"Dasar pengangguran! Kerjanya cuma makan tidur. Kau bukan anak kecil lagi. Seharusnya kau sudah bisa menghidupi dirimu sendiri," omel ibu Sardu.
Sardu bergeming. Ia sudah terbiasa dengan omelan ibunya.
Sardu beranjak dari tempat duduknya. Dengan mengendarai motor, ia pergi ke sutu tempat. Di depan sebuah hotel, ia melihat seorang ibu-ibu membawa sebuah tas. Sardu mengendarai motor mendekati ibu itu. Setelah berada cukup dekat dengan ibu itu, Sardu meraih tas dari tangan ibu itu. Ia menarik tas itu dengan kuat hingga tas itu terlepas dari tangan ibu itu. Sardu segera menggas motornya menjauh dari ibu itu.
"Tolong..! Jambreeett... Jambreeettt....!" teriak ibu itu.
Seorang pemuda yang kebetulan berada tidak jauh dari tempat kejadian, segera mengejar Sardu dengan mengendarai sepeda motor.
Pemuda itu dengan lincah memacu sepeda motornya di antara mobil-mobil yang melaju di jalanan. Sardu memacu sepeda motornya dengan kecepatan cukup tinggi. Ia cemas karena pemuda itu terus mengikutinya.
Awan tebal menutupi langit. Tampak kilat beberapa kali menyambar menimbulkan suara keras. Sardu terus memacu sepeda motornya. Namun, pemuda itu terus mengejarnya. Pemuda itu berhasil mendekati Sardu. Ia telah berada di samping Sardu.
"Berhenti!" teriak pemuda itu.
Sardu menyalip sebuah truk di depannya. Pemuda itu tertinggal beberapa meter di belakang. Sardu yakin pemuda itu akan menyerah.
Kecepatan sepeda motor pemuda itu melambat hingga akhirnya berhenti di tepi jalan. Mesin sepeda motor pemuda itu mati karena kehabisan bensin.
"Sial!" rutuknya.
Sardu tertawa senang. Namun, kegembiraan Sardu berlangsung singkat. Sebuah petir menyambar badan Sardu. Sardu jatuh dari sepeda motornya. Ia tak sadarkan diri. Seseorang membawanya ke sebuah rumah sakit dengan menggunakan mobil.
Di perjalanan, sardu sadar. Ia merasakan ada sebuah kekuatan di dalam dirinnya. Ia melompat ke udara menembus atap mobil. Ia berlari pulang ke rumahnya.
Sesampainya di rumah, ia melihat beberapa orang sedang menjambak rambut ibunya.
'Di mana Sardu?!" tanya orang yang menjambak rambut ibunya
"Aku tidak tahu."
"Kau jangan coba-coba menyembunyikan Sardu. Di mana Sardu?!"
"Aku di sini," kata Sardu tenang.
Orang-orang itu membalikkan badannya menghadap Sardu.
Laki-laki itu melepaskan jambakkannya. Ia berjalan mendekati Sardu.
"Kenapa kau menganiaya ibuku?" tanya Sardu.
"Memangnya kenapa? Kau keberatan?"
"Ya."
"Haa... Haa... Haa...!" tawa laki-laki itu mengejek. "Aku menganiaya ibumu karena ibumu tidak mau memberitahukan keberadaanmu."
"Bukankah ibuku sudah berkata 'tidak tahu'?"
"Ya. Kau benar. Ibumu sudah berkata tidak tahu. Itulah sebabnya aku menganiaya ibumu."
"Kalau begitu kau harus meminta maaf kepada ibuku?"
"Aku tidak mau."
"Tidak mau?"
"Kau tuli?"
"Tidak. Aku hanya ingin memastikan. Karena kau akan menyesal."
"Memangnya siapa dirimu?"
"Aku manusia listrik. Aaarrrr....
!"
Sardu mencekik leher laki-laki itu. Melihat bosnya dalam bahaya, anak buah lak-laki itu segera menyerang Sardu. Sardu menangkap tangan salah satu dari orang-orang itu yang mencoba menusuknya dengan sebuah pisau. Seketika, badan orang itu mengejang karena tangan Sardu mengandung aliran listrik.
"Aaaa.....!" Orang itu berteriak keras.
Dalam sekejap, badan orang itu menghitam karena tersengat aliran listrik bertegangan tinggi dari tangan Sardu. Asap putih mengepul dari sekujur tubuhnya. Orang itu roboh. Ia sudah tidak bernyawa lagi. Orang-orang yang hendak menyerangnya berdiri terpaku. Mereka tidak percaya dengan apa yang mereka lihat. Mereka ketakutan melihat kilatan listrik di mata Sardu.
Mereka segera mengambil langkah seribu. Sardu menembakkan sinar listrik ke salah satu dari mereka yang berlari paling belakang. Sebuah ledakan terdengar begitu sinar itu mengenai tubuh orang itu. Tubuhnya hancur berkeping-keping.
Sardu berpaling ke arah laki-laki yang ia cekik tadi.
"Jangan bunuh aku."
"Aku tidak akan membunuhmu. Aku butuh bantuanmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Palsu
RomanceBetapa bahagianya Melani ketika seorang pemuda tampan menembaknya. Namun, ia sama sekali tidak menduga jika pemuda itu ternyata hanya berpura-pura mencintainya. Pemuda itu berpura-pura mencintai Melani agar Melani menyetujui harga yang ditawarkan ol...