah Pak Murray. Membiarkan pintu depan tetap terbuka dan duduk bersebrangan secara diagonal.
"Ada apa nak (Last Name) datang petang-petang begini?"
"Ini pak.. saya mau berbagi rezeki buat bapak", ujar (Name) seraya menyodorkan makanan dan minuman yang ia bawa.
"Ya ampun... terima kasih lho nak.. aduhh jadi ngrepotin begini."
"Iya pak, sama-sama. Enggak ngrepotin kok pak... kita kan tetangga, harus saling membantu."
"Nak (Last Name) mau minum apa? Biar saya buatin."
"Ah gak usah pak, malah ngrepotin nanti... saya udah makan tadi sebelum kesini."
"Alah gapapa... tunggu bentar ya."
Pak Murray sudah keburu ke dapur. (Name) memanfaatkan kesempatan untuk melihat ke luar. Memastikan tak ada warga lain yang datang ke rumah Pak Murray.
Walaupun rumahnya agak masuk ke area yang seperti hutan, banyak warga yang sering datang ke rumah Pak Murray untuk membagi rezeki seperti yang (Name) lakukan sekarang.
Sebab itulah (Name) tetap bersiaga supaya tak ada orang yang mengetahui keberadaannya di rumah Pak Murray.
Tak lama kemudian datanglah Pak Murray membawa segelas teh hangat.
(Name) berterima kasih kepada Pak Murray. Kedua orang itu pun berbincang-bincang tentang banyak hal.
Sewaktu (Name) kecil, ia bersama beberapa anak kecil yang seumuran memang sering bermain ke tempat Pak Murray.
Pak Murray itu sebenernya baik. Cuma jalan hidupnya aja yang bikin orang kasian.
Di tengah percakapan, dengan segala akal bulus, (Name) berhasil membujuk Pak Murray untuk menyantap hidangan yang (Name) bawa.
Segala jenis rayuan (Name) keluarkan. Mulai dari 'gak mau minum kalo gak dimakan' sampai 'minumannya cuma bertahan sampai besok.'
Karena kedekatan mereka yang terjalin sejak lama, Pak Murray tak bisa menolak. Ia pun menyantap hidangan yang dibawa (Name).
Baru habis satu hidangan dan satu minuman, Pak Murray mendadak tak sadarkan diri.
Melihat pria didepannya sudah terkapar, (Name) menutup pintu rumah Pak Murray lalu berjalan mendekati tubuh Pak Murray.
Diangkatnya tubuh pria itu lalu ia tidurkan di atas sofa. (Name) berjongkok tepat di samping kepala Pak Murray.
Di dekat pelipis Pak Murray, (Name) menyalakan suatu alat yang dapat menyelaraskan gelombang frekuensi lalu berkata, "Pak Murray, mulai nanti Pak Murray terbangun, bapak bekerja untuk saya, (Last Name) (First Name). Apa bapak paham?"
Pak Murray menganggukkan kepala.
"Besok pagi, setelah Pak Murray bangun, bapak langsung datang ke rumah saya, pake truk, dan lewat kebon. Jangan lewat depan. Apa bapak paham?"
Pak Murray kembali menganggukan kepala.
"Saat Pak Murray terbangun, bapak akan menuruti semua perintah saya tanpa penolakan sedikit pun. Apa bapak paham?"
Lagi-lagi Pak Murray mengangguk.
(Name) tersenyum puas. Ia pun mendekatkan bibirnya ke telinga Pak Murray lalu membisikkan.
"Selamat tidur Pak Murray, semua yang saya katakan jangan dilupakan ya, saya tunggu besok."
Pak Murray mengangguk untuk terakhir kalinya.
(Name) mengemas semua makanan dan minuman yang ada di meja ruang tamu untuk Ia bawa pulang lagi.
Wanita berusia 25 tahun itu mengunci pintu rumah dari dalam. Mematikan semua lampu di rumah Pak Murray lalu keluar melalui pintu belakang.
Meninggalkan Pak Murray yang sudah ia cuci otaknya masih dalam keadaan tidak sadar.
---------------------------
TBC

KAMU SEDANG MEMBACA
Karma
FanfictionMafia AU! Sekian lama kita bersama Ternyata kau juga sama saja Kau kira ku percaya semua Segala tipu daya Oh percuma Kau buat sempurna, awalnya Berakhir bencana Selamat tinggal sayang Bila umurku panjang Kelak ku kan datang tuk buktikan Satu balas y...