Dracarys - 1

605 62 15
                                    

Note :

(Bf/l/n) = nama belakang/nama keluarga (b/f/n) yang punya kebun anggur.

--------------------------

"Jangan menangis sayang..."

Tak butuh waktu lama bagi (Name) untuk tahu rupa headquarter dari grup mafia Shiratorizawa.

Besar, megah, terpencil di daerah perbatasan, dan dikelilingi oleh pepohonan rindang yang memutari rumah tersebut. Namun masih bisa dijangkau jalan aspal.

Tidak begitu terpencil sih, hanya saja posisinya sedikit terpisah dari pemukiman penduduk yang ada di satu area yang sama.

Kondisi headquarter yang menyerupai rumah itu saat ini sepi karena Goshiki sedang di Miyagi.

(Name) bersembunyi di balik pepohonan sembari meneliti rumah itu dan mengamati setiap cctv luar yang ada. Memetakan dalam ingatan posisi mana saja yang tidak tertangkap kamera.

(Name) juga mengamati kalau di rumah itu tidak ada kabel listrik yang mengarah ke pemukiman. Yang berarti rumah itu menggunakan generator pribadi sebagai sumber listrik.

Pintu masuknya ada satu yang utama, letaknya persis di depan seperti pintu utama sebuah rumah. Hanya saja, untuk membuka pintu utama tersebut, terdapat sebuah sensor. (Name) tidak bisa memastikan itu sensor untuk sidik jari, suara, atau iris mata.

Di belakang pun juga ada namun tempatnya tersembunyi. Itupun tak sengaja (Name) temukan ketika ia menginjak suatu tekstur yang berbeda di antara semak lantai hutan.

Ketika rumput dicabut, (Name) menemukan sebuah plat besi dengan sambungan di bagian tengah. Dari bentuknya, (Name) berasumsi bahwa plat besi tersebut merupakan sebuah pintu.

Jendela di rumah tersebut menggunakan kaca gelap. Seperti kaca mobil yang dari luar tak bisa melihat dalam tapi dari dalam bisa melihat luar. (Name) yakin kalau semua kaca jendela itu bulletproof mengingat siapa yang menetap di rumah ini.

Saat berkeliling melalui hutan yang melingkari rumah tersebut, (Name) dibuat cengo melihat beberapa senapan dan senjata terpasang di pepohonan.

Agak lama (Name) memperhatikan persenjataan di tempat tak lazim tersebut. Sebelum akhirnya sadar ada segaris sinar yang terhubung ke bagian yang seharusnya di situ bagian pemantuk.

(Name) pun paham bahwa senjata yang terpasang merupakan senjata khusus yang bekerja dengan respon cahaya. Kalau cahaya yang masuk ke pemantuk mengalami gangguan, maka senjata itu akan menembak secara otomatis.

Setelah mengikuti alur sinar merah tersebut, (Name) merutuk dalam hati. Sinarnya membentang dari pinggir hutan melalui tanah lapang sampai ke dinding rumah.

Dan setelah diteliti, hanya bagian jalan setapak utama yang tidak dilalui sinar sensor. Padahal bagian itu diawasi cctv.

Tingkat kesulitan dalam rencana kali ini meningkat pesat.

Menjadi orang yang cerdik, (Name) tak kehilangan akal. Ia berpikir rasional. Kalau mereka sampai mau datang ke sini, tentu mereka sudah lebih dulu mempelajari seluk beluk tempat ini.

Seorang diri tentu tak akan mampu melawan teknologi pengamanan sekuat dan semutakhir yang ada di tempat ini.

(Name) sadar kalau ia perlu membonceng seseorang. Dan sepertinya ia tahu siapa yang harus ia boncengi kali ini.

Merekam di otak apa-apa saja yang ia dapat, (Name) berjalan ke luar hutan menuju ke pemukiman terdekat dimana ia akan naik kereta untuk balik ke Miyagi. Tak mau naik kendaraan pribadi khawatir beresiko bocornya identitas.

KarmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang