"Hai, ini aku. Sekarang aku sedang berada di Tokyo. Aku ingin menonton Burn The Stage disini. Tapi aku tidak tau apakah slotnya masih ada? Jika kalian memiliki atau mengetahui slot yang kosong, bisakah kalian memberitauku melalui direct message twitterku? aku mohon. Tolong aku."
"Posting!"
Jiseo menekan keyword posting setelah mengunggah beberapa foto Jungkook pada laman Twitternya. Ia menyandarkan tubuhnya, mengawasi apakah ada yang mengirim pesan untuknya.
"Tidak ada."
Jiseo nampak kecewa, ia lantas menutup laman Twitternya kemudian beranjak ke dapur. Membuat kopi hangat sepertinya adalah ide yang bagus setelah lelah mengejar Jungkook yang tidak ada habisnya mengelilingi panggung. Terlebih lagi, ia harus berlari kesana kemari akibat ulah anak itu. Jiseo nampak menghela nafasnya, membetulkan tangtop putihnya yang mengekspose lekuk tubuhnya.
"A!"
Lengannya masih cukup sakit karena luka itu belum terlalu membaik. Jiseo menggerutu, sedalam apa ia menggoreskan mata cutter menyebalkan itu sampai ia menderita selama ini? Akhirnya, ia memutuskan untuk membawa cangkir kopi tersebut perlahan walaupun ia terkadang meletakkannya sebentar. Setelah sampai kamar, gadis itu nampak mengacak beberapa file yang sengaja ia bawa dari Korea untuk ia kerjakan. Banyak sekali pekerjaan terlantar setelah ia memilih tidak keluar sama sekali dari persembunyiannya. Tak lupa ia juga mengambil beberapa pensil warna, penghapus dan krayon kesukaannya. Jiseo selalu ingin gambarnya menjadi lebih hidup dan disukai oleh kliennya. Ia lantas membawa benda itu kemudian meletakkannya diatas meja. Indera pengelihatannya terus mengawasi netbooknya, jaga-jaga jika ada notifikasi masuk setelah ia penasaran dan kembali masuk ke akyn Twitter. Namun sayang, penantiannya selama 2 jam tidak membuahkan hasil. Apakah tidak ada slot tersisa untuk ia menonton? apakah ia harus pulang ke Korea dan menonton bersama Chaeyeon?
Jiseo nampak mengulun bibirnya, ia masih terus menggambar hingga jam menunjukkan angka 2. Ia lantar membereskan kertasnya, memasukkannya ke dalam koper kemudian menyiapkan pakaian yang akan ia gunakan. Jiseo akan kembali ke Korea pagi ini.
"Tinggal bereskan kamera dan netbook saja." katanya sambil berkacak pinggang.
Namun, saat ia memasukan kamera dan peralatannya ia melihat satu notifikasi masuk pada direct message akun Twitternya. Cepat-cepat, Jiseo memeriksanya dan benar saja ia ditawari satu slot kosong film Burn The Stage hari ini.
"Mengapa malam sekali?" ujar Jiseo ketika membaca pesannya.
Tak peduli, ia lantas membalas pesan tersebut lalu mulai bernegosiasi. Setelah sepakat untuk membayar sejumlah uang, Jiseo mendapatkan kode untuk ditukar dengan tiket fisik saat di bioskop.
"Aku bisa tidur dengan nyenyak kali ini." ia nampak senang. Keputusan menunggunya membuahkan hasil. Jiseo nampak duduk di ujung tempat tidurnya setelah mengambil beberapa peralatan untuk mengganti perban di lengannya. Setelah selesai, ia lantas tidur agar besok bisa menyelesaikan banyak hal sebelum jam 10 malam.
***
Seperti biasa, rutinitas Jiseo dimulai dengan ponselnya yang berdering keras. Siapa lagi pelakunya jika bukan kelinci menyebalkan bernama Jungkook. Terhitung sudah puluhan pesan ia kirimkan dan puluhan panggilan ia lakukan. Dengan malas, Jiseo mengangkatnya mengatakan bahwa ia baru tidur selama 2 jam. Namun, Jungkook tetaplah Jungkook. Ia memaksa kakaknya bangun dan sarapan. Jiseo menjawabnya dengan malas, ia bahkan tidur lagi saat Jungkook mematikan sambungannya walaupun Jungkook menelfonnya beberapa detik setelah mematikannya.
"Ya!"
"Berisik! kau tau aku lelah? aku bekerja semalaman!"
KAMU SEDANG MEMBACA
형제 [SIBLING] × Jungkook [BAD SERIES] [PERMANENT CLOSE!] √
FanfictionTEMPORARY CLOSE! 30 Juni 2020 20180627 Tidak banyak yang tau kehidupan Jungkook setelah ia turun dari panggung. Jungkook yang berkharisma akan berubah menjadi iblis kecil saat bertemu dengan kakak perempuannya. ⚠️Incest!20+ disclaimer Ji ©2018