Mencari Pekerjaan

253 4 0
                                    

Enam bulan menganggur membuat Melani merasa jenuh. Ia sudah mengajukan surat lamaran ke beberapa perusahaan. Namun, tidak satupun yang bersedia menerimanya bekerja. Untuk mengisi waktu, Melani berjualan jamu keliling.

"Kamu dapat resep dari mana?" tanya Desi ketika ia main ke rumah Melani di minggu pagi yang cerah.

"Dari internet. Jaman sekarang serba mudah. Mau bikin apa saja bisa. Kita tinggal mencari di internet. Tinggal kita mau berusaha atau tidak," jelas Melani panjang lebar.

"Lamaran pekerjaanmu tidak ada yang diterima?"

Melani menggeleng.

"Tidak," jawabnya singkat.

"Aku heran. Mengapa tidak ada satupun perusahaan yang mau menerimamu. Padahal, kamu pandai dan cantik," puji Desi.

Melani tertawa.

"Mungkin belum rejekinya. Di kantormu tidak ada lowongan?"

"Sebenarnya di kantorku ada lowongan. Tapi, untuk cleaning servis."

"Tidak masalah. Pekerjaan apapun baik yang penting halal."

"Jadi, kamu mau bekerja sebagai cleaning servis?"

"Ya. Aku mau."

"Kalau begitu siapkan surat lamarannya. Kalau sudah siap, berikan padaku. Nanti aku yang akan menyerahkannya ke kantor."

"Ya. Aku akan siapkan surat lamarannya."

Keesokan harinya, Melani segera menyiapkan surat lamaran. Ia berusaha menulis surat lamaran dengan sebagus mungkin. Di surat lamaran, ia sertakan foto terbaiknya. Setelah selesai, ia serahkan kepada Desi.

Seminggu telah berlalu. Melani belum juga mendapatkan panggilan dari kantor desi. Minggu pagi, Desi kembali main ke rumah Melani.

"Sori, Mel. Lowongannya sudah diisi orang lain," sesal Desi.

"Tidak apa-apa, Des. Toh, aku sekarang sudah berjualan jamu."

"Syukurlah. Kudo'akan semoga jualanmu laris terus."

"Amin."

Jualan Melani memang laris. Itu dikarenakan jamunya memiliki rasa yang enak selain berhasiat. Ditambah lagi Melani berparas cantik dan ramah pada setiap pembeli. Sepertinya Melani memiliki bakat berniaga.

Pada suatu hari, ketika Melani sedang berjualan jamu, Melani bertemu dengan seseorang yang sudah tidak asing. Orang itu adalah Arman, orang yang dulu pernah menghianatinya.

"Apa kabar, Mel," sapa Arman.

"Baik."

"Mel, aku minta maaf karena aku sudah menipumu."

Melani terdiam. Arman telah menipu cintanya. Itu sungguh menyakitkan. Butuh waktu beberapa bulan untuk melupakan kejadian itu. Bahkan, seandainya tidak dicegah almarhum Wagito, kehidupan Melani sudah berakhir. Dan sekarang dengan mudahnya Arman meminta maaf. 'Tidak. Aku tidak akan memafkan bajingan ini!' tekad Melani di dalam hati.

"Ya. Aku maafkan."

Mulut Melani memang tidak bisa diajak berkompromi dengan hatinya. Meski, di dalam hati melani sudah bertekad untuk tidak memafkan Arman, namun yang keluar dari mulutnya malah perkataan itu.

"Terimakasih. Sudah berapa lama kamu berjualan jamu?"

"Baru dua bulan."

"Begini. Kebetulan di kantorku ada lowongan HRD. Aku bisa membantumu untuk mengisi posisi itu," tawar Arman.

"Terimakasih. Aku lebih suka berjualan jamu."

"Kamu mau makan siang bareng?"

"Tidak. Terimakasih," tolak Melani.

"Ayolah, Mel. Aku ingin mentraktirmu untuk menebus kesalahanku," bujuk Arman.

"Maaf, aku tidak mau."

"Baiklah. Boleh aku beli jamu?"

"Tentu saja boleh. Aku 'kan berjualan. Kamu mau jamu apa?"

"Maksudmu?" tanya Arman tidak mengerti.

"Kamu mau jamu kuat atau jamu pegel linu?"

"Ooo. Jamu pegel linu. Aku 'kan belum menikah." Arman tersipu.

"Kenapa kamu lebih suka berjualan jamu dari pada menjadi HRD?"

"Aku tidak ingin terikat dan di bawah kendali orang lain."

"Jadi, kamu lebih suka berwirausaha?"

"Ya."

"Aku punya ide. Gimana kalau aku memberimu modal untuk memgembangkan usahamu?" usul Arman.

"Aku tidak mau."

"Kenapa?"

"Aku takut usahaku gagal dan tidak bisa mengembalaikan modalmu?"

"Modalku tidak perlu kamu kembalikan."

"Kenapa?"

Arman menghela nafas sebelum melanjutkan perkataanya.

"Aku ingin menebus kesalahanku. Selama ini aku dihantui perasaan bedosa karena telah menipumu," kata Arman berterus terang.

"Bukankah aku sudah memaafkanmu?"

"Itu masih belum cukup. Aku harus menebus kesalahanku."

Melani terdiam. Ia tidak menyangka Arman telah menyesali perbuatannya.

"Aku memiliki tempat yang bagus untuk membuka rumah makan. Besok kamu bisa melihat tempatnya."

"Baiklah."

"Besok aku akan menjemputmu."

Melani melanjutkan berjualan jamu karena ia belum mencapai target penjualan untuk hari ini

Cinta PalsuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang