Pertempuran

59 0 0
                                    

"Kapten, tawanan berusaha melarikan diri dengan salah satu pesawat kita," lapor prajurit alien.

"Aku akan membunuh mereka!" geram kapten.

Arman berhasil menerbangkan pesawat. Pesawat melayang di udara.

"Tembak pesawat itu!" teriak seorang komandan alien.

"Ciuu... Ciuuu... Ciuuu.... DUUAARR....! DUUAAARR....! DUAAARRR....!" Terdengar suara tembakan yang disusul dengan sura ledakan sinar laser begitu mengenai badan pesawat Arman.

"Mereka menembaki kita!" teriak Melani.

"Balas dengan tembakan," perintah Arman.

"Treet... treett... treett...!" Melani menembaki pasukan alien menggunakan senapan mesin pesawat. Beberapa pasukan alien terkena tembakan pesawat.

Pesawat Arman bergerak maju di bawah hujan peluru laser. Beberapa pesawat alien terbang menyusul pesawat Arman.

"Treeteettt.... teettt.... teettt...!" Pesawat-pesawat itu menembaki Pesawat Arman.

Arman berusaha menghindari tembakan-tembakan pesawat-pesawat alien dengan menerbangkan pesawat berkelok-kelok.

Melani memfokuskan pandangan pada sebuah pesawat yang mengejar tepat di belakang. Ia berhasil mengunci pesawat. Dan...

"Treteett... teett.. teettt...!" Melani menekan tombol tembak di tuas tembak.

"DUUAARRR....! Pesawat meledak terkena tembakan Melani.

"Tembakan bagus," puji Arman.

"Ya. Mereka masih bayak."

Pesawat-pesawat alien terus mengejar pesawat Arman sambil menghujani dengan tembakan. Pesawat Arman berhasil keluar dari pesawat induk. Namun, itu bukan berarti mereka aman. Mereka masih di bawah pengejaran pesawat-pesawat alien.

Beberapa pesawat alien meledak di udara terkena tembakan Melani. Arman berhasil membawa pesawat memasuki atmosfer bumi.

"Sampai kapan mereka terus mengejar kita?" keluh Melani.

"Mereka tidak akan berhenti mengejar. Terus menembak. Aku akan terbang di antara gedung untuk menghambat pengejaran."

Arman menerbangkan pesawat di sela-sela gedung. Dengan begitu, pesawat-pesawat alien harus terbang beriringan yang membuat Melani lebih mudah menghancurkan mereka.

"DUUAARR...!" Satu lagi pesawat musuh berhasil diledakkan Melani.

Melani semakin bersemangat menembaki musuh hingga satu persatu peswat musuh hancur.

"Kau penembak yang hebat," puji Arman lagi.

"Ya. Ini berkat alien itu."

"Kau ingin berterimakasih kepada alien itu?"

"Ya. Bukankah dia yang mengajariku menembak?"

"Seharusnya kau berterimakasih sejak awal. Karena kita tidak akan mungkin bertemu dengannya lagi."

Arman mendaratkan pesawat di pangkalan militer. Pangkalan tampak sunyi. Seluruh bangunan dan pesawat tempur telah hancur.

"Mereka telah melumpuhkan pertahanan kita," kata Arman menyimpulkan.

"Ya. Itu sebabnya kita tidak dihadang oleh pesawat tempur TNI AU ketika memasuki atmosfer bumi." tambah Melani.

"Kita harus segera pergi dari sini."

Arman dan Melani berjalan menyusuri kota. Namun, mereka tidak menemukan satu orangpun.

"Sepertinya penduduk kota sudah mengungsi."

"Ya. Kita harus menemukan tempat pengungsian."

Mereka berhasil menemukan tempat pengungsian di sebuah desa.

Mereka mendekati sebuah tenda pengungsian. Tenda itu dihuni oleh seorang kuarga yang terdiri dari sepasang suami istri dan kedua anaknya. Anak mereka laki-laki dan perempuan. Yang perempuan kira-kira berumur delapan tahun dan yang laki-laki berusia sekitar tiga belas tahun.

"Apa yang telah terjadi?" tanya Arman.

"Sangat mengerikan. Robot raksasa itu menghisap manusia dengan cahayaya yang keluar dari matanya," tutur laki-laki itu.

"Apakah sudah ada perlawanan dari militer?"

"Robot itu memiliki perisai yang tidak bisa ditembus oleh apapun," jawabnya sedih.

"Aku harus mencari tahu tujuan mereka melakukan penyerangan dan penangkapan besar-besaran ini."

"Kami semua merasa nyawa kami terancam karena kemungkinan besar robot-robot alien itu akan kemari."

"Melani, kamu tetap di sini. Aku akan mencari makanan."

"Kamu akan mencari makanan di mana?"

"Di kota."

"Kota telah dikuasi alien. Kau sebaiknya jangan ke sana," saran laki-laki itu.

"Kami kelaparan. Sudah dua hari kami tidak makan."

Cinta PalsuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang