Baju Robot

89 1 0
                                    

Arman menghentikan mobilnya di halaman sebuah bangunan besar dan megah. Di dinding bangunan itu terdapat sebuah logo perusahaan, IRON TECH.

Seorang peremuan cantik menyambut Arman di lobi.

"Selamat datang di Iron Tech, Pak Arman," sambut wanita itu seraya mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Arman. Arman menyambut uluran tangan lembut itu.

"Mari ikut Saya," ajak wanita itu.

Arman mengikuti wanita itu. Wanita itu berhenti di depan sebuah gerbang. Gerbang itu terdiri dari dua buah daun pintu. Wanita itu mendekatkan kedua bola mata beningnya ke sebuah lubang yang berada di samping pintu gerbang. Lubang itu mengeluarkan cahaya merah. Sinar merah itu memindai kedua mata wanita itu.

"Akses diterima." Terdengar suara dari dalam lubang.

Kedua daun pintu gerbang bergeser ke kiri dan ke kanan. Mereka segera memasuki lorong di balik pintu gerbang itu. Mereka tiba di sebuah ruangan. Seorang laki-laki separuh baya sedang berdiri di tengah ruangan. Ia mengenakan jas berwarna putih. Di dalam ruangan itu, terdapat sebuah layar monitor sebesar papan tulis yang tertempel di dinding. Di sisi kiri ruangan, terdapat sebuah robot berwarna hijau.

"Selamat datang, Pak Arman. Senang bertemu dengan Anda," sambut laki-laki itu seraya menjabat tangan Arman.

"Senang bertemu dengan Anda juga," jawab Arman.

"Pak Arman, kami ingin bekerja sama dengan Anda. Kami telah berhasil menciptakan teknologi baju robot," kata laki-laki itu seraya menunjuk ke layar monitor. "Baju robot ini mampu melindungi kita dari ledakan bom dan peluru.  Baju ini dilengkapi dengan teknologi pendorong yang memungkinkan  baju robot bisa melayang di angkasa. Selain itu, baju robot ini juga dilengkapi dengan senjata. Dan yang sangat luar biasa, baju ini bisa disimpan di dalam sebuah tombol sehingga bisa digunakan di manapun dan kapanpun," jelas laki-laki itu.

Arman terpukau dengan demo yang ia lihat di layar monitor.

"Kau bisa mencobanya," kata laki-laki itu seraya menyerahkan sebuah cincin. "Kenakan cincin itu di jarimu. Kau hanya perlu mengusapnya ke kiri untuk mengenakan baju tobot itu."

Arman mengenakan cincin itu di jari manisnya. Ia mengusap cincin itu ke arah kiri. Tiba-tiba baju besi di hadapannya melebur menjadi potongan-potongan sebesar lebah. Potongan-potongan itu terbang ke arah Arman. Potongan-potongan besi itu kembali ke bentuk awalnya setelah membungkus badan Arman. Kini, Arman telah berada di dalam baju robot.

"Baju itu telah terhubung ke saraf otakmu. Baju itu akan mengikuti semua keinginanmu."

Tiba-tiba terdengar bunyi alarm. Mereka saling berpandangan. Mereka belum bisa menyimpulkan apa yang terjadi ketika terdengar sebuah ledakan di pintu gerbang.

"Kita diserang," kata laki-laki itu. "Arman, kau hadapi mereka. Kami akan menyelamatkan diri," perintah laki-laki itu seraya masuk ke dalam sebuah pesawat jet mini bersama wanita itu. Jet itu segera melesat entah ke mana. Arman tampak kebingungan. Ia tidak tahu apa yang sedang terjadi.

Sebuah robot sedang berjalan mendekatinya dan langsung menembaknya. Tampaknya robot itu ingin membunuh Arman. Kata laki-laki itu benar. Peluru yang ditembakkan robot itu tidak bisa menembus bajunya. Ia mengulurkan tangannya ke arah robot itu dengan telapak tangan terbuka. Sebuah cahaya berbentuk bulatan keluar dari tangannya dan meluncur ke arah robot. Cahaya itu meledak begitu mengenai robot itu. Robot itu terpental ke belakang. Arman maju mendekati robot itu. Ia memukul robot dengan tinjunya. Robot itu tahan terhadap pukulan. Ia tetap berdiri meski telah mendapatkan pukulan beberapa kali dari tangan besi. Robot itu membalas serangan Arman. Ia memukul bagian perut Arman. Itu adalah sebuah pukulan dengan kekuatan yang luar biasa. Arman terdorong ke belakang karena pukulan itu.

Cinta PalsuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang