Sang Penyelamat

294 4 0
                                    

Ternyata tidak sulit menaklukkan hati Melani. Ia langsung menerima ketika Arman menyatakan cintanya. Selama satu bulan, Melani benar-benar merasakan indahnya cinta. Arman adalah seorang pria yang romantis. Tak jarang ia mengajak Melani nonton bioskop atau sekedar menikmati sunset di pantai. Bahkan sesekali Arman sering memberikan bunga mawar sebagai lambang ketulusan cinta.

Di mata Melani, Arman bagaikan seorang pangeran. Ia tampan, baik hati dan kaya. Ketampanannya membuat Melani sangat mencintainya. Ia rela memberikan segalanya demi cintanya kepada Arman. Kesempatan ini tidak disia-siakan Arman. Ia meminta Melani agar bersedia menerima honor yang ditawarkan bosnya untuk novelnya. Tentu saja Melani dengan senang hati memenuhi permintaan Arman, meski honor yang ia terima tidak sesuai dengan yang diinginkannya.

Melani tidak menyadari bahwa ia hanya dimanfaatkan Arman untuk mengejar ambisinya hingga pada suatu siang Melani mendengar suara seorang perempuan di seberang ketika ia menelpon Arman.

"Maaf, ini siapa, ya?" tanya Melani.

"Saya Anita, pacarnya Arman."

"Pacar?" tanya Melani heran.

"Iya. Mbak siapa, ya?"

"Saya temannya. Bisa bicara dengan Arman?"

"Armannya sedang mandi. Ada pesan?"

"Tidak ada. Nanti saya akan menelpon kembali. Terimakasih."

Setelah menutup telpon, Melani bergegas ke rumh Arman. Ia ingin memastikan bahwa perempuan yang berbicara dengannya di telpon adalah pacar Arman.

Sesampainya di rumh Arman, Melani melihat seorang perempuan duduk di ruang tamu.

"Siapa dia?" tanya Melani.

"Oh, ya. Ini Anita pacarku," kata Arman memperkenalkan wanita itu tanpa merasa bersalah.

"Pacar? Jadi, kamu selingkuh?!"

"Sayang, dia siapa?" tanya Anita. Sekarang ia berdiri di samping Arman.

"Bukan siapa-siapa. Hanya teman?"

"Apa kamu bilang? Hanya teman?! Dasar play boy! Kita putus!"

Melani segera pergi. Sepanjang perjalanan pulang ke rumah, air mata Melani terus mengalir membasahi pipi. Ia tidak menyangka, orang yang selama ini sangat ia cintai tega melukai hatinya.

Sesampainya di rumah, Melani langsung masuk ke kamarnya. Di kamar, Melani menangis sepuasnya untuk meluapkan kesedihannya.

Saat seperti ini, Melani benar-benar membutuhkan seseorang untuk mengobati luka di hatinya. Namun, tak ada seorangpun yang peduli terhadapnya. Ia harus menghadapi masalah ini seorang diri. Bahkan, Tuhanpun seolah-olah mengacuhkannya.

Patah hati membuat Melani kehilangan harapan hidup. Ia merasa dirinya sudah tidak berharga lagi.

"Ya Allah, mengapa engkau memberikan cobaan seberat ini?" ratap Melani.

Melani ke luar dari kamarnya. Dengan mengendarai motor, ia menuju ke sebuah tower jaringan. Ia memanjat tower itu.

Melani sudah bertekad akan mengakhiri hidupnya dengan cara terjun dari tower. Ia tidak menyadari seseorang sedang menyusul dirinya memanjat tower.

Orang itu memegang lengan Melani ketika Melani hampir menerjunkan dirinya ke bawah.

"Lepaskan aku!"teriak Melani sambil berusaha melepas lengannya. Namun, cengkraman laki-laki itu sangat kuat sekuat cengkraman burung hantu.

Semakin Melani meronta, cengkraman laki-laki itu semakin kuat yang membuat lengan Melani terasa sakit. Setelah usahanya untuk melepaskan cengkraman laki-laki itu tidak berhasil, Melani menyerah.

"Sebaiknya kita turun," saran laki-laki itu.

"Tidak mau!"

"Bunuh diri bukan akhir dari masalah."

"Aku sudah tidak sanggup lagi."

"Masalah seberat apapun bisa diselesaikan asalkan kita mau bersabar."

Melani terdiam. Kata-kata laki-laki itu membuat dirinya sedikit terhibur.

"Sekarang, ayo kita turun. Percayalah. Setiap masalah pasti ada jalan keluarnya. Aku akan membantumu mencarikan jalan keluarnya," bujuk laki-laki itu.

Melani melihat ke bawah. Dari atas tower, rumah-rumah penduduk hanya terlihat sebesar lemari. Di atas tower, hembusan angin bertiup cukup kuat seolah-olah akan merobohkan tower. Tiba-tiba Melani merasa ngeri berada di atas tower setinggi ini.

"Aku takut."

"Jangan takut. Aku memegangi lenganmu. Injak palang di bawahmu dan jangan melihat ke bawah," pandu laki-laki itu.

Dengan mengikuti arahan laki-laki itu, akhirnya Melani berhasil menuruni tower yang terasa lebih lama daripa ketika ia memanjatnya.

Cinta PalsuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang