The Queen's Justice

668 56 9
                                        

Judul lagu :

Game of Thrones Season 7 OST. - The Queen's Justice by Ramin Djawadi

-----------------

"I'm the queen..."

Sepasang netra madu Tsukishima mulai terbuka secara perlahan. Mengumpulkan sisa-sisa kesadarannya yang sempat hilang secara mendadak.

Rasa pening masih begitu kuat berdenyut bagai kepala ditusuk beribu jarum. Leher bagian belakang masih terasa perih. Bahkan untuk sekedar mengangkat kepala pun Tsukishima harus menahan nyeri.

Pandangannya kabur. Tsukishima mengerjapkan matanya beberapa kali untuk menjernihkan pengelihatannya. Namun nihil, pandangannya tetap kabur.

Pria tersebut mengedarkan pandangannya mengamati kondisi sekitar. Ruangan dengan penerangan remang, agak gelap tapi tidak gelap-gelap banget, dan banyak sesuatu yang disusun berjajar. Lebih tepatnya, sesuatu berbentuk menyerupai tong anggur.

Meskipun tidak terlalu jelas, Tsukishima dapat menyimpulkan bahwa dirinya berada di sebuah gudang anggur.

Insting Tsukishima mengatakan untuk segera kabur. Hanya saja, ia baru sadar kalau tangan dan kakinya tidak mau bergerak. Bukan tidak mau sih, lebih tepatnya tidak bisa.

Kedua tangannya terikat rantai yang sangat kuat ke dua sisi yang berlawanan, begitu pula dengan kakinya. Tubuhnya pun tidak menapak di tanah, melainkan sedikit terangkat ke udara.

Bukan hanya itu, Tsukishima juga baru menyadari satu hal. Pria itu baru sadar bahwa dirinya telanjang.

Telanjang bulat.

Tanpa sehelai benang pun yang menutupi.

Tsukishima menggeram kesal. Meronta-ronta berusaha melepaskan diri. Membuat pergelangan kaki dan tangannya makin terluka akibat cengkraman rantai yang mengikat tubuhnya.

"Wah wah wah... tampaknya Kei yang malang sudah bangun. Selamat tengah malam Kei.~~"

Sebuah suara menarik perhatian Tsukishima. Ia arahkan pandangannya yang kabur ke sumber suara. Mendapati bayangan seseorang sudah berdiri didepannya.

"Bangsat!! Lepasin gue, dasar sialan!!!"

"Wow wow wow... bahasanya sante aja dong mas... gausah ngegas juga kali."

Tsukishima terdiam. Sepertinya dia kenal suara itu. Dan kalau tidak salah, seperti suara (Name). Tapi ia tidak yakin, bisa saja ia salah dengar.

"Aku gak nyangka bakal begini cara kita reunian. Udah berapa lama sejak lulus SMA? Tujuh tahun? Delapan tahun? Cukup lama bagimu untuk melupakanku, bukan?"

"(Name), itu kamu?"

"Oh Kei, sebuah kehormatan bisa mendengar nama depanku meluncur indah dari bibirmu yang menggoda itu."

"Lepasin (Name). Ini gak lucu!", gertak Tsukishima memberontak menggoyangakan tangan dan kakinya.

"Emang siapa yang lagi ngelawak? Dan satu lagi, jangan panggil aku menggunakan nama depan. Aku jijik."

Mereka terdiam. Tak ada membuka pembicaraan. Diam-diam, (Name) menikmati indahnya ciptaan Tuhan dihadapannya.

Seperti dugaannya, tubuh Tsukishima makin berisi. Biceps dan tricepsnya yang berkontraksi saat ia berontak. Bahunya yang lebar dan tegap. Dadanya yang bidang. Perut sixpack yang terpahat sempurna. Otot-otot yang tercetak indah.

KarmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang