Melani tercenung setelah mendengar penuturan Arman. Ia melihat ada sebuah penyesalan di mata Arman.
"Kita berangkat?" tanya Melani.
"Ayo."
Arman beranjak menuju sebuah mobil sedan yang diparkir di halaman rumah Melani. Itu adalah mobil yang digunakan Arman untuk kencan pertamanya dengan Melani setahun silam. Saat itu Arman baru membeli mobil. Dan gadis yang pertama kali ia jemput menggunakan mobil itu adalah Melani. Itulah yang dikatakan Arman kepada Melani. Saat itu Melani percaya dengan ucapan Arman. Namun, setelah Arman memutuskan Melani, Melani yakin Arman telah berbohong.
Melani duduk di kursi depan. Melani melihat tangan Arman memasukkan kunci ke lubang kunci, lalu memutarnya ke kanan. Terdengar desingan dinamo begitu kunci diputar disusul dengan getaran lembut body mobil. Arman menggerakkan tuas gigi. Tidak lama kemudian, mobil bergerak maju. Mobil bergerak perlahan. Melani tahu, Arman tidak sengaja memperlambat laju mobilnya agar bisa berlama-lama dengan dirinya, seperti sepasang kekasih di novel-novel yang ia baca. Arman mengendarai mobil dengan perlahan karena mobilnya berjalan di gang sempit dan berlubang.
Arman menambah kecepatan mobil ketika mobil telah berada di jalan raya. Hari minggu jalanan sepi. Hal ini memungkinkan mobil melaju dengan kecepatan konstan.
"Ar, dulu kamu pernah bilang kalau aku adalah gadis pertama yang kamu jemput dengan mobil ini. Apa itu benar?" Pertanyaan Melani memecah keheningan.
Arman menoleh ke arah Melani, lalu kembali menghadapkan wajahnya ke depan. Ia harus fokus mengemudi.
"Ya. Itu benar," jawabnya kemudian.
"Kenapa aku? Kenapa bukan pacarmu?"
"Yuli maksudmu? Bagi Yuli, mobil bukanlah benda yang spesial. Ia sudah terbiasa mengendarai mobil. Aku berpikir akan menjadi sebuah kejutan jika aku menjemputmu dengan mobil baru."
"Agar aku semakin percaya dengan tipuanmu?"
"Ya. Begitulah."
"Kejam sekali."
"Memang kejam. Tapi, balasan yang kuterima juga tidak kalah kejam. Aku tidak akan memaafkan diriku sendiri seandainya...." Arman tidak melanjutkan perkataannya. Ia khawatir kelanjutan kalimatnya akan menyinggung Melani.
"Seandainya apa?"
"Maafkan aku, Mel. Selain pesan Yuli yang memintaku untuk bertaubat, ada hal lain yang membuatku menyesal."
"Apa itu?"
"Aku tahu setelah aku memutuskanmu, kau berusaha terjun dari tower BTS."
Wajah Melani menjadi memerah menahan malu. Ia sama sekali tidak ingin Arman mengetahui hal itu. Itu adalah kejadian yang menyedihkan. Namun, berubah menjadi kejadian yang memalukan jika diketahui oleh mantan, karena mantan menjadi tahu bahwa kekasih yang ditinggalkannya tidak bisa move on.
"Kamu tahu dari mana?" Melani buru-buru mengajukan pertanyaan agar Arman tidak menyadari wajahnya yang kemerah-merahan seperti mangga masak.
"Yuli. Yuli tahu dari adiknya. Teman sekolah adiknya Yuli adalah tetangga Wagito, orang yang telah menyelamatkanmu."
Melani menarik nafas. Arman telah mengetahui semu rahasianya. Bukan tidak mungin ia juga tahu bahwa Melani juga akan dijadikan isteri kedua Wagito.
Tiba-tiba ponsel di saku celana Arman berdering. Tangan kiri Arman merogoh ponsel itu. Arman melihat layar ponsel yang menyala. Ponsel itu membuat Arman tidak fokus menyetir. Tiba-tiba seorang pengendara sepeda motor yang baru keluar dari gang memotong jalan Arman. Arman terkejut. Dengan gerakan reflex, ia memutar roda kemudi ke kiri. Ia bermaksud menghindari pengendara motor itu. Ia berhasil menghindari pengendara motor itu. Namun, ia tidak bisa menghindari pohon yang tumbuh di tepi jalan.
"Braaakkk!!"
Mobil Arman menabrak pohon itu. Melani dan Arman terdorong ke depan yang membuat kepala mereka terbentur dasbor dan roda kemudi. Seketika pandangan mereka menjadi gelap seperti layar TV yang tiba-tiba mati. Tidak hanya pandangan yang menjadi gelap, kesadaran merekapun lenyap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Palsu
RomanceBetapa bahagianya Melani ketika seorang pemuda tampan menembaknya. Namun, ia sama sekali tidak menduga jika pemuda itu ternyata hanya berpura-pura mencintainya. Pemuda itu berpura-pura mencintai Melani agar Melani menyetujui harga yang ditawarkan ol...