Nafas lembut Jungkook yang mengenai kulit leher Jiseo membuat gadis itu perlahan membuka matanya. Lihatlah, mereka sudah berganti posisi yang awalnya Jiseo berasa dipelukan Jungkook namun sekarang sebaliknya. Semalam, Jungkook merengek dan membangunkan kakaknya agar ia saja yang dipeluk, bahkan sampai mengatakan bahwa Jiseo harus mengalah karena dia kakak. Ada-ada saja!
Ponsel Jungkook yang berada diatas meja berbunyi. Si pemilik masih saja asik mengarungi mimpinya sesekali menggeliat. Terpaksa, Jiseo yang harus bekerja ekstra karena letak ponsel yang cukup jauh dan berhati-hati atau kelinci paskah ini akan berubah menjadi snowball di film The Secret Life of Pets jika tidurnya diganggu.
"Hm? yeoboseyo?" sapa Jiseo setengah mengantuk.
"Ah! benar dia ketempatmu lagi," ujar seorang diseberang telepon sana.
"Ya, dia sedang tidur sekarang," jawab Jiseo.
"Suruh dia kembali jam 11 siang, noona ... hari ini kami harus ke Taipei,"
"Ck! Bangtan sangat sibuk akhir-akhir ini," kata Jiseo.
"Ya begitulah, kau juga seperti itu bukan ... bahkan di fiesta kami kau tidak datang. Kau tau, kelinci jelek itu hampir menangis,"
Jiseo terkikik geli mendengar penuturan orang yang berada diseberang telepon sana.
"Jimin-ah, benarkah seperti itu?" tanya Jiseo.
"Kapan aku bo—"
Sebelum Jiseo mendengar Jimin menyelesaikan kalimatnya, Jungkook segera menepis ponsel yang Jiseo pegang hingga jatuh ke lantai.
"Berisik," kata Jungkook. Lihat, bahkan mata kelinci itu masih terpejam.
"Kook—"
Jungkook mendekatkan tubuhnya hingga menempel pada tubuh kakaknya. Ia bahkan mengeratkan pelukannya sesekali mengusakkan kepalanya di leher Jiseo. Jam masih menunjukkan angka 7 saat itu, masih cukup banyak waktu sampai Jungkook harus berangkat ke Taipei siang ini. Tapi tetap saja, jika ia tidak bangun sekarang ia akan terlambat. Alhasil, Jiseo terpaksa membangunkan kelinci lucu yang tertidur meringkuk sambil memeluknya. Ia marah, tentu saja.
"Noona, sebentar lagi," rengeknya.
"Iya, tapi kau harus bergegas. Bukankah kau akan ke Taipei hari ini?" tanya Jiseo sembari memainkan rambut merah peach Jungkook.
"Ngghhh ...,"
Ia hanya menggeliat, tidak mau pergi seolah-olah leher Jiseo adalah sarang yang paling nyaman.
"Kookie?"
Jiseo mengusap-usap rambut Jungkook hingga bocah itu kegirangan. Ia masih memejamkan matanya tapi bibirnya menarik seulas senyum.
"Kau harus bangun dan bersiap, atau kau—"
"Tubuh noona sangat hangat, aku tidak mau kemana-mana hari ini," potong Jungkook.
"Kook—"
Jungkook menggeliat, bukannya bangun ia malah terus menyamankan posisinya. Tangannya bahkan menarik selimut putih tebal yang tadinya hanya menutup kaki mereka. Setelah itu, ia sedikit menunduk dan bersembunyi di leher Jiseo dengan hidung yang menempel di dada kakaknya. Nafas hangat Jungkook semakin terasa memburu melewati kulit Jiseo. Jika dipikir, Jiseo akan memberi waktu Jungkook 10 menit lagi sebelum kembali membangunkannya.
"Kemarilah, dasar nakal!" ujar Jiseo.
Iya, Jungkook memang nakal. Adik yang tidak tau diri itu bukan tidur. Ia sibuk menciumi dada Jiseo dan meninggalkan salivanya disana. Belum puas dengan itu, Jungkook mengusap-usap pinggang kakaknya. Ia sangat suka dengan aroma pagi yang kini melekat di tubuh Jiseo.
KAMU SEDANG MEMBACA
형제 [SIBLING] × Jungkook [BAD SERIES] [PERMANENT CLOSE!] √
FanfictionTEMPORARY CLOSE! 30 Juni 2020 20180627 Tidak banyak yang tau kehidupan Jungkook setelah ia turun dari panggung. Jungkook yang berkharisma akan berubah menjadi iblis kecil saat bertemu dengan kakak perempuannya. ⚠️Incest!20+ disclaimer Ji ©2018