Sejak Arman memimpin sebuah hotel berbintang lima pemberian ayahnya, Arman mendapatkan pemasukan yang sangat besar. Ia merasa uang yang ia dapatkan dari hotel itu adalah uang pribadinya sehingga ia bebas menggunakannya. Namun, Melani punya pikiran lain. Ketika Arman bermaksud menyewakan bangunan untuk membuka rumah makan, Melani meminta Arman meminta ijin orang tuanya terlebih dahulu.
Arman sangat bersyukur karena mendapatkan kepercayaan dari ayahnya. Ia berjanji akan menjadi anak yang berbakti agar bisa membahagiakan papa dan mamanya. Oleh karena itu, ia dengan senang hati menerima gadis pilihan papanya. Gadis itu bernama Rista.
Setelah dua tahun lebih berpacaran dengan Rista, sedikit demi sedikit sifat buruk Rista mulai terlihat. Rista adalah gadis matre. Ia tidak mencintai Arman, melainkan mencintai hartanya.
Mengetahui akan hal itu, Arman berusaha mencari pengganti Rista. Di sebuah pesta, Arman bertemu dengan Yuli. Yuli adalah seorang gadis sederhana dan penurut. Arman terpesona dengan kesederhanaan dan kecantikan Yuli. Ia menembak Yuli satu bulan kemudian. Gayung bersambut. Yuli menerima Arman sebagai pacarnya.
Untuk sementara, Arman menjadikan Yuli sebagai kekasih gelap. Ia tidak berani memutuskan Rista karena takut membuat papanya kecewa. Arman akan memutuskan Rista ketika orang tuanya sudah menyadari ketidak tulusan cinta Rista.
Namun, takdir berkata lain. Arman harus merelakan Yuli menikah dengan pria pilihan orang tuanya. Arman masih teringat air mata Yuli mengalir membasahi pipi ketika Yuli memberitahu bahwa ia akan dinikahkan oleh orang tuanya.
"Bawa aku pergi, Ar," pinta Yuli.
"Tidak, Yul."
"Kenapa? Kamu tidak mencintaiku?"
"Bukan begitu. Pernikahan tanpa restu orang tua tidak akan membuat kita bahagia."
"Aku lebih baik hidup menderita asalkan tetap bersamamu."
Arman menarik nafas. Tidak mudah memberikan pengertian kepada seorang gadis yang sudah terlanjur cinta.
"Begini. Aku sebenarnya juga ingin membawamu lari karena aku juga merasa tidak bisa hidup tanpamu. Tapi, kita juga tidak akan bisa hidup tanpa orang tua kita. Percayalah pilihan orang tuamu adalah yang terbaik."
"Tapi, aku tidak mencintainya."
"Baiklah. Kalau begitu, aku akan membawamu pergi."
Arman tahu, tidak ada gunanya membujuk Yuli agar mau menikah dengan pria pilihan orang tuanya. Ia membawa Yuli pergi ke sebuah kota kecil. Di kota itu, ia tinggal di sebuah kamar kost sederhana.
"Sori, Yul. Aku hanya bisa menyewa kamar kost. Uangku tidak cukup untuk menyewa kamar hotel."
"Ya," jawab Yuli singkat.
Ia tampak kebingungan dengan tempat barunya. Kamar yang mereka tinggali adalah kamar kosong tanpa perabotan layaknya kamar hotel. Arman membeli beberapa piring dan kompor untuk memasak.
"Ini uang untuk berbelanja. Aku pergi dulu, ya."
Arman tinggal di kamar kost lain. Selama di kamar kost, Yuli bisa meraskan pahitnya hidup serba kekurangan. Arman tidak bisa memberinya fasilitas hidup yang memadai karena Arman beralih profesi sebagai kuli bangunan. Berpisah dari orang tua membuatnya harus bisa hidup mandiri.
Tidak sampai satu bulan tinggal di kamar kost, Yuli sudah tidak tahan. Ia meminta Arman mengantarkannya pulang.
"Nah, sekarang kamu tahu 'kan? Bahwa cinta saja tidak cukup untuk modal menikah."
"Ya, kamu benar. Aku juga tidak tega melihatmu menderita karena bekerja sebagai kuli bangunan. Belum samapai sebulan saja, kulitmu sudah menghitam. Penampilanmu tidak lagi seperti orang kaya. Kamu lebih mirip gembel."
Arman tersenyum. Ia telah berhasil menyadarkan Yuli bahwa peran orang tua juga penting dalam mencari jodoh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Palsu
RomanceBetapa bahagianya Melani ketika seorang pemuda tampan menembaknya. Namun, ia sama sekali tidak menduga jika pemuda itu ternyata hanya berpura-pura mencintainya. Pemuda itu berpura-pura mencintai Melani agar Melani menyetujui harga yang ditawarkan ol...