Salah Alamat

1.4K 19 0
                                    

Handphone Arman berdering. Arman segera menggeser tombol hijau.

"Halo," jawab Arman.

"Arman, aku telah mendapatkan buku yang akan kita jadikan film," kata suara di seberang.

"Oh, ya?"

"Ya. Tugasmu adalah menemui penulisnya untuk menawarkan kerja sama."

"Ok. Siapa namanya?"

"Pelangi. Aku akan kirimkan alamatnya."

"Baik. Aku akan segera menemuinya," janji Arman.

Arman segera bersiap-siap. Mengenakan jaket dan celana jean biru kebanggaannya, Arman segera menemui Pelangi.

"Tok! Tok! Tok...!" Arman sudah mengetuk pintu rumah Pelangi setengah jam kemudian.

Kenop pintu berputar. Seorang perempuan muncul dari balik pintu. Wanita itu mengenakan rok mini. Betis dan lengannya terlihat kekar dan sedikit berotot.

Dilihat dari wajah dan postur tubuhnya, wanita itu adalah jelmaan laki-laki.

"Anda Mbak Pelangi?" tanya Arman ragu.

"Bukan. Nama Saya Rianti," jawab wanita itu.

"Oh, maaf. Saya salah alamat. Permisi," kata Arman.

Arman bergegas meninggalkan wanita itu.

"Eh, Mas ganteng, mau ke mana? Sama saya aja!" teriak wanita itu.

Arman tidak peduli dengan teriakan wanita itu. Ia segera menaiki motornya dan menjalankannya.

"Dasar bencong. Rianto mengaku Rianti," kata Arman terkekeh.

Arman menghentikan motornya. Ia menelpon Pelangi.

"Halo," jawab Pelangi di seberang.

"Maaf, Mbak. Rumah Mbak yang mana, ya?" tanya Arman.

"Yang bercat biru, Mas. Mas di mana?"

"Saya di dekat surau."

"Oh, rumah saya sekitar lima puluh meter dari surau," jelas Pelangi.

"Oh, ya, Mbak. Saya sudah bisa melihat rumah Mbak dari sini."

Arman segera menuju rumah Pelangi yang ternyata tidak jauh dari tempatnya berhenti.

Sesampinya di depan rumah Pelangi, Arman melihat seorang gadis berdiri di ambang pintu. Itu pasti Pelangi. Batin Arman.

"Permisi. Anda Mbak Pelangi?" tanya Arman.

"Iya. Saya Pelangi," jawab gadis itu. "Mari masuk, Mas," kata gadis itu.

Arman masuk dan duduk di kursi kayu.

"Tadi, saya salah alamat," kata Arman menceritakan pengalamannya.

"Maaf, apa alamat yang saya kirimkan kurang jelas?"

"Jelas. Cukup jelas. Hanya saya yang kurang teliti mencarinya."

"Mas mau minum apa? Teh, kopi atau air jeruk?" tawar Pelangi.

"Air jeruk saja."

Pelangi segera pergi ke dapur untuk membuatkan minuman.

Jangan lupa vote, ya.

Saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca.

Pembaca dapat berinteraksi dengan saya melalui WA: 081251052987

Terimakasih

Cinta PalsuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang